Aruna dan Dzaki beserta Abizar sampai di rumah orang tua Dzaki tepat pukul tujuh malam. Setelah salat Isya, mereka langsung meluncur. Di sana, Naufal juga ada."Maaf, Bu, kami tidak sempat membeli apa pun," imbuh Aruna tersenyum kecil.Bu Nani hanya melirik sebentar sambil membawa piring besar. "Suamimu sudah lapar. Cepat hidangjan makannya." Hanya itu yang keluar dari mulut Bu Nani. Masih merasa gengsi untuk mengakui jika Aruna memang menantu terbaik."Baik, Bu." Aruna memaklumi. Mungkin sang mertua belum terbiasa berinteraksi lebih lembut, walaupun dirinya sudah lama berada di keluarga ini.Aruna menurut. Membawa satu per-satu hidangan. Abizar bersorak gembira ketika melihat ayam goreng kesukaannya. "Aku mau makan, Bu." Meminta Aruna untuk duduk di samping."Kamu mau sama Nenek, ya. Ibumu juga butuh makan yang tenang," kata Bu Nani sambil menatap Abizar.Abizar sempat diam, melirik Aruna yang tersenyum seolah mengisyaratkan untuk menurut. Akhirnya Abizar menatap Bu Nani lagi. "Iya,
Baca selengkapnya