Aruna kembali ke rumah esok harinya bersama Dzaki serta Abizar. Mereka saling meminta maaf dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi."Anggap apa yang terjadi kemarin itu adalah pelajaran paling berharga." Salah satu pesan Dzaki terhadap istrinya.Seperti pagi biasanya, Aruna mengantarkan Abizar ke sekolah, lalu berniat memulai membuka toko lagi. Kali ini Dzaki juga ikut kegiatan keponakan dan istrinya."Om, aku boleh main sama ayah tidak?" Tiba-tiba Abizar bertanya.Aruna diam, takut sekali Dzaki marah.Dzaki yang kala itu sibuk menyetir pun, menyempatkan diri melirik ke samping kiri. Melempar senyum pada Abizar, kemudian fokus lagi menyetir. "Memangnya main sama ayah itu menyenangkan, ya?" Bukannya marah, justru Dzaki bersikap tenang.Abizar yang berada di jok depan itu pun seketika antusias. "Iya, Om. Sekarang ayah sering mengelus rambut Abizar." Mata anak lelaki tersebut berbinar, penuh bahagia. Namun, bagi Aruna itu terdengar sedikit menyakitkan. Kalimat itu seolah memberikan s
Read more