Share

Landasan Rindu

"Kenapa kamu malah melerai?" Dzaki membaringkan badan Aruna di kasur setelah meninggalkan Naufal sendiri di luar.

Cantika tahu, tetapi memilih diam. Drama rumah tangga ini bukan areanya. Itu area kekuasaan Aruna dan Dzaki.

"Kak Naufal bisa mati, Mas." Aruna tak berbohong.

Dzaki duduk di tepi ranjang bagian kanan. Menatap lekat sang istri. "Kamu lebih mengkhawatirkannya dibandingkan perasaanku?"

Aruna menggelengkan kepala cepat. "Bukan itu maksudku." Aruna diam. Bimbang harus berkata seperti apa.

Dzaki menghela napas kasar. Badannya lelah. "Apa punggungmu masih terasa sakit? Biar aku panggilkan dokter." Dzaki hendak beranjak dari tempat tidur. Akan tetapi, tangan Aruna meraih lengan kiri lelaki itu. "Tidak perlu, Mas," katanya agar Dzaki tidak melanjutkan niat. "Aku cukup berbaring saja," sambungnya pelan.

Dzaki semakin menatap lekat dua bola mata perempuan yang sudah lama tidak ditemuinya. Ah, padahal baru beberapa hari. Namun, rasanya sudah hampir satu abad. "Sebaiknya kamu istirah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status