Share

Menyesal.

"Kamu pantas mendapatkan itu karena kamu bermain licik!" Bu Nani menunjuk balik Vanesha. Entah bagaimana ceritanya sampai Bu Nani tahu apa yang terjadi. "Kamu menyuruh orang untuk menjelekan nama baik anak saya. Saya rasa, siraman tadi tidak cukup untuk membalas itu!"

Dzaki langsung berdiri. Tidak menyangka kedatangan ibunya. "Ibu, hentikan." Dzaki tidak ingin sang ibu menjadi tatapan semua orang.

Vanesha mengepalkan kedua tangan di bawah. Menatap Bu Nani dan Dzaki satu per-satu.

"Hei, dengar, ya!" Telunjuk kanan Bu Nani masih berada di depan. "Saya hampir tertipu karena percaya denganmu. Wajahmu yang cantik ternyata digunakan untuk hal-hal kurang baik. Kamu tidak pantas bersama anak saya apalagi menggantikan posisi menantu saya!"

Aruna tersentak. Pertama kalinya dibela sang mertua seumur hidup. Bahkan memuji pun, Bu Nani tidak pernah. Aruna belum beranjak dari dekat pintu. Masih menyaksikan mereka dari kejauhan. Untung saja tidak ada yang datang.

"Tante pikir, saya mau jadi menant
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status