Home / Romansa / TAMU SELEPAS SUBUH / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of TAMU SELEPAS SUBUH: Chapter 141 - Chapter 150

180 Chapters

Bab 141

Bab 141Pov Dewi "Bu, bagaimana keadaan Nesya?" Ketka baru saja siuman dari pingsan, Bu Rini langsung menanyakan tentang anaknya. Sebuah hal yang sangat wajar."Yang tenang ya, Bu. Saat ini Nesya masih berada di ruang operasi, untuk mengeluarkan bayinya yang telah meninggal," jawabku.Bu Rini yang saat ini pun telah dibawa ke sebuah ruang perawatan oleh petugas, akhirnya kembali tediam. Tetapi kali ini air mata tak lagi keluar. Semoga saja dia bisa menerima semua ini."Ternyata Allah memberikan hukuman dengan sangat berat pada kesalahan yang saya buat dulu. Kini saya sadar Bu, jika kesalahan sepenuhnya tak ada pada tangan Mas Hasan saja, tetapi juga pada saya," ucap Bu Rini dengan pandangan mata kosong ke depan.Aku dan Fika kali ini kembali akan menjadi pendengar yang setia."Sudahlah, Bu. Semua kan sudah terjadi, sekarang waktunya membuka lembaran baru. Saya akan bantu untuk kembali memberikan kepercayaan diri pada Nesya." Fika ternyata langsung menimpali ucapan Bu Rini tadi itu.S
last updateLast Updated : 2023-01-12
Read more

Bab 142

Bab 142Pov Bu DewiKami bertiga sesaat saling berpandangan saat mendengarkan pertanyaan dari Nesya itu. Kali ini gadis manis itu memang lebih tenang, tetapi dia bahkan menanyakan segala hal."Kenapa kalian semua diam? Kemana perginya lelaki yang telah menghancurkan hidup kita itu? Apa dia sekarang sedang bersenang-senang dengan mainan barunya? Atau dia masuk penjara?" Suara Nesya kali terdengar sedikit bergetar.Sedikit banyak aku tahu jika gadis manis itu sedang menyimpannya rasa sedih dan kecewa saat ini. Kami tetap berdiam saat akhirnya dia kembali bertanya."Apa pertanyaanku tadi sangat berat untuk dijawab? Tenang saja, saat ini aku sudah lebih stabil kok. Bayi hasil hubungan tak selayaknya itu sudah tiada, dan aku jujur bersyukur akan hal itu. Sekarang tolong jawab dimana Pak Hasan? Apa dia juga sudah mati? Karena dia sering datang dalam mimpiku." Pertanyaan itu terus saja dilontarkan oleh Nesya.Apa iya dia memang setegar itu dan ikhlas dengan kepergian bayinya? "Dalam mimpiku
last updateLast Updated : 2023-01-12
Read more

Bab 143

Bab 143Pov DewiSeharusnya saat ini perbincangan seperti ini tak perlu terjadi lebih dulu, karena kondisi Nesya pun belum stabil. Pasti saat ini perasaan Bu Rini pun hancur sekali."Nesya. Jangan terlalu membenci ibu kamu ya. Bukankah kamu pun saat pertama hamil akan juga menitipkan bayi itu padaku? Berarti hal itu dulu ibu kamu pilih karena beliau sedang bingung, sama seperti yang kamu rasakan kemarin bukan? Kita tak bisa menghakimi keputusan orang lain, karena kita tak berada di disposisinya saat itu," ucapku dengan sabar.Tak masalah rasanya jika aku kembali mengingatkan hal itu, siapa tahu dengan begitu bisa membuka sedikit hati Nesya. Yang terus saja membatu dan terus menyalahkan sang ibu. Dalam posisi seperti ini harusnya dia pun mulai berusaha berdamai dengan segalanya. Tak selalu apa yang kita inginkan akan menjadi kenyataan bukan?"Memang benar saya kemarin sempat berpikiran untuk menitipkan bayi itu pada Tante Dewi. Tetapi itu hanya untuk sementara saja, Bukan seperti yan
last updateLast Updated : 2023-01-13
Read more

Bab 144

Bab 144Pov Dewi"Bu Rini! Tunggu!" teriakku yang terus berusaha membersamai ibunda dari Nesya itu.Kubiarkan saja Nesya tetap bersama dengan Fika di ruang perawatan itu. Aku yakin putriku itu nanti akan bisa menghandle semuanya. Sepertinya Nesya pun lebih nyaman jika hanya berbincang dengan yang sebayanya. Kini adalah tugasku untuk membuat tenang Bu Rini, kejadian yang kemarin menimpa Mas Hasan semoga saja saat ini tak terulang kembali."Tunggu, Bu! Mau kemana?" tanyaku yang akhirnya bisa meraih tangan Bu Rini.Wanita itu pun kini tetap berjalan sambil menghapus air matanya dengan kasar."Jangan seperti ini, Bu. Semua bisa dibicarakan dengan baik-baik," ucapku lagi."Sepertinya saya sudah tak kuat lagi menghadapi kenyataan yang pahit ini, Bu. Saya memang salah, benar sekali apa kata Nesya," ucapnya sambil sesenggukan.Aku pun mencoba berada di posisi Bu Rini. Cobaan seperti ini rasanya memang berat sekali bagi seorang ibu. Tetapi jika dia seperti ini, maka bagaimana dengan Nesya?Ak
last updateLast Updated : 2023-01-13
Read more

Bab 145

Bab 145Pov Dewi Baru kali ini kami sempat berbicara empat mata begini, sejak pertama kali dia datang ke rumah kami dulu. Saat ini aku pun siap mendengarkan banyak cerita dia, toh sepertinya Nesya pun akan berbuat yang nekat kali ini, karena pasti dia sedang lemas karena pasca operasi itu."Saya tahu jika Bu Rini adalah seorang wanita yang hebat!" ucapku berusaha untuk memberikan semangat."Tidak Bu Dewi anda salah. Saya bukan orang yang hebat, buktinya hidup saya hancur hingga saat ini. Kebahagiaan yang hakiki belum pernah saya dapatkan. Tetapi saat itu saya memang terus optimis dan berusaha keras untuk bekerja dan menahan rasa kangen pada Nesya. Setiap bulan saya mengirimkan uang untuk biaya hidup dan sekolah Nesya, meski dia tinggal di panti terapi saya tak ingin dia merasa kekurangan," tukas Bu Rini yang saat ini telah berhenti menangis.Kali ini aku hanya mengangguk saja dan sembari tersenyum. Perjuangan Bu Rini memang pasti bukan sebuah perjuangan yang mudah. Apalagi dia adala
last updateLast Updated : 2023-01-14
Read more

Bab 146

Bab 146Pov Author Rini dan Dewi bercerita banyak sore itu, sejenak mereka melupakan tentang Nesya. Karena memang Dewi memastikan jika Nesya akan aman di tangan Fika. Sama-sama pernah disakiti oleh Hasan, membuat keduanya kini merasa dekat. "Bu Rini yang sabar ya. Saya yakin jika Nesya pasti akan bisa menerima kok. Hanya memang semua butuh waktu saja. Ditambah kemarin dengan tragedi Mas Hasan itu saat ini malah membuat dia makin shock," ucap Dewi mencoba membantu memecahkan masalah Rini."Semoga bisa begitu ya, Bu. Hanya Nesya satu-satunya yang saya miliki di dunia ini. Sepertinya memang ini adalah jalan terbaik yang Tuhan berikan. Meski memang terasa sakit sebenarnya, kepergian Mas Hasan dan juga bayi itu, seperti menghapus jejak masa lalu itu. Saya akan berusaha membuka lembaran baru nanti dengan Nesya," ucap Rini penuh harap.Di usianya yang sudah setengah baya, tentu dia hanya ingin menemani putrinya saja. Setelah kehilangan waktu berharga yang dua puluh tahun lamanya itu."Saya
last updateLast Updated : 2023-01-14
Read more

Bab 147

Bab 147Pov Author Sontak ucapan Nesya itu membuat Rini dan Dewi saling berhadapan. Karena tadi memang asyik berbincang hingga lupa jika Nesya belum tahu jika Pak Hasan sudah meninggal dunia. Karena bingung juga harus berkata apa, Fika pun jadi celingukan.Berpura tak mendengar apa yang dikatakan oleh putrinya itu, Bu Rini pun mendekat ke ranjang."Kamu sudah merasa lebih enakan, Nes?" tanya Bu Rini dengan sangat hati-hati, saat ini sebenarnya dia juga ingin mengalihkan pembicaraan itu. Karena menurutnya saat ini belum pas waktunya, dia takut malah nanti Nesya akan kembali akan shock.Nesya mengangguk dan berusaha memberikan senyum terbaik untuk sang ibu. Senyuman pertama yang dia berikan setelah tak bertemu selama hampir dua puluh tahun. Obrolan dengan Fika tadi benar-benar sudah membuka hatinya. Pandangannya yang tadi buruk pun mulai berubah, dia mencoba mengerti alasan sang ibu dulu menaruhnya di panti asuhan."Maafkan sikap aku yang kemarin ya Bu. Aku seperti itu sesungguhnya kar
last updateLast Updated : 2023-01-14
Read more

Bab 148

Bab 148Pov Author Nesya sungguh tak menyangka jika Pak Hasan akan pergi sebegitu cepat, padahal masih banyak hal yang ingin dia perbincangkan dengan lelaki yang sebenernya sampai saat ini masih saja ada di dalam hatinya. Meski telah mengetahui jika Pak Hasan adalah ayah kandungnya, entah mengapa Nesya belum bisa menghapus rasa cinta itu."Ayah tak boleh mati dulu! Masih banyak hal yang ingin aku perbincangkan dengan dia. Dia pun harus mengganti masa dua puluh tahun yang hilang dulu. Aku ingin merasakan bagaimana memiliki seorang Ayah!" Nesya semakin menangis sesenggukan saat itu.Bu Dewi, Bu Rini dan juga Fika bergantian membuat gadis manis itu mengerti. "Kalau begitu, ketika aku sudah bisa keluar dari sini. Ajaklah aku ke makan Ayah. Banyak hal yang ingin aku katakan," tukas Nesya akhirnya yang membuat semuanya menjadi lega.Meski kita menangis atau berusaha seperti apa pun. Tak akan pernah ada yang bisa mengembalikan orang yang sudah mati. Mau Tak mau Nesya pun harus mengikhlaska
last updateLast Updated : 2023-01-15
Read more

Bab 149

Bab 149Pov Dewi Selepas Subuh, kami pun langsung berangkat menuju ke rumah Pak Supar. Tak lupa saat ini aku mengajak Bi Nur untuk membantu menjaga Lio. Anggap saja ini sekalian untuk refreshing, hehehe. Meski mungkin ini tak begitu pantas mengingat Mas Hasan baru saja meninggal dunia.Kepergian lelaki itu memang meninggalkan duka, tetapi juga tak dipungkiri jika kepergiannya membuatku sedikit tenang. Tak akan ada lagi kekacauan yang akan dia lakukan. Sepak terjangnya sebagai seorang playboy kelas kakap kini pun telah usai.Kedatangan Pak Edi semalam membuka mataku, jika mungkin saja akan banyak pekerja yang menagih hak nya seperti kemarin.Jika Mas Hasan bisa menipu kami para wanita dengan mudahnya, bukan tak mungkin dia pun akan menipu orang lain untuk mendapatkan apa yang dia mau. Pada kenyataannya, ketika dia mendekati seorang wanita kan dia juga membagikan banyak materi yang berlimpah. Bisa saja kan ada hak orang lain disana?Oleh karena itu aku pun telah berjanji sendiri dalam
last updateLast Updated : 2023-01-15
Read more

Bab 150

Bab 150Pov Bu Dewi Waktu berjalan terasa begitu cepat, malam ini kami mengadakan acara kirim doa tujuh harinya Mas Hasan. Entah mengapa rasa kehilangan dalam diriku ini seperti sudah tidak ada sama sekali. Aku sudah bisa melupakan dia, mungkin karena kesakitan yang terus dia berikan menjelang akhir hidupnya itu. Hingga aku pun merasa sangat nyaman sekali tanpa dia.Urusan dengan keluarga Adelia sudah selesai. Saat aku beberapa hari yang lalu bertandang ke rumahnya, Pak Supar hanya meminta agar kami lebih sering mengajak Lio datang kesana, untuk menemui saudaranya. Sedangkan rencananya Pak Supar akan bekerja di luar negeri menjadi seorang TKI. Si sulung nanti akan dirawat oleh tantenya.Sebenarnya sih aku kurang setuju dengan pilihan Pak Supar itu. Si Aura saat ini seorang piatu, yang dia punya hanya sang Ayah, seharusnya Pak Supar melimpahkan banyak kasih sayang padanya. Tetapi siapa aku? Tak mungkin aku akan mencegah pilihan orang lain. Hanya bisa berdoa saja semoga semua yang dia
last updateLast Updated : 2023-01-16
Read more
PREV
1
...
131415161718
DMCA.com Protection Status