Share

Bab 145

Bab 145

Pov Dewi

Baru kali ini kami sempat berbicara empat mata begini, sejak pertama kali dia datang ke rumah kami dulu. Saat ini aku pun siap mendengarkan banyak cerita dia, toh sepertinya Nesya pun akan berbuat yang nekat kali ini, karena pasti dia sedang lemas karena pasca operasi itu.

"Saya tahu jika Bu Rini adalah seorang wanita yang hebat!" ucapku berusaha untuk memberikan semangat.

"Tidak Bu Dewi anda salah. Saya bukan orang yang hebat, buktinya hidup saya hancur hingga saat ini. Kebahagiaan yang hakiki belum pernah saya dapatkan. Tetapi saat itu saya memang terus optimis dan berusaha keras untuk bekerja dan menahan rasa kangen pada Nesya. Setiap bulan saya mengirimkan uang untuk biaya hidup dan sekolah Nesya, meski dia tinggal di panti terapi saya tak ingin dia merasa kekurangan," tukas Bu Rini yang saat ini telah berhenti menangis.

Kali ini aku hanya mengangguk saja dan sembari tersenyum. Perjuangan Bu Rini memang pasti bukan sebuah perjuangan yang mudah. Apalagi dia adala
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status