"Maaf, ya, Mas. Kalau malam ini sepertinya gak bisa. Aku udah janji mau nemenin Ilham. Soalnya hari ini dia ulang tahun." Aku berusaha menolak. Apalagi alasanku memang benar. "Ilham ulang tahun? Kenapa gak bilang? Kalau tahu kan bisa beli hadiah buat dia," timpal Mas Ryan. "Gak ada perayaan apa-apa, kok, Mas. Ulang tahun Ilham memang tidak pernah dirayakan.""Gak apa-apa. Nanti aku cari hadiahnya di jalan sambil pulang, ya," kukuh Mas Ryan. "Gak usah repot-repot, Mas," cegahku tak enak. "Gak repot. Cuma hadiah kecil doang. Lagipula, aku juga kangen sama Nisya. Udah beberapa hari ini belum ketemu dia sama sekali." Raut wajah Mas Ryan berupa nelangsa. Kentara sekali dia sedang merindukan putrinya itu. "Baiklah kalau tidak merepotkan," timpalku akhirnya. Mungkin dengan melihat kebahagiaan Ilham, bisa sedikit mengobati kerinduan Mas Ryan pada putrinya. "Aku duluan, ya. Buru-buru," lanjutku sambil menaiki motor. Mas Ryan belum beranjak dari tempatnya sampai aku benar-benar meleset pe
Terakhir Diperbarui : 2023-01-01 Baca selengkapnya