Share

Bab 47b

"Emang kenapa, sih? Tibang cuma ngajakin makan malam doang. Udah gitu aku tolak. Kamu yang heboh. Heran deh." Aku sedikit mendelik.

"Ra, yang namanya cowok, kalau ngajakin jalan atau makan berdua gitu, itu tandanya ada apa-apanya. Ada maunya," tebak Hanan.

"Enggak gitu. Dia cuma mau ngajak ngerayain kesuksesan meeting tadi siang." Aku berusaha membantah. Lalu aku pun menceritakan pengalaman presentasi tadi siang dengan sumringah.

"Itu tuh memang keahlian kamu dari dulu. Tapi ngerayainnya gak perlu pake acara makan malam berdua juga kali. Kecuali rame-rame sama teman kantor." Hanan semakin sewot.

"Udah deh, gak perlu dibahas. Makan malamnya juga udah aku tolak."

"Bagus itu. Kalau lain kali ngajakin lagi, tolak lagi. Jangan mau dianggap gampangan. Belum ada ikatan apa-apa udah mau diajak ke sana ke mari. Apalagi malam-malam." Dia mendadak berceramah. Udah kayak ustad aja.

"Baik, Pak ustad," candaku tersenyum lebar.

"Malah disangka bercanda. Aku serius nih."

"Iya iya. Aku juga seri
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status