Share

Bab 50a

Setelah memikirkannya beberapa saat, akhirnya kepalaku mengangguk juga.

"Apa itu artinya iya?" Mas Ryan malah kembali bertanya. Padahal jelas-jelas aku sudah mengangguk.

"Iya, Pak," jawabku.

Senyum di bibir Mas Ryan mendadak terbit. Matanya pun nampak berbinar.

"Baiklah. Nanti kita berangkat setelah solat magrib, ya," timpalnya.

Aku mengangguk lagi tanda setuju. Mas Ryan pun langsung berbalik dan keluar dari area pantry.

"Cie cie." Mbak Lina tersenyum lebar menggodaku.

"Apaan sih, Mbak? Jangan berpikir yang macam-macam ya. Aku menerima tawaran Pak Ryan itu karena dia tetanggaku. Soalnya kalau berangkat sendirian aku memang takut. Ngeri. Apalagi kalau pulangnya sampai malam. Hih." Aku bergidik.

"Iya iya. Aku percaya. Tapi aku yakin deh, Pak Ryan itu suka sama kamu. Emang kamu gak ngerasa ya?" Mbak Lina mendekat. Bicaranya pelan seolah takut ada yang mendengar.

"Masa sih? Perasaan Mbak aja kali. Aku kan tadi udah bilang, ini tuh karena kita tetanggaan." Aku mencoba menyangkal.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status