Share

Bab 49a

Sampai di pantry, aku langsung terduduk sambil menangis terisak. Rasa haru dan bahagia yang membuncah, membuatku bingung untuk mengekspresikannya. Hingga hanya air mata yang terus berduyun menuruni pipi.

"Ra, kamu kenapa? Semuanya baik-baik saja, kan?" Mbak Lina duduk di sampingku. Ia mengusap pundakku pelan.

Aku menoleh. Menatapnya sebentar, lalu memeluk tubuhnya. Tangan Mbak Lina terasa mengusap-usap punggungku.

"Katakan ada apa, Ra? Apa yang dikatakan Pak Ryan sampai kamu menangis seperti ini?" Mbak Lina kembali bertanya saat aku melepas pelukan.

Aku menarik napas panjang sejenak. Kemudian mengusap kedua pipi yang masih basah akibat jejak jatuhnya air mata. "Aku diangkat jadi marketing kantor, Mbak," kataku antusias.

"Serius, Ra?"

Aku mengangguk cepat.

"Alhamdulillah. Selamat, ya. Aku tau kamu wanita yang hebat. Kamu juga sebenarnya pintar. Aku ikut senang meskipun juga sedih karena harus kehilangan partner kerja sepertimu." Wajah Mbak Lina berubah sedikit murung.

"Mbak jan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status