Melihat kedekatan Fara dengan Hanan, entah kenapa dadaku terasa sesak. Mata memanas dengan cairan bening yang berdesakan ingin ditumpahkan. Aku menggigit bibir kuat-kuat, menahan agar buliran itu tak sampai menetes. Bukankah ini yang aku inginkan? Fara mendapatkan laki-laki sebaik Hanan. Tapi kenapa justru hatiku kesakitan?Langkah kakiku terhenti saat tangan mungil Ilham yang dari tadi dituntun, tiba-tiba tak ikut bergerak. Aku menoleh. "Kenapa, Sayang?" tanyaku sambil menahan suara agar tak bergetar. "Kenapa kita balik lagi? Kata Bunda kita mau ke pantai?" "Kita ke hotel aja, ya. Di sini anginnya kencang," jawabku. "Yah ... padahal kan Ilham mau lihat laut. Mau main pasir." Ilham menunduk pilu. "Besok pagi kan kita bisa main pasir, main air. Kalau sekarang sudah sore." Aku mencoba memberi pengertian. "Iya, deh," jawab Ilham diakhiri embusan napas berat. Baru saja kami akan melanjutkan langkah, tiba-tiba sebuah suara terdengar. "Ya ampun, Ra. Baru aja aku mau nyusulin kamu. T
Last Updated : 2023-01-10 Read more