Pria yang katanya ingin mampir mengambil dompetnya itu duduk di teras rumah. Dia tidak membawa kendaraannya. Ah, tentu tidak, karena SIM dan kartu identitasnya ada di dompet.Agam tidak sabar turun dari motor. Langkah kecilnya berlari menerjang Riswan yang bersiap menangkapnya. Untuk kesekian kali, kulihat putraku tertawa lepas bersama pria kaya itu."Terpesona ya, Mbak? Wajar sih, orangnya baik, ganteng, tajir, murah senyum, penyayang sama anak kecil juga. Kurang apa lagi coba?" bisik Tita. Aku hampir lupa, gadis cerewet yang satu ini, sekutu barunya Riswan.Memutar bola mata jengah, aku berlalu saja masuk ke rumah. Kubiarkan mereka bertiga sibuk sendiri ingin membuat ayunan. Agam kalau sudah dijanji, benar-benar mirip penagih utang. Dia akan mengingatnya terus sampai hal itu terpenuhi. Kalau dipikir-pikir, itu ajaran dan kebiasaan dari Kemal yang suka menjanjikan sesuatu padanya.Saat aku keluar membawa teh dan camilan, mereka juga sudah selesai membuat ayunan. Di bawah pohon mangga
Read more