Kuhapus air mata dan menggendong Agam yang murung. "Saya kehilangan dompet, tiket dan ponsel saya, Bu. Pouch dalam tas saya, entah sejak kapan hilangnya. Padahal tadi, saya sempat belanja di outlet yang ada di sana, semuanya masih ada," terangku menunjuk ke arah sebuah outlet menyerupai minimarket. "Mari ikut saya, kita cek dulu dari cctv," ajaknya seakan menumbuhkan harapan. Kulihat Agam menoleh ke belakang, tepatnya ke arah gate yang kukatakan akan menjadi pintu kami ke pesawat. Meski tak mengatakan, kutahu ia sedih dan kecewa karena kami malah menjauhi tempat itu. Aku hanya berharap kartu ATM milikku tidak hilang. Bisa saja, karena memegang kartu seperti itu harus menarik uangnya di ATM yang sudah pasti memiliki cctv. Itupun kalau pelakunya tahu kode akses kartuku. Dengan setitik harapan itu aku berharap bisa kembali memesan tiket. Kalau tidak cukup, setidaknya aku bisa memberi Agam makan dan bisa sewa kamar dulu untuk malam ini. Baru setelah itu menghubungi Kemal dan mencari
Read more