Beranda / Romansa / Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami / Part 42 Bertemu Istri Mantan

Share

Part 42 Bertemu Istri Mantan

Penulis: Rat!hka saja
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-01 17:20:15
Tahun berganti dan musim pun demikian. Kini matahari sudah sering terik. Aktivitas orang-orang yang dulunya hanya di rumah saja, kini sudah perlahan kembali. Meski perlahan, namun tempat-tempat umum sudah mulai ramai. Hanya saja memiliki batas waktu.

"Mbak, aku mau ngomong," ujar Kemal setelah Agam beranjak ke dapur ikut neneknya.

"Memangnya ada apa?" Rasa penasaranku bertambah karena dia hanya diam saja menggaruk kepalanya.

Aku pura-pura hendak beranjak dan dia terkesiap. "Mbak, ini penting!"

"Makanya cepat bilang! Mbak mau siap-siap buka warung," desakku.

"Gini Mbak, waktu daftar kuliah dua tahun lalu kan aku dapat beasiswa. Beasiswanya itu dari Pradipta Foundation, anak perusahaan Pradipta Group," ujar Kemal dan aku mengangguk.

Perusahaan sebesar itu membiayai kuliahnya. Pantas saja, laptop dan ponsel pun diberikan sebagai fasilitas belajar. Dia bahkan pernah bilang jika uang sakunya akan bertambah jika IPK penerima beasiswa itu juga meningkat.

"Terus?"

"Aku salah satu dari
Rat!hka saja

Siapa yang punya jampi-jampi untuk menyadarkan nenek sihir itu? Jangan tanya kapan Risa ketemu mantan ibu mertuanya lagi, nanti akan ada partnya khusus. See you next part!

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 43 Bergerak Cepat

    “Apa Tuan Hendrawan mengetahui hubungan terlarang antara istri dan ayahnya sendiri?” tanyaku. Bukan hanya Devi yang terkejut, Kemal pun sama. Pemuda itu terperangah lalu menutup mulut dengan telapak tangannya. Kepalanya menggeleng, dia mungkin tidak percaya. Ah, tunggu saja sampai ibunya sendiri yang membenarkan. “Ka-kamu sudah tahu?” “Sejak kapan, Mbak Risa tahu? Kok tidak bilang sama aku?” Kuangguki pertanyaan Devi lalu menoleh menatap Kemal. “Karena itu aib.” “Aku ingin tahu satu hal. Apa itu alasanmu ngotot cerai dengan Mas Adi?” tanya Devi. Aku menghela napas. Tidak memuaskan rasa ingin tahunya hanya akan membuat Devi semakin penasaran denganku. Jujur saja, aku tidak nyaman dengan kehadirannya. Jangan sampai dia ngotot kembali ke sini bersama Aditya. Kuceritakan kejadian setelah dia datang pertama kali ke rumah dan pertengkaranku dengan Aditya. Aku yang masuk rumah sakit dan mendengar mantan ibu mertuaku berbincang via telpon dengan ayah mertuanya sendiri. Sejak saat itu

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-02
  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 44 Dompet Tiket Dicopet

    Mengikuti saran Kemal, akhirnya aku mengalah. Kasihan Agam jika sampai mabuk kapal dan berdesakan. Pagi ini Kemal dan Ibu Umairah berangkat lebih dulu dengan naik kapal. Jika perjalanan lancar, perjalanan dari Surabaya ke Samarinda dengan jalur laut ditempuh kurang dari 30 jam. Sementara aku dan Agam tinggal di wisma dekat bandara untuk sehari semalam. Besok kami akan berangkat dengan naik pesawat. Perjalanan dua hari semalam memang jauh berbeda dengan penerbangan yang hanya menempuh waktu kurang dari dua jam saja. Ini kali pertama aku akan naik pesawat, rasanya berdebar sekaligus takut. "Agam bobo yuk! Besok kita mau naik pesawat, susul Nenek Uma sama Om Kemal," ajakku agar dia mau berhenti menonton kartun di ponsel. Kutahu dia bosan dan sudah merindukan Kemal."Om Kemal cama Nenek Uma peldi jauh?" tanya Agam ketika aku memeluknya.Kuusap punggungnya sambil sesekali menepuk bokongnya. "Iya, kita juga mau ke sana. Tapi … terbang naik pesawat. Sekarang, Agam bobo dulu. Tadi kan Om Kem

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-07
  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 45 Putraku Lapar Kubilang Sabar

    Kuhapus air mata dan menggendong Agam yang murung. "Saya kehilangan dompet, tiket dan ponsel saya, Bu. Pouch dalam tas saya, entah sejak kapan hilangnya. Padahal tadi, saya sempat belanja di outlet yang ada di sana, semuanya masih ada," terangku menunjuk ke arah sebuah outlet menyerupai minimarket. "Mari ikut saya, kita cek dulu dari cctv," ajaknya seakan menumbuhkan harapan. Kulihat Agam menoleh ke belakang, tepatnya ke arah gate yang kukatakan akan menjadi pintu kami ke pesawat. Meski tak mengatakan, kutahu ia sedih dan kecewa karena kami malah menjauhi tempat itu. Aku hanya berharap kartu ATM milikku tidak hilang. Bisa saja, karena memegang kartu seperti itu harus menarik uangnya di ATM yang sudah pasti memiliki cctv. Itupun kalau pelakunya tahu kode akses kartuku. Dengan setitik harapan itu aku berharap bisa kembali memesan tiket. Kalau tidak cukup, setidaknya aku bisa memberi Agam makan dan bisa sewa kamar dulu untuk malam ini. Baru setelah itu menghubungi Kemal dan mencari

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-09
  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 46 Ditraktir Om Baik

    Mas Adi pernah mengajakku makan di restoran, tapi tidak semewah restoran ini. Interior dan fasilitas restoran ini sangat mewah padahal resto ini hanya resto cabang. Tanganku gemetar membuka buku menu. Benar saja dugaanku, nominalnya membuat kakiku gemetar. Seporsi makanan di sini bisa untuk biaya makan kami berdua sepekan. Aroma lezat dari meja sebelah membuatku menelan saliva. Perutku meronta tanpa bisa kucegah. Seingatku di dompet hanya ada uang sekitar tujuh ratus ribu rupiah. Jika kupesan seporsi berdua dengan putraku sambil menyuapinya mungkin akan habis dua ratus ribu rupiah. Itu pun … kalau dompetku kembali. "Apa putra Anda memiliki alergi? Setidaknya dia menikmati makanannya tanpa resiko," tanyanya. Aku hampir lupa hal itu dan sibuk memikirkan biaya makanan kami. "Udang." "Iya Om. Tananku datal-datal, melah-melah talau matan udan. Aku tan cuka banet," kata Agam seolah sedang melaporkan kondisinya pada dokter. Kembali mengingatkanku pada mantan yang mewariskan alergi itu.

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-10
  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 47 Pinjaman Sejuta Tanpa Nota

    Keduanya terkejut lalu saling lirik. Pria itu mengusap kepala Agam lalu memperbaiki posisinya di gendongannya. Tatapanku menuntut jawaban karena ia hendak mengajak Agam ikut serta dengannya. Apa ini hanya trik yang sengaja dilakukannya sebelum membawa pergi putraku? Sengaja menyogokku dengan makanan enak, begitukah? Wajahnya yang bersahaja dan senyum tulusnya itu bisa saja hanya kepura-puraan."Pipis Ibu." Agam menjawab dan pria itu mengangguk.Aku jadi malu sendiri seperti orang yang takut ditinggal. Suaraku tadi pasti cukup keras sampai beberapa orang menoleh. Aku benar-benar ingin kabur dari sini."Lanjutkan lagi, minumannya belum habis. Itu juga cemilannya tolong bantu dihabiskan. Tadi sengaja Agam sisihkan, katanya untuk ibunya juga. Boleh saya minta kembali, saya harus bayar makanan kita di kasir," ujarnya dan aku tersadar.Kuulurkan dompetnya dari saku celanaku. Rasanya aku seperti tersengat listrik saat jarinya juga menyentuh jariku. Ada apa denganku?"Tunggu di sini, jangan k

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-11
  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 48 Mengambil Langkah

    "Begini saja, kalau suatu saat kita bertemu lagi, Anda bisa mengembalikannya. Saya ikhlas membantu, kalian baru saja dicopet dan tidak punya uang pegangan sama sekali. Ini bukan untuk Anda, tapi untuk putra Anda," ucapnya yang membuat pipiku basah karena air mata.Ucapannya itu benar adanya. Aku sama sekali tidak punya uang. Ada sedikit, hanya delapan ribu rupiah. Malam ini kami bahkan tidak tahu akan tidur di mana karena semua uangku raib."Saya tahu ucapan saya tadi mungkin menyinggung harga diri Anda, tapi sungguh, saya tidak bermaksud demikian." Kata-katanya lugas tanpa menindas. Tak ada nada menghina dari suaranya yang ramah. Pun demikian dengan tatapan dan raut wajahnya yang tenang dan bersahaja. Ia kembali tersenyum, tepatnya tersenyum untuk Agam.Haruskah aku mengambilnya? Aku malu tapi butuh. Jika aku menerima, apakah dia akan meminta balasan yang aneh-aneh? Bisa saja dia orang jahat yang berpura-pura jadi penolong."Saya sebentar lagi akan terbang ke pulau lain. Saya bukan p

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-11
  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 49 Bertemu Sepupu Ipar

    Pagi bersambut dan kuharap ketenangan baru akan kujemput. Aku dan Agam baru saja selesai makan bubur ayam. Tadinya ingin membeli nasi bungkus, tapi aku tidak begitu yakin apakah Agam suka dengan lauknya.Celotehannya menjadi nyanyian pagi yang menepis pilu. Meninggalkan penginapan yang kami sewa semalam, sekarang kami duduk di atas becak motor. Jarak penginapan itu hanya sekitar setengah kilometer dari stasiun keberangkatan.Semalam pemilik penginapan berbaik hati membantuku memesan tiket kapal. Dia juga menyarankan untuk membeli ponsel communicator lipat saat kukatakan aku tidak bisa memesan tiket via ponsel karena ponselku hilang. Walau hanya ponsel second seharga seratus ribu rupiah, nyatanya cukup berguna. Sekarang aku sedikit lega karena bisa menghubungi Kemal dan Ibu Uma nanti."Ibu, nda bica telpon Om Kemal?" tanya Agam yang sedang mengemut kue beruangnya sambil melirik ponsel kecil di tanganku."Sudah bisa, tapi … kalau Agam telpon, cuma bisa dengar suaranya. Agam tidak bisa li

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-11
  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 50 Memulai Kembali

    Sehari semalam berada di atas kapal, kini daratan Pulau Sulawesi itu mulai terlihat. Semalaman aku terjaga memangku dan memeluk Agam. Rasa kantuk yang tadinya begitu berat seakan sirna mendengar awak kapal mengumumkan jika kurang dari sejam lagi kami akan berlabuh.Senyumku merekah melihat layar ponsel kecilku menampilkan nama Kemal. Keterbatasan jaringan seluler membuat kami hanya bisa bertukar pesan. Panggilan telpon seringkali terputus, kadang pula hanya bunyi kresek yang terdengar. Penumpang kapal lain menyarankanku untuk ke dek kapal, tapi aku takut. Selain takut jatuh ke laut, aku takut kalau sampai dicopet lagi. Meski tergembok, aku juga takut ada yang mengutak-atik koperku."Halo, assalamualaikum, Mbak. Sekarang Mbak ada di mana?" tanya Kemal."Waalaikumusalam. Masih di kapal, Kemal. Sebentar lagi kapalnya mau berlabuh. Habis ini aku mau cari kos-kosan sekitar kampus. Di sana pasti ramai dan banyak pilihan tempat yang terjangkau. Kamu tidak perlu kirimkan uang buat beli tiket

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-17

Bab terbaru

  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 103 Panggilan Ayah

    Setelah dua hari menikmati liburan di pulau, kami kembali ke Makassar. Keesokan harinya, aku dan Agam menemani Aditya membeli oleh-oleh. Mantan suamiku itu awalnya terkejut, namun ketika kulirik Agam, dia pun paham.Aditya begitu tersentuh ketika Agam mengatakan jika uang celengannya masih sedikit. Uangnya tidak akan cukup untuk membeli dua pasang baju. Jadilah dia hanya memilih dua bando karena menolak saat aku menawarkan untuk menambahkan uangnya.Sepulang dari pulau, Agam juga ikut menginap bersama Aditya. Dia juga sengaja memintakan izin untuk tidak masuk sekolah selama dua hari. Hari Selasa sore, Aditya datang bersama Riswan dan Agam. Sore ini kami akan mengantar Aditya ke bandara. Dengan mata kepalaku sendiri, kulihat keakraban dua pria itu."Agam ingat waktu ketemu Om Liswan di bandala dulu. Agam nda jadi naik pesawat. Agam sama ibu naik kapal laut," ujar Agam ketika kami mampir di sebuah kafe bandara."In sya Allah kalau kita ke Surabaya, Agam akan naik pesawat. Bukannya Agam

  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 102 Taktik Licik Tapi Manis

    Kualihkan pandanganku ke arah laut. Kilau indah di permukaan air sana mempesona. Tak lama lagi, akan terlihat matahari tenggelam yang tak kalah indahnya."Kau benar. Selama ini aku selalu terhasut kata-kata ibuku. Ayah bahkan pergi meninggalkan kami setelah tahu perselingkuhan ibu dan kakek. Sama seperti yang kau lakukan dulu." Dia meliriku.Aku tidak menampik maupun mengakuinya dengan lidahku. Kuyakin dia sudah menyadarinya. "Kini aku mengerti mengapa sejak kembali dari rumah sakit, kau tidak pernah menunjukkan sopan santun lagi pada kakek." Kubalas tatapannya dengan anggukan pelan. Aku akui jika sudah lama mengetahuinya. Alasan itulah yang membuatku berani membawa anakku jauh dari orang-orang seperti mereka. Lingkungan yang rusak tidak akan baik untuk anakku.Aku bukannya tidak berharap mereka bisa berubah. Hanya saja aku sadar, itu hal yang sulit. Aku tahu, aku tidak memiliki kemampuan untuk membuat mereka bertobat."Devi juga sama. Sejak dia melihatnya, dia mulai mengacuhkan ibu.

  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 101 Ajakan Riswan

    Pertanyaannya malam itu kini terjawab sudah. Setelah menjelaskan tentang janjinya pada Agam, Riswan menunjukkan foto di layar ponselnya. Aku dan Aditya akhirnya mengangguk setuju dengan ajakannya. Akhir pekan ini terasa berbeda. Aku dan Aditya pun sama-sama menepis ego. Apalagi alasannya jika bukan demi Agam. Ketika Aditya menelpon Agam, mengatakan jika Riswan mengajak mereka ke pantai, Agam langsung mau ikut. Aditya memintanya mengajakku seolah-olah aku tidak tahu. Ketika aku setuju, Agam tampak begitu bahagia. Begitu juga halnya dengan Tita.Sama seperti Agam, gadis itu juga sibuk packing. Katanya, di sana dia akan membuat banyak foto dengan beberapa outfit yang khusus dibawanya. Tidak ketinggalan si Moi. Omong-omong, itu nama kameranya.Di atas kapal yang menampung lebih dari 20 orang, aku duduk menikmati angin laut. Aroma khas air laut yang terbawa akan jadi satu kenangan untukku. Ini pertama kalinya aku naik kapal seperti ini. Dulu saat kabur, aku dan Agam naik kapal yang lebih

  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 100 Mengalah Bukan Berarti Kalah

    'Rawatlah ikhlas dalam hatimu, biarkan seorang ayah bertemu putra kandungnya. Mungkin setelah itu … kamu tidak akan lagi hawatir dengan kemungkinan-kemungkinan yang selama ini membayangimu. Termasuk dengan kemungkinan perasaanmu yang akan kembali terluka.'Aku sudah melakukan seperti sarannya. Aku ikhlas dan mengizinkan Aditya bertemu dengan Agam, bahkan keluarganya pun ikut datang. Namun balasan yang kuterima adalah rasa sakit. Dia malah datang membawa niatan baru untuk rujuk. Membuatku seperti wanita penggoda suami orang. Dia bodoh atau bagaimana? Bagaimana bisa dia berpikir aku mau menelan luka?'Memang tidak mudah, mungkin juga akan menyakitkan. Cobalah, mungkin sakitnya hanya sebentar, karena yang saya tahu … setiap rasa sakit selalu ada obatnya. Obat yang paling ampuh adalah … memaafkan.' Lagi-lagi kalimat yang pernah dituturkan Riswan terngiang. Benarkah rasa sakitnya hanya sebentar? Sebentar itu … berapa waktu yang harus kulalui untuk bisa bertahan?Sambil menata kembali jilb

  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 99 Cinta Tak Bisa Dicegah

    Lelah dan jengah dengan sikap Aditya, aku akhirnya tiba di penghujung kesabaranku. Dua pekan ini dia benar-benar mengujiku."Aku tidak akan membiarkanmu bertemu Agam lagi, jika kau tidak kembali pada keluargamu. Aku tidak ingin kedua adik kembar dari pernikahanmu dan Devi punya hubungan buruk dimasa depan dengan Agam. Sikapmu ini, membuatku kembali kehilangan rasa percaya padamu. Aku, tidak sudi rujuk denganmu, Aditya." Kulihat raut wajahnya berubah drastis."Kenapa? Karena Devi mengancammu?"Aku menggeleng. "Bukan. Karena kau selalu mengingatkanku pada rasa sakit. Aku juga tidak sudi punya mertua seperti ibumu. Aku tidak bisa lupa saat dia menuduhku selingkuh, padahal dialah yang berselingkuh dengan, mertuanya sendiri," balasku mengatakan inti dari alasan penolakanku."Risa, aku hanya i-""Jika kau tidak berhenti mengusikku, maka aku akan memberitahu Agam tentang penyebab perceraian kita. Biar saja dia tahu kalau papanya suka memukuli ibunya. Itulah alasan kenapa aku membawanya pergi

  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 98 Ancaman Terakhir yang Mutakhir

    Aku hanya bisa memandang taksi yang baru saja dihentikan oleh Aditya. Mantan suamiku itu sempat pamit pada Agam dengan mengatakan kalau dia harus pulang lebih dulu. Besok akan kembali menemuinya di rumah."Carisa …." Aku menoleh ke belakang dengan tatapan penuh harap."Kamu kenapa menangis?" Riswan dengan raut wajah cemasnya menghampiriku."Bagaimana bisa Kak Riswan tahu kami di sini?" Dia tersenyum menunjukkan riwayat chat dengan Tita."Kamu belum menjawab pertanyaan saya. Jelas bukan debu jalanan yang membuat kamu menangis," tebaknya dan dari ucapannya itu aku tahu dia masih menunggu penjelasanku.Kuceritakan apa adanya sambil menunjuk ke arah pintu ruko di seberang jalan. Aditya saat ini menemui si pemilik ruko kosong itu. Dia berniat untuk membuka toko sembako di sana. "Memangnya dia berniat pindah dan menetap di sini? Kenapa tidak cari rumah terlebih dulu? Kasihan istri dan bayi kembarnya kalau tinggal di sana. Ruko sebelahnya itu warung 24 jam, pasti akan berisik," ujarnya denga

  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 97 Usaha Aditya Untuk Rujuk

    Benar dugaanku dia yang datang. Tita mempersilakannya masuk. Masih bisa kudengar suara Tita yang memberitahunya kalau aku di dapur.Tak berselang lama, Ibu Jannah datang mengambil bumbu yang sudah kusiapkan. Dia belum mahir membuatnya. Tita datang membawakan sebuah paper bag. Tentengan itu berisi oleh-oleh makanan khas Surabaya. Oleh-oleh yang sama seperti yang dibawanya tiga bulan lalu saat dia datang bersama ibu dan istrinya.Kubangunkan Agam yang tadinya tidur siang. Tidur sejam setidaknya cukup untuknya. Saat kuberitahu kalau papanya datang, Agam terkejut. Wajah mengantuknya pun sirna. "Papa …." Dia berlari ke pelukan Aditya. Kulihat di meja sudah ada kue dan minuman yang tersaji. Tita pamit masuk ke toko untuk melanjutkan pekerjaannya mengemas pesanan pembeli."Kenapa datang tidak bilang-bilang?" Aditya menoleh menatapku.Dia tersenyum lalu mengecup pipi Agam. "Sengaja buat kejutan untuk Agam. Agam suka tidak, sama oleh-olehnya?" Agam mengangguk mantap. Suara girangnya menyirat

  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 96 Membuka Toko Baru

    "Permisi …."Seorang pria dan wanita berdiri di depan pintu toko. Aku bisa bernapas lega ketika Riswan menarik diri. Dia beranjak membukakan pintu toko dan mempersilakan mereka masuk."Mari silakan," ajak Riswan begitu ramah seolah dia pemilik toko."Sebaiknya … kita bicara di ruang tamu saja ya, Pak, Bu," pintaku. Riswan sepertinya tersadar jika mereka tamuku."Boleh," sahut pria paruh baya itu mengajak istrinya serta, lalu mengikuti langkahku ke dalam rumah."Carisa, saya pimit dulu. Saya harus kembali ke kantor," kata Riswan."Agam … Om Riswan mau pulang," panggilku.Putraku sudah melesat menghampirinya. Setelah mencium pipi kanan dan kiri Riswan, lalu beralih mencium punggung tangannya, Agam akhirnya merelakan dia pergi. Tangannya bahkan masih dadah-dadah meski mobil hitam itu sudah menghilang dari pandangan matanya."Sebentar ya, Pak, Bu. Saya ambilkan minum dulu," pamitku pada tamuku. Kupinta juga Agam memanggilkan Tita.Tadinya aku ingin DP rumah subsidi. Akan tetapi, aku meliha

  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 95 Kedatangan Tamu

    Kupersilakan mereka masuk, tetapi wanita yang terkejut tadi menolak dan memilih duduk di teras. Dia kemudian meminta wanita yang datang bersamanya ikut masuk bersamaku untuk mengambil puding-puding itu. Sebenarnya siapa wanita itu? Dari gelagatnya dia mengenalku. Akan tetapi, aku merasa tidak mengenalnya.Belasan menit kemudian, puding-puding itu sudah di pindahkan ke bagasi mobil. Wanita itu mengulurkan uang pada pembantunya untuk diberikan padaku. Sebegitu tidak sukanya dia melihatku."Terima kasih, Nyonya," ucapku ketika menerima beberapa lembar uang seratus ribu rupiah."Hm."Ponselnya berdering dan ia kembali sibuk dengan ponselnya. Sementara pembantunya mengucapkan terima kasih padaku karena telah memberikan bonus dua cup puding berukuran sedang."Apa kau bisa tahu diri sedikit?" Tiba-tiba saja wanita itu menoleh dan berkata seperti itu.Aku heran dengannya. "Maaf, maksud Nyonya apa?""Mulai sekarang, jauhi Riswan! Dia itu sudah dijodohkan dengan putri saya. Masa iya Farah mau p

DMCA.com Protection Status