Wisnu terkejut mendengar apa yang baru saja Danil katakan. Kedua matanya membulat penuh, dengan wajah menegang."Apa yang salah, Danil?" cetus Wisnu menjatuhkan tatapan heran pada Danil."Sepertinya aku harus mundur dari perusahaan ini, Wisnu," keluh Danil. "Hutang-hutang perusahan yang sangat banyak tidak mungkin bisa menyelamatkan perusahaan ini lagi," tutur Danil menjatuhkan tatapan lekat pada Wisnu.Wisnu mendengus berat. Ia semakin kebingungan jika Daniel benar-benar akan hengkang dari perusahaan Tuan Sangir. Selain cerdas, Danil juga termasuk orang yang sangat berpengaruh sekali pada perusahaan Tuan Sangir dirinya selama ini. Bahkan Danil tau betul dengan keadaan perusahaan."Ayolah Danil jangan seperti itu!" lirih Wisnu. "Lihatlah ayahku! Apakah kamu tidak kasihan dengannya? Dia harus mengalami kelumpuhan saat tau jika semua usahanya hancur seperti ini," mohon Wisnu. "Bukankah kita adalah saudara yang harus saling tolong menolong." Wisnu menatap lekat pada Danil.Danil membalas
Baca selengkapnya