Semua Bab Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya: Bab 111 - Bab 120

282 Bab

Bab 111

Mobil yang Nada kendarai bersama dengan lelaki bernama Tagor itu akhirnya tiba di pusat kota. Keadaan pasar memang sangat ramai sekali, sepertinya sedang ada acara yang berlangsung di sana. Sepanjang mata memandang ia tidak melihat mobil yang Paman Tek bawa. Wanita yang berada di dalam mobil Jeeb berwarna biru tua itupun semakin gusar."Bagaimana bisa kita menemukan Gala di sini, Tagor!" keluh Nada dengan wajah kacau. Netranya menatap ke sekeliling pasar. Ribuan orang berkumpul di bazar pasar murah yang sedang berlangsung.Lelaki bertubuh gempal itu terdiam untuk sesaat. Ia menjatuhkan tatapan yang sama seperti Nada. Wajahnya nampak berpikir keras."Kita coba saja mencari Mina dan Tek, siapa tahu Gala sedang bersama mereka," jawab Tagor mengalihkan tatapannya kepada Nada. Wanita yang saat ini dilanda kegusaran yang hebat.Wanita berkerudung merah muda itu mengangguk mantap. "Hubungi aku jika kamu menemukan Gala!" ucap Nada penuh penekanan. Tagor mengangguk mantap dan segera turun dari
Baca selengkapnya

Bab 112

Sepanjang perjalanan Nada terdiam memasang wajah kesal. Bocah lelaki yang duduk pada bangku di belakang kemudi memilih untuk bungkam dengan wajah takut. Ia tau, pasti setelah ini wanita yang duduk di samping Tagor itu akan marah besar kepadanya atas tindakannya yang diam-diam mengikuti Bik Mina dan Paman Tek pergi ke kota."Gala, apakah kamu sudah makan?" celetuk Tagor memecah keheningan yang tercipta. Lelaki bertubuh gempal yang dipenuhi otot itu menatap iba pada Gala dari kaca yang berada di atas kemudi.Dengan cepat bocah lelaki berkaos putih itu mengangkat wajahnya yang sejak tadi tertunduk. "Su-sudah Paman!" balas Gala cepat.Kruk ... Kruk ...Bunyi keroncongan perut Gala cukup memberikan jawaban atas kebohongan bocah lelaki itu. Wajah Gala tercekat, satu tangannya memegang perutnya. Ia nampak kesal, karena perutnya yang telah berbunyi tidak tepat pada waktunya.Nada membuang nafas berat. Kediamannya meredam amarah, menjadi sebuah rasa bersalah. Ia tidak bisa membayangkan bagaima
Baca selengkapnya

bab 113

Lelaki pemilik lesung pipi itu menghempaskan kasar tubuhnya pada bangku. Netranya menatap pada langit-langit ruangan. Namun benaknya sedang mengembara jauh. Harusnya saat ini Wisnu berbahagia, karena apa yang telah Ia perjuangkan selama sepuluh tahun terakhir membuahkan hasil. Perusahan yang hampir saja bangkrut itu kini telah kembali bangkit dan berkembang begitu pesat. Pelan tapi pasti, perusahan Wisnu Hutama hampir menduduki posisi yang setara dengan perusahaan-perusahan terbaik di Indonesia. Perusahaan yang telah berganti nama itu, kini mulai menemukan kejayaannya.Satu tangan Wisnu memijat keningnya yang tidak berdeyut. Netranya tertutup rapat. Satu persatu bayangan di masalalu kembali terputar di dalam memorinya. Tentang wanita yang sangat ia cintai dan bayi lelaki, darah dagingnya yang hilang di bawa Nada.Setalah sekian lama mencari, ia sama sekali tidak dapat menemukan keberadaan Nada dan Tuan Seno. Bahkan perusahaan lelaki konglomerat itupun mendadak diambil alih oleh orang
Baca selengkapnya

Bab 114

Pagi-pagi sekali Gala telah sibuk. Tidak seperti biasanya, di akhir pekan ia akan menghabiskan waktunya untuk tidur atau bermain dengan Benu. Tapi kali ini, bocah lelaki pemilik lesung pipi yang sama persis seperti dengan Wisnu terlihat sudah sangat rapi sekali dengan celana jeans dan kemeja kotak-kotak yang melekat pada tubuhnya. Sesekali ia memutar tubuhnya di depan cermin ke kiri dan ke kanan."Gala!"Nada terkejut melihat putranya sudah sangat rapi sekali. Ia menatap dari ujung kaki hingga ujung kepala bocah lelaki yang masih berdiri di depan cermin. Dengan santai Gala masih menyisir rambutnya kebelakang. Ia menggunakan minyak rambut, agar rambutnya tidak berhambur menjadi poni yang menutupi keningnya. Karena rambutnya yang lembut mudah sekali berantakan."Kamu mau kemana?" cetus Nada penasaran."Aku hanya ingin pergi sama Kakek, Bu!" jawab Gala dengan nada santai. Ketakutan yang kerap kali menguar saat ingin meninggalkan rumah. Kini mendadak menghilang. Ia memiliki malaikat peli
Baca selengkapnya

Bab 115

"Papamu sudah meninggal saat kamu masih berada di dalam kandungan Ibumu dan semua foto-foto tentang Papamu sudah hilang saat kita semua pindah ke sini."Tuan Seno menjelaskan sebuah kebohongan besar kepada Gala. Agar bocah lelaki itu berhenti menanyakan keberadaan Wisnu. Tuan Seno sudah berjanji pada dirinya sendiri akan membalas perbuatan Wisnu yang telah menyakiti Nada, seumur hidupnya. Ia akan menyiksa Wisnu perlahan tapi pasti.Sejak beberapa saat yang lalu Nada berjalan mondar-mandir di depan beranda rumah. Waktu berjalan seolah melambat. Hampir menjelang malam, mobil Tuan Seno tidak juga kunjung kembali. Membuatnya semakin dilanda kekhawatiran."Paman Tek!" teriak Nada pada lelaki berkulit hitam yang melintas di jalan depan rumah panggungnya."Iya Nyonya!" balas Paman Tek menoleh ke arah Nada yang berdiri di bernada rumah."Apakah Wifi-nya sudah dibenarkan?" tanya Nada, sejak hujan deras yang terjadi dua hari yang lalu wi-fi di rumah nada memang tidak bisa digunakan. Ia sama sek
Baca selengkapnya

Bab 116

Nada akhirnya mengizinkan Gala untuk mengenyang pendidikan di sebuah sekolah umum yang terletak tidak jauh dari tempat tinggalnya. Bocah lelaki itu sangat bersemangat sekali. Akhirnya apa yang ia inginkan dapat terwujud. Bersekolah di sekolah umum dan memiliki banyak teman."Paman Tek yang akan mengantarkan Gala setiap hari ke sekolah, Nad! Jadi kamu tidak perlu repot-repot. Kamu bisa berfokus dengan buku-buku yang kamu tulis," ucap Tuan Seno pada wanita yang duduk di depan layar laptop itu. Nada menoleh menatap pada Tuan Seno."Hem!" Nada mengangguk lembut.Nada setuju dengan saran Tuan Seno. Memang tidak mudah bagi Nada membagi waktunya jika Gala bersekolah di sekolah umum. Ada beberapa buku yang harus ia selesaikan dalam waktu dekat. Pasti ia tidak sempat untuk mengantar Gala. Selain untuk mengisi kejenuhan, Nada juga sangat menyukai dalam hal kepenulisan. Selama ia bersembunyi, Nada sudah membuat beberapa karya buku cetak. Tanpa ada satupun orang yang tau siapa penulis di balik bu
Baca selengkapnya

Bab 117

"Mari kita panggil pengusaha yang sudah sukses di usia mudanya, Tuan Danil Situmorang!"Suara panggil membawa acara seketika disambut dengan riuh tepuk tangan para pengunjung dalam acara tersebut. Wisnu yang hendak melangkahkan kakinya menghampiri Danil terhenti dan tercengang seketika. Apalagi lelaki itu hanya menjatuhkan tatapan datar, lalu menyeret langkah kakinya menuju ke panggung besar yang ada dalam acara itu."Apa? Jadi Danil ...!" batin Wisnu tersentak. Ia tidak menyangka jika Danil adalah orang yang berada di balik suksesnya perusahaan milik Tuan Seno. Sekalipun bukan lelaki tua itulah yang kini menjadi pemiliknya."Bagaimana bisa?" batin Wisnu kian berkecamuk dengan ribuan terkaan.Tidak terasa Danil memundurkan beberapa langkah kakinya. Netranya berfokus menatap pada Danil yang sedang melakukan sambutan di atas panggung."Tapi kenapa? Kenapa harus Danil!" Rasa kecewa semakin menyelimuti hati Wisnu. Setelah tau Danil adalah pemilik perusahaan konglomerat itu sekarang. Beber
Baca selengkapnya

Bab 118

Sepanjang perjalanan Gala merasa takut. Semua perasaan bercampur aduk menjadi satu. Sudah hampir seminggu ia bersekolah di sekolah umum yang terletak di perbatasan kota. Sekolah yang sama sekali tidak Nada ketahui. Karena Tuan Seno telah bersekongkol untuk membohongi Nada dan mengatakan jika Gala bersekolah di jauh dari sekitar rumah."Paman!" seloroh Gala. Jalan yang tidak bagus, memaksa Paman Tek harus melajukan kemudinya dengan kecepatan sedang. "Hem!" sahut lelaki yang mengenakan helm tanpa menoleh sedikitpun pada Gala yang duduk di bangku belakang motor. Tatapannya berfokus pada jalanan rusak yang sedang ia lalui."Paman, bagaimana jika Ibu tau kalau aku bersekolah di sini!" keluh Gala dengan suara takut.Lelaki yang berfokus pada jalanan itu menjawab. "Tuan tenang saja. Kan ada Tuan Seno. beliau pasti akan membela Tuan Gala," jawab Paman Tek dengan nada santai.Bocah lelaki berlesung pipi itupun mengangguk lembut. Wajahnya nampak berpikir sesaat. "Baiklah!" jawab Gala kembali b
Baca selengkapnya

Bab 119

Tiga tahun yang lalu setelah kematian Umi karena sakit yang ia derita. Ustaz Azhar memboyong semua keluarganya menuju pulau seberang. Setelah ia menjual habis semua harta benda yang mereka miliki untuk biaya pengobatan Umi, Asma dan juga Ibu Fatimah yang juga lebih dulu berpulang. Hingga mereka tidak memiliki apapun untuk bertahan. Seorang teman menawarkan kepada Ustaz Azhar tempat tinggal secara gratis di daerah transmigrasi. Bekas perkebunan kelapa sawit yang kini digunakan sebagai rumah penduduk transmigrasi yang kini menjadi tempat tinggalnya.Kehidupan Ustaz Azhar berubah dratis. Apalagi dari segi ekonomi. Lelaki alim itu hanya berprofesi sebagai tukang jualan rujak keliling kota. Tidak ada lagi yang bisa ia andalkan. Sementara Rani, ia menjadi buruh cuci jika ada yang memerlukan tenaganya. Tapi lelaki yang sangat taat beragama itu sangat sabar sekali menjalani lika-liku kehidupan.Ustaz Azhar yang sedang sibuk menyiapkan dagangnya dikejutkan dengan suara benda yang di banting de
Baca selengkapnya

Bab 120

Malam semakin larut. Lampu rumah gratis yang dikhususkan untuk penduduk transmigrasi milik Ustaz Azhar pun sudah padam. Pasti anak dan istrinya sudah tidur sejak tadi sore. Apalagi hujan yang turun cukup deras sepanjang hari.Ustad Azhar baru tiba di rumahnya. Ia terpaksa harus pulang malam menunggu hingga dagangannya habis. Tapi tetap saja masih ada beberapa yang belum terjual. Meskipun begitu Ustaz Azhar bisa pulang membawa uang walaupun tidak banyak.Setelah memarkir rombong rujak miliknya di samping rumah. Lelaki itu mengeluarkan sesuatu dari dalam rombong. Sebungkus nasi yang ia beli saat perjalanan pulang ke rumah. Ustaz Azhar hafal betul dengan tabiat istrinya, dia tidak akan memberikan makan kepada Asma jika wanita itu membuat kesalahan. Apalagi, saat ia pergi dari rumah ia hanya meninggalkan selembar uang dua puluh ribu untuk Rani. Ustaz Azhar berjalan mengendap-endap menuju gudang yang terletak di belakang rumah. Langkah kakinya sama sekali tidak menimbulkan suara sedikitpu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
29
DMCA.com Protection Status