All Chapters of Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya: Chapter 121 - Chapter 130

282 Chapters

Bab 121

Semenjak Rani melarang Asma untuk pergi keluar rumah. Wanita yang menurut sebagian orang itu mengalami gangguan kejiwaan itu mengendap-endap pergi meninggalkan rumah saat Rani tidak ada di rumah. Tujuannya hanya satu, ia ingin bertemu dengan putra semata wayangnya. Dalam jiwa yang terganggu, ia masih memiliki harapan yang tidak pernah padam.Hari itu hujan turun dengan deras sejak pagi. Gerimis masih terus membasahi hingga menjelang siang. Dengan pakaian basah kuyup Asma masih terduduk di depan sekolah menengah pertama tempat Hanum belajar. Sepanjang hari Asma hanya duduk di bawah pohon besar yang terletak di depan sekolah dan membiarkan air hujan turun membahasi tubuhnya. Ia yakin, ditempat itu ia akan bertemu dengan Akbar. Jika semua orang berlarian untuk berteduh, tidak pada Asma.Genangan air masih memenuhi jalanan rusak yang berada di depan sekolah. Gala menatap ke sekeliling jalanan yang tidak terlalu ramai itu. Paman Tek yang biasa menjemput Gala, belum juga menunjukan batang h
Read more

Bab 122

Mendung hitam bergelayut di langit rumah Tuan Sangir. Seolah mengiringi kepergian lelaki yang sudah hampir sepuluh tahun mengalami kelumpuhan itu. Gerimis turun membahasi bumi, satu persatu pelayat datang dan pergi untuk menyampaikan rasa bela sungkawa atas kepergian Tuan Sangir untuk selamanya.Lelaki yang mengenakan jas hitam itu hanya mampu tertunduk di samping jenazah Tuan Sangir. Tidak ada jejak air mata yang mengaliri lagi, ia telah ikhlas melepaskan Tuan Sangir untuk selama-lamanya ke pangkuan sang ilahi."Tuan!" Lelaki bertubuh tinggi besar itu menepuk lembut bahu Wisnu. Tanpa menjawab Wisnu menoleh ke arah Hamzah."Jenazah akan segera kita kebumikan," ucap Hamzah setengah berbisik. Wisnu mengangguk lembut dan segera bangkit.Seorang lelaki bertubuh jangkung yang berjalan dari arah pintu menghentikan langkah Wisnu."Maafkan aku, jika aku baru datang!" ucap Danil pada Wisnu. Lelaki berlesung pipi itu menjatuhkan pelukan kepada Danil. Hanya lelaki itulah telah Wisnu yang anggap
Read more

Bab 123

"Halo!" "Danil, apakah benar Sangir sudah mati?" cetus lelaki yang berada di seberang telepon."Iya Tuan," balas Danil dengan nada santai. Ia menyesap sebatang rokok yang berada di sela-sela jemarinya. Lalu mengepulkan asap putih ke udara dari bibirnya.Lelaki yang berada di balik telepon itu tertawa puas. "Akhirnya, malaikat maut lebih mencintai kamu, Sangir. Kamu memang pantas mendapatkan balasan itu." Tuan Seno mengakhiri kalimatnya dengan tertawa puas.Danil tidak bergeming. Ia menyesap kembali rokoknya yang hampir padam. Kepulan asap putih mengudara memenuhi ruangan berpendingin itu."Danil, aku ada tugas baru untukmu," ucap Tuan Seno."Iya Tuan," sahut Danil. Netranya tertuju pada pemandangan di luar jendela apartemen."Apapun yang terjadi padaku nanti, aku titipkan Gala dan Nada kepadamu."Hati Danil terenyuh. Ia teringat kembali dengan Nada. Wanita yang sampai saat ini tidak pernah mau menerima cintanya."Aku tahu, suatu saat aku pasti akan mati. Aku percayakan perusahaanku k
Read more

Bab 124

Bocah lelaki cerdas itu akhirnya memasang sebuah iklan di media online untuk mencari keberadaan Putra Asma di beberapa situs.Hanum menarik sedikit tubuhnya menjauh dari bocah lelaki yang sedang duduk di depan sebuah layar laptop di sebuah warnet. Sejenak ia merasa takjub dengan ide Gala. Namun ia merasa ragu dengan cara itu."Apakah kamu yakin dengan cara seperti ini bisa menemukan anak bibik yang sudah hilang bertahun-tahun yang lalu, Gal?" Hanum menjatuhkan tatapan ragu. Sementara Asma yang duduk di samping Hanum hanya terdiam mendengarkan apa yang sedang Gala dan Hanum bicarakan. "Tentu saja!" balas Gala penuh dengan percaya diri. Ia mengalihkan tatapannya pada layar komputer yang ada di depannya setelah sesaat menatap pada layar komputer. Jemarinya dengan lincah menari pada papan keyboard. "Iklan ini akan menjangkau ke seluruh dunia. Semua orang akan tau. Jadi kamu tidak perlu risau," jelas Gala melemparkan senyuman hangat pada Hanum dan Asma secara bergantian. Sejenak Hanum h
Read more

Bab 125

Nada mengusap lembut punggung Tuan Seno yang bersandar pada ujung ranjang. Setelah ia memberikan obat untuk lelaki itu."Kakek yakin tidak ingin pergi ke rumah sakit saja," ucap Nada menjatuhkan tatapan lesu pada Tuan Seno yang terlihat sangat pucat sekali.Beberapa kali Tuan Seno terbatuk sebelum ia menjawab pertanyaan Nada. "Tidak usah, ini hanya sakit biasa saja," jawab Tuan Seno dengan nada santai seperti biasanya. Nada menjatuhkan tatapan ragu. Ia merasa jika Tuan Seno sedang tidak baik-baik saja. Beberapa hari ini ia memang sedang dalam keadaan sakit. Tapi lelaki tua itu selalu menolak saat Nada mengajaknya berobat."Tapi Kek, keadaan Kakek semakin memburuk." Nada terus mendesak.Tuan Seno menarik tubuhnya duduk tegap, "Kata siapa Kakek sakit. Lihatlah, Kakek masih sehat." Tuan Seno mengangkat kedua tangannya seperti binaraga. "Orang sehat begini kok di bilang sakit," gerutu Tuan Seno memasang wajah baik-baik saja.Nada mejatuhkan tatapan lekat pada Tuan Seno. Ada kekhawatiran
Read more

Bab 126

Nada tercengang. Saat melihat Gala sudah berada di rumah. Padahal ia yakin sekali tidak melihat bocah lelaki itu dimana pun.Gemuruh di dalam dada Nada seperti hendak meletus. Ia mempercepat langkah kakinya mengikuti bayangan bocah lelaki yang baru saja masuk ke dalam rumah."Nyonya!" sapa Paman Tek yang masih duduk di atas motor. "Aku ingin bicara denganmu, Paman!" Nada mengehentikan langkah kakinya, sekilas ia menoleh pada Paman Tek dengan tatapan penuh kemarahan."I-iya!" ucap Paman Tek terbata. Firasat buruk sudah memenuhi isi kepalanya."Ada apa ya?" Lirih lelaki itu dengan wajah berpikir. Sesaat ia menatap pada kotak yang berada di bagaian depan motor Nada sembari menerka-nerka. _____"Ibu!" Gala menghentikan langkah kakinya saat menyadari jika Nada mengikutinya."Letakan tasmu, ibu ingin bicara!" cetus Nada penuh penekan. Ia berusaha menahan semua kemarahannya yang hampir saja meledak. Ia tidak ingin Tuan Seno yang sedang kurang enak badan mendengar kemarahannya pada Gala."A
Read more

Bab 127

Hamzah menunjukkan sebuah iklan yang dimuat dalam sebuah berita online pada Wisnu. "Akbar, Asma!" Wisnu membungkam mulutnya yang menganga. Saat melihat sebuah foto yang terpajang pada iklan tersebut. Seorang wanita berkerudung yang tengah memangku balita yang tidak lain adalah Gala. Putra semata wayangnya."Cepat hubungi nomor telepon itu, Hamzah. Aku yakin itu pasti Asma yang membuat iklan itu," ucap Wisnu memburui."Saya sudah berusaha menghubungi nomor yang tertera pada iklan itu, Tuan. Tapi nomornya sama sekali tidak bisa dihubungi," tutur Hamzah. Seketika wajah Wisnu berubah lesu. Ia menghempaskan tubuhnya kasar pada bangku."Ya Allah tolonglah aku!" Lirih Wisnu dengan wajah penuh harap."Hamzah, tolong cari tau, siapa yang memasang iklan itu!" titah Wisnu disambut dengan anggukan lembut oleh Hamzah.______"Yah!" Hanum berdecak kesal ponsel model lama yang ia simpan di dalam saku baju yang ia kenakan jatuh ke dalam cucian."Aduh, bagaimana ini?" Ia berusaha menyelamatkan ponsel
Read more

Bab 128

Waktu masih menunjukkan pukul sepuluh pagi. Acara rapat yang harus dilakukan oleh para guru membuat para siswa harus dipulangkan lebih awal."Kita jadi pergi ke tempat orang itu sekarang?" tanya Hanum menatap pada Gala yang berjalan di sampingnya."Iya, kita harus mendatangi alamat itu sekarang dan pukul satu nanti aku sudah harus ada di sini. Aku tidak mau ibu tidak menemukan aku disini," balas Gala sesaat mengalihkan tatapannya pada jalan setapak menuju pintu gerbang sekolah."Baiklah! Hanum mengangguk lembut.Langkah Hanum terhenti, netranya menatap pada wanita yang duduk di bawah pohon besar. "Gal, Bibik!" lirih Hanum sekilas menatap pada Gala yang sejak tadi membersamainya."Kenapa dia ada di sini, Hanum?" Gala menaikan kedua alisnya menatap Hanum.Gadis berkerudung putih itu menggelengkan kepalanya dengan wajah bingung. "Aku juga tidak tau, Gal!" lirih Hanum."Apakah kamu bercerita jika kita ingin mendatangi rumah orang itu?" Gala menatap serius pada Hanum. Dengan wajah ragu, H
Read more

Bab 129

Gala bisa bernafas lega. Setidaknya ada titik terang dari apa yang telah ia usahakan untuk mencari keberadaan anak Asma."Apakah kamu yakin orang kaya itu yang sudah menemukan anak Bibik?" Hanum menatap pada Gala yang berjalan mengekorinya. Tatapan gadis berseragam sekolah menengah pertama itu terlihat ragu."Tentu saja, kita sudah memberikan alamat rumah kamu. Nanti jika orang kaya itu telah kembali, dia pasti akan segera datang ke rumah kamu," tutur Gala. Gadis yang berjalan di depannya mengangguk lembut dengan perasaan gusar. Antara yakin dan tidak yakin."Gal, Bibik!" Hanum mengacungkan jari telunjuknya pada wanita yang sudah terduduk kembali pada bangku yang berada di bawah pohon besar di depan sekolah. Hanum dan Gala segera menghampiri wanita yang berada di seberang jalan. Diikuti Gala di belakang punggungnya."Bibik!" seru Hanum setengah berteriak. Ia melambaikan tangannya pada wanita yang seketika mengalihkan tatapannya. Wanita yang duduk di bawah pohon itu segera bangkit. Wa
Read more

Bab 130

"Bik jaga Gala di rumah! Kalau aku belum kembali, jangan biarkan dia pergi kemanapun." Nada mengingatkan Bik Mina. Wanita itu terlihat sibuk mencari sesuatu di lemari yang berada di ruang tamu rumahnya."Baik, Nyonya!" Bik Mina mengangguk lembut. Nada segera keluar dari rumah setelah menemukan kunci motor yang ia cari. Langkahnya terhenti, saat ia hendak menuruni anak tangga yang berada di depan beranda rumah menuju halaman. Menoleh pada Bik Mina yang masih mematung di tempat yang sama."Aku harus memakai masker tidak boleh ada satupun orang yang mengenaliku," ucap Nada, perasannya semakin bercampur aduk. Apalagi setelah mengetahui jika Asma ternyata ada di sekitarnya."Ada apalagi, Nyonya?" tanya Bik Mina saat Nada masuk kembali ke dalam rumah. Wanita itu berjalan cepat masuk ke dalam kamar tanpa menjawab ucapan Bik Mina. Beberapa saat kemudian keluar dengan masker yang sudah menutupi wajahnya. "Bik, ingat apa pesanku, ya? Jangan lupa jaga, Gala!" Nada mengacungkan jari telunjukny
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
29
DMCA.com Protection Status