Share

Bab 103

BRUAK!

Tuan Sangir memukul meja kerjanya dengan keras. Telapak tangannya terasa memanas sekitar. Tapi tidak sesakit dan sekecewa hatinya saat ini.

Argh ...

Teriak Tuan Sangir menyapu semua barang-barang yang berada di atas meja hingga berhamburan di atas lantai. Rasa sakit pada tangannya tidak cukup membuatnya puas meluapkan kemarahannya.

Wisnu meringis, netranya terpejam untuk sesaat. Ia tau hal ini pasti akan terjadi.

"Tol*l sekali kamu Wisnu. Kamu itu tol*l!" hardik Tuan Sangir mengacungkan jari telunjuknya di depan wajah lelaki yang berdiri di depan meja kerjanya. Wajahnya memerah penuh kemarahan.

"Aku sudah mencari Nada ayah. Aku kira dia kembali' ke Jakarta," jawab Wisnu dengan nada lesu. Ia menundukkan wajahnya beberapa kali. Tidak berani menatap pada Tuan Sangir.

Dada Tuan Sangir bergerak naik turun. Gemuruh di dalam dadanya, seperti ingin meledak saat itu juga. Kedua tangannya mengepal, tapi ia tidak tau harus meluapkan amarahnya pada siapa.

"Maafkan aku, Ayah! Aku tidak tau
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status