Share

Bab 101

Tuan Seno menyunggingkan senyuman lebar. Seolah ia tidak mengetahui apapun. "Sepertinya Akbar Pup, jadi aku membawanya ke sini," tutur Tuan Seno sekilas mengalihkan tatapannya pada balita yang sedang berceloteh manja dalam gendongannya.

Wajah Nada masih tercekat. Tidak ada ekspresi apapun kecuali ketegangan. Sementara Wisnu nampak gusar di dalam kamar, terlihat dari pintu kamar yang terbuka.

"Sejak kapan Kakek ada di sini?" lirih Nada dengan suara berat. Degupan jantungnya berdebar cepat tidak beraturan.

Tuan Seno terdiam sesaat. Menjatuhkan tatapan sedalam mungkin pada netra Nada yang terlihat sembab. "Barusan! Barusan saja Kakek ke sini!" balas Tuan Seno dengan nada lembut. Tidak ada ekspresi apapun yang lelaki itu tunjukkan.

Nada mengangguk. Mencoba mempercayai apa yang Tuan Seno katakan. Saat ini otaknya sama sekali tidak dapat berpikir apapun. Ia segera mengambil alih Akbar dari pelukan Tuan Seno.

"Biar aku bersihkan dulu!" tutur Nada dengan suara lemah. Ia membawa Akbar masuk ke
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status