Rahim Yang Hilang

Rahim Yang Hilang

last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-01
Oleh:  Aini PienTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
7 Peringkat. 7 Ulasan-ulasan
97Bab
1.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sinopsis

Setelah menikahi seorang kepala sekolah, akhirnya Milova berhasil membalaskan dendamnya. Namun benih-benih cinta menjebaknya, ia jatuh cinta pada lelaki tampan yang telah dinikahinya, lelaki yang juga berubah arogan terhadap semua wanita setelah kecelakaan tunggal yang dialaminya. Bagaimana mungkin Milova tak jatuh hati? Dan akankah Osa menentang komitmennya untuk menutup diri pada kaum hawa? Serta bagaimana dengan Rama?, lelaki yang sangat ia percaya di masa lalunya, hadir dan kembali membuatnya percaya.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Melamar

“Aku akan membantumu membalas dendam!”

            Sontak Milova kaget. Ia tak percaya lelaki itu sudah tahu banyak tentangnya. Dari mana pria arogan itu mengetahui semuanya?

            Awalnya Milova mengira, ia dipanggil ke sebuah ruang bawah tanah untuk sekadar membersihkan ruangan kuno yang terlihat berdebu. Ternyata salah, lelaki yang ada di hadapannya justru melamarnya.

            Apa ia sudah tidak waras?, pikirnya.

            Bagaimana tidak, lelaki tampan dengan parasnya yang memesona, tinggi badan yang ideal untuk seorang pria bertubuh kekar, mustahil menyukainya yang memiliki wajah seperti monster.

            “Aku rasa tawaranku sudah lebih dari cukup untuk membayar upah atas pernikahan kontrak yang aku minta!” ia menyeruput secangkir kopi di hadapannya. “bahkan hidupmu akan lebih mudah jika menerimanya!” sambungnya.

            Ya, memang itu lebih dari cukup. Tapi Milova khawatir, ia curiga ada rencana lain yang terselubung. Apalagi masa lalu banyak mengajarinya untuk tidak percaya pada siapa pun. Namun rencana balas dendam yang ditawarkannya cukup menggiurkan. Tak hanya itu, di sisi lain ia masih ingin hidup layak seperti dulu.

            “Beri aku waktu untuk berpikir!” pinta wanita yang sama sekali tidak menarik bagi seorang Osa.

            Tentu saja ia butuh waktu, ia masih belum percaya seorang kepala sekolah seperti Osa, dapat dengan mudah memilih wanita asing untuk menjadi pendampingnya. Meskipun hanya pernikahan di atas materai, tetap saja Milova berpikir semua itu sangat tidak masuk akal.

            Lelaki pelik, pikirnya.

            Beberapa detik, pikiran Milova melayang, ia berpikir orang-orang akan menganggapnya memiliki ilmu santet sehingga bisa menjerat lelaki tampan seperti Osa. Atau bahkan ia akan dikira memasang susuk, hingga akhirnya lelaki itu memperistrinya, tiada lain dengan tujuan untuk mewarisi seluruh harta Osa.

            “Sempat-sempatnya melamun, ya!” kejut Osa.

            “Hah? Sorry!” kikuk.

            “Hhmm, aku tidak bisa memberimu waktu, aku butuh jawabannya sekarang!” desaknya.

            Benar-benar keras lelaki yang ada di hadapannya itu. Dipisahkan oleh sebuah meja bundar yang besar, ia merasa sedang mengulang kembali sidang skripsinya tempo dulu.

            Sangat menegangkan memang, tapi Milova juga tidak ingin terlihat konyol. Ia menegakkan bahunya, lalu meletakkan kedua telapak tangannya di atas meja,

            “Baik, memangnya berapa gajiku setiap bulan jika menjadi istri kontrak seorang Osa Mahendra?” tantang Milova. Ia membusungkan dada.

            “Menurutmu, berapa upah yang cukup untuk membayar seorang tukang kebun yang menjelma menjadi Nyonya Osa Mahendra?” tanya lelaki tampan itu sambil mengetuk jemarinya di atas meja.

            Sombong sekali, pikir Milova. Sudah memaksa sesuka hati, kemudian merendahkan seenak jidatnya.

            Osa sendiri juga tahu bahwa wanita yang kini tepat berada di hadapannya merupakan seorang tukang kebun di rumahnya sendiri, tapi kenapa ia memaksa untuk menjadikannya istri?

            Sulit sekali Milova mengartikan maksud lelaki itu. Ia pun sebenarnya tak sanggup membayangkan satu atap dengan suami yang akan terus merendahkannya.

            “Tersinggung?” sinis Osa.

            Milova membalasnya dengan tatapan yang sama sinis. Sebagai seorang wanita yang berpendidikan, ia masih punya harga diri.

Osa memang sangat arogan dan suka merendahkan orang lain. Mungkin kehidupan glamor dan sifat angkuh yang ia punya menjadi pemicunya. Hampir setiap menit ada saja yang disalahkannya. Selama ia pulang dari pendidikannya di Amerika, semua asisten rumah tangga terasa risih dengannya. Lebih baik menghindar dari pada harus berhadapan dengan lelaki itu.

            Masih sangat melekat di ingatan Milova kejadian kemarin sore. Di mana Rumi, seorang asisten rumah tangga di rumah Osa, dipecat karena tak sengaja menanggalkan luka bakar di baju lelaki itu saat sedang menyetrikanya. Ya, memang baju itu dibelinya di luar negeri dengan harga yang tidak murah, tapi setidaknya ia punya hati nurani untuk memberi sanksi yang lain. Rumi yang tengah mengandung merasa sangat terpukul, apalagi suaminya baru saja meninggal akibat mengidap penyakit dehidrasi lambung satu bulan yang lalu. Bagaimana ia bisa menanggung seluruh biaya persalinannya nanti?

            Padahal, gaji untuk dua bulan ke depan direncanakannya menjadi tabungan untuk biaya persalinan. Tapi semua harapan itu dipupuskan oleh keegoisan Osa.

            Milova memejamkan mata mengenang semua itu. Lelaki yang ada di hadapannya, ingin sekali ia beri pelajaran.

            “Aku memang miskin, tapi aku manusia!” Milova bangkit dari duduknya. “aku tidak bisa menerima tawaran Anda, terima kasih!” ia beranjak pergi.

            Sempat terbesit di pikirannya, mungkin ia akan bernasib sama dengan Rumi, dipecat seenaknya. Ia juga sedikit ragu-ragu dengan keputusannya, bagaimana ia bisa membayar kontrakan dan untuk biaya hidup sehari-hari jika kembali kehilangan pekerjaan?

            Antara iya atau tidak, tapi ia beranikan diri untuk pergi meninggalkan lelaki yang batang hidungnya pun enggan ia tatap. Entahlah, ia ingin pasrah saja.

            “Oke-oke,” Osa mencoba meredam emosi Milova. Membuat wanita itu menghentikan langkahnya. “aku salah, tapi aku tetap ingin kamu membantuku. Toh aku juga memberi imbalan yang setimpal!” cetusnya.

            Bukannya minta maaf, tapi malah menunjukkan kesombongannya, hanya saja dari sisi yang berbeda.

            Milova sendiri masih sangat butuh pekerjaan. Jika ia menolak, khawatir dipecat. Ia menghela napas seraya memejamkan mata beberapa detik untuk menghalau kemarahannya yang sebenarnya sudah memuncak akibat cara bicara Osa.

            “Aku akan menerima tawaran itu, tapi jawab pertanyaanku dengan jujur” tawarnya

            “Apa?” Osa semakin terus terang

            “Mengapa kamu memilih aku untuk menjadi istri kontrakmu?”

            “Apa harus dijawab?”

            “Harus!”

            “Karena aku menderita HIV!”

            Milova mati kata.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Ayesha Razeeta
Keren sekali. aku suka cerita ini, semangat kakak.
2024-08-28 20:08:45
1
user avatar
yuelan
mulai baca nih, kak. lanjutt
2024-08-25 15:07:49
1
user avatar
NACL
otw baca semangat kak
2024-08-25 10:32:55
1
user avatar
Misya Lively
Suka dengan istilah lelaki pelik :) semangat update nya kak......
2024-08-25 08:55:27
1
user avatar
Kafkaika
Buku baru masih gress nih, seruuu....
2024-08-25 08:42:47
1
user avatar
Fatmah Azzahra
wow, keren! lanjutkan kak!
2024-08-25 08:38:22
1
user avatar
Syiie Fitria Novita
keren kak ceritanya, lanjutkaannn ......
2024-08-25 08:37:43
1
97 Bab
Melamar
“Aku akan membantumu membalas dendam!” Sontak Milova kaget. Ia tak percaya lelaki itu sudah tahu banyak tentangnya. Dari mana pria arogan itu mengetahui semuanya? Awalnya Milova mengira, ia dipanggil ke sebuah ruang bawah tanah untuk sekadar membersihkan ruangan kuno yang terlihat berdebu. Ternyata salah, lelaki yang ada di hadapannya justru melamarnya. Apa ia sudah tidak waras?, pikirnya. Bagaimana tidak, lelaki tampan dengan parasnya yang memesona, tinggi badan yang ideal untuk seorang pria bertubuh kekar, mustahil menyukainya yang memiliki wajah seperti monster. “Aku rasa tawaranku sudah lebih dari cukup untuk membayar upah atas pernikahan kontrak yang aku minta!” ia menyeruput secangkir kopi di hadapannya. “bahkan hidupmu akan lebih mudah jika menerimanya!” sambungnya. Ya, memang itu lebih dari cukup. Tapi Milova khawatir, ia curiga ada rencana lain yang terselubung. Apalagi masa lalu banyak mengajarinya untuk
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-03
Baca selengkapnya
Gila
“Gila! Aku harus menikahi seorang pengidap HIV?” hati Milova mulai tak bisa menerima kenyataan ini. Apa kali ini, lagi-lagi demi uang, ia harus mengorbankan hidupnya? Pikiran Milova semakin jauh, ia sedang berpikir sejauh mana kebebasan seksual yang dijalani Osa sampai ia harus mengidap penyakit mematikan itu. Atau mungkin ia adalah pecandu narkoba? Uang memang bisa mengubah segalanya, pikir Milova. Dengan uang, tentunya seorang Osa Mahendra dapat membeli apa yang ia inginkan dengan mudah. Apa lagi ia yang menjalani masa pendidikan pasca sarjana di Amerika, tentunya hidup glamor dan bebas. Kebebasan itu yang kini menjadi mala petaka berkepanjangan baginya, pikiran Milova mulai menerjemahkan semua tentang Osa tanpa tahu duduk perkaranya. Bahkan menurut info yang ia dapat, ia memutuskan hubungan sebelah pihak dengan gadis yang nyaris menjadi istrinya. Padahal kedua belah pihak keluarga sudah siap menuju panggung pelaminan. Tanpa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-06
Baca selengkapnya
Pergi
Dipisahkan oleh kematian, kini Bu Ratna hanya bisa menangisi liang lahat yang sedang terbuka di hadapannya. Sekuat apa pun ia meminta, suami yang sangat dicintainya tidak akan pernah kembali."Yang kuat ya Bu," seorang wanita memeluk dan menguatkannya. Cantik sekali parasnya. Rambutnya terurai lembut, warnanya sedikit pirang. Kulit wajahnya pun begitu mulus. Milova yakin perawatannya pasti mahal.Ia menyentuh wajahnya sendiri, sedikit menyayangkan tubuh sendiri. Kulit wajahnya yang cacat terkadang membuatnya cemburu, jujur ia ingin sekali kembali terlihat cantik.Milova juga ingin sekali menyambangi Bu Ratna dan mengucapkan ikut berbelasungkawa, namun ia tau diri, seorang tukang kebun sepertinya sebaiknya fokus mempersiapkan bunga-bunga yang nantinya akan ditaburkan.Dari kejauhan, terlihat sosok gagah, berkaca mata hitam, dengan kemeja sederhana dan sepatu mewahnya, memeluk erat tubuh Bu Ratna. 'tinggi sekali lelaki itu', gumam Milova dalam hati. Osa terlihat menyimpan air mata di bal
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-08
Baca selengkapnya
Golongan A
“Kami butuh darah golongan A!” ujar dokter. Osa tengah mondar-mandir memikirkan di mana ia dapat menemukan darah golongan A tersebut. Sudah beberapa rumah sakit yang dihubunginya, tetap saja belum membuahkan hasil. Belum lagi beberapa preman yang dikerahkan juga mengeluh hal yang sama. Kerja keras Osa bukan tanpa alasan. Ia khawatir rencana yang telah disusunnya dengan apik ambyar begitu saja. Jika Milova tak juga selamat dari masa kritisnya, bagaimana tentang perjanjian yang telah disepakati bersama? Sial. Bisa-bisanya ia ingin mati setelah mengikat janji dengan Osa. “Hei, perempuan bodoh!” celanya. Meski Milova tak mendengarnya, setidaknya ia ingin meluapkan kekesalan itu. “bukan hanya uangku yang terkuras, tapi darahku juga!” lanjutnya begitu kesal. “kamu harus bangun untuk membayar semuanya!” perintah Osa. Osa yang akhirnya terpaksa mendonorkan darahnya sendiri untuk Milova, sangat berharap wanita itu bangun. Sudah banyak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-09
Baca selengkapnya
Guru Harus Cantik
“Guru yang mengajar di sekolah ini harus cantik!” perintah lelaki yang baru beberapa minggu menjadi seorang kepala sekolah. Semua guru saling memandang, sayup-sayup mereka mulai berbisik tentang apa yang baru saja mereka dengar. “Kalau guru tidak cantik dan memesona, bagaimana para peserta didik tertarik untuk mengikuti pembelajaran?” Osa semakin mempertegas pernyataannya. “jadi kalau gak bisa cantik, lebih baik jangan bekerja di sini!” pungkasnya lagi. Semua guru semakin heran dibuatnya. Mereka tak percaya karakter Osa berbeda jauh dengan almarhum ayahnya. Pak Seno dulunya selalu merekrut guru atas dasar kemampuan dan prestasi yang dimiliki guru tersebut. Ia sama sekali tak memperdulikan penampilan fisik. Lantas dari mana Osa mengadopsi aturan tersebut? “Dari Pak Ibrahim!” jelasnya. “lihat bagaimana sekolah Pak Ibrahim sekarang? Mereka menjadi sekolah swasta yang selangkah lebih maju dari kita!” Osa mulai membandingkan, dan t
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-09
Baca selengkapnya
Salah Tingkah
“Jangan pura-pura jatuh hanya untuk menarik perhatianku!” cetus Osa. Milova mengerutkan keningnya. Seharusnya justru ia yang patut marah, pikirnya. Laki-laki yang telah merangkulnya itu datang tiba-tiba. Bagaimana bisa Belangi menyiasatinya, sedangkan ia sendiri tak tahu Osa akan muncul. Lelaki aneh. “Kenapa? Masih terpesona?” sombongnya lagi. Ya, memang wajah Osa patut dikagumi. Lelaki bertubuh kekar, berkulit putih, dengan tinggi yang juga tak main-main, jelas akan membuat para wanita takluk kepadanya. Tapi tidak dengan Milova, ia bukan hanya tak bernafsu, tapi baginya disentuh Osa seperti tadi sangat mengkhawatirkan. Osa yang ia ketahui mengidap HIV, membuatnya menyesali telah bersentuhan fisik dengannya. Tapi ia juga masih tak mengerti mengapa dokter mengizinkan Osa mendonorkan darah untuknya kala itu. “Kenapa? HIV tidak ditularkan hanya dengan sentuhan fisik!” Jelasnya. Tak disangka tatapan Milova mampu menjelaskan pada l
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-09
Baca selengkapnya
Cantik
“Cantikan siapa aku sama perempuan itu?” sinis sekali Lusi menatap wanita yang melewatinya. Milova pun merasa tak nyaman mendengar sayup-sayup pertanyaan gadis berkulit putih itu. “Dia lebih cantik!” tegas Osa. Lusi menghela napas. Wajahnya terlihat kesal mendengar jawaban lelaki arogan itu. Bisa-bisanya ada gadis lain yang lebih cantik darinya, ia tak terima. Padahal saat masih berpacaran, Osa adalah lelaki yang sangat romantis. Setiap hari selalu saja ada pujian yang mendarat di telinga Lusi. “Kamu tega ya?” Lusi memelas. Ia tak percaya lelaki yang sangat ia cintai, kini justru memuji wanita lain. Osa hanya diam dan berjalan menuju ruangannya, membiarkan gadis itu melankolis sendirian. “Hei, gadis sok cantik!” panggilnya. Milova yang melintas langsung tertegun. “jangan harap bisa merebut perhatian Osa dariku ya!” tegasnya. Ternyata jadi cantik juga rumit ya, pikir Milova. Menjadi sosok wanita yang can
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-10
Baca selengkapnya
Mawar
“Apa-apaan sih!” celetuk Milova. Memang, bunga mawar merah yang sudah bertengger di atas meja kerjanya itu merupakan bunga kesukaannya. Harumnya pun sangat semerbak, sepertinya baru dipetik subuh tadi. Semangat beraktifitas, sebuah ucapan ikut menambah sakralnya perasaan pengirim bunga tersebut. Milova duduk di kursi empuknya, menatap tabu mawar merah kesukaannya itu. Pasti si arogan itu, pikirnya. Kemarin saja, ia memeluknya tanpa izin. Memang karena sebuah kecelakaan sih, saat Milova hampir saja terjatuh karena menyusun buku-bukunya. Tapi lelaki itu bisa saja mencari kesempatan dalam kesempitan, Milova masih sangat yakin. “Ini tugas kamu hari ini!” sebuah lemparan beberapa lembaran kertas sontak mengejutkan lamunannya. Milova memeriksanya, memastikan apa yang tertulis di dalamnya. Ternyata sebuah roster yang masih bentrok sana-sini. Banyak jam mengajar guru yang berbenturan dan tidak sesuai dengan yang diharapkan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-12
Baca selengkapnya
Siapa
Jangan bilang dia! Milova mengutuk dirinya sendiri jika memang benar tua bangka itu yang meletakkan mawar di mejanya. Lelaki itu dipanggil Bang Jal. Milova sangat risih melihatnya, karena Bang Jal yang punya kekurangan monohok, yaitu ompong. “Aku juga gak bisa terima jika memang Bang Jal yang menaruh bunga itu!” ucap Husna dengan santainya sambil mencium bunga yang harumnya masih semerbak. Husna juga merupakan guru baru di sekolah Osa. Usianya 2 tahun lebih mudah dari Milova. Ia cukup cerdas, lulusan terbaik dari Universitas Indonesia. Bahkan beberapa kali ia memenangkan olimpiade tingkat nasional saat menduduki bangku SMA. Wajar saja jika Osa menerimanya tanpa pertimbangan. Tapi yang terpenting bagi Osa bukan hanya kepintaran Husna. Wanita bertubuh langsing, berkulit putih, juga tinggi yang ideal dengan lekuk tubuhnya, membuat Osa cukup yakin untuk menerimanya sebagai guru matematika. “Tapi btw enak ya jadi orang cantik!” cel
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-15
Baca selengkapnya
Cowok Dolar
“Dasar cowok dolar!” cecar Husna. Itu gelar yang sudah lima tahun ini disandang oleh Raka. Guru-guru di sekolah dengan sengaja menyematkan panggilan tersebut kepadanya karena setiap sesuatu yang dilakukan Raka pasti ujung-ujungnya bermuara pada uang. Seperti saat ini, ia akan mengatakan siapa yang menanggalkan bunga mawar merah itu di meja Milova jika ia bersedia memberinya sejumlah uang. “Gak banyak-banyak kok!” sahut Raka. “seratus ribu saja! Itu pun karena teman!” sambungnya lagi sambil tersenyum manis. Husna geram melihat rekan kerjanya itu. Kemarin saja, saat Husna meminta lelaki itu mengajarinya mengisi PMM, ia harus mengeluarkan uang seratus ribu rupiah sebagai upah. Seharusnya sesama rekan kerja saling membantu, pikir Husna. “Nih!” Husna menempelkan selembar uang kertas berwarna merah di dahi lelaki yang membuatnya panas itu. “Eh, gak usah bayar Na!” Milova mencoba menghentikan Husna, namun terlambat, lelaki itu sudah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-16
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status