Salsa tidak bisa membantah perkataan suami dan ibu mertunya untuk memberikan anak ketiga yang masih di dalam kandungan untuk sang kakak ipar Desi dengan dalih tidak bisa mengurus anak dan sebagai anak pancingan. Desi yang sudah sepuluh tahun sangat mendambakan seorang anak kini akan terwujud untuk menjadi seorang Ibu. Dengan berat hati pun setelah melahirkan langsung di bawa pergi oleh Desi, tetapi dia sempat melihat bayi yang berjenis kelamin laki-laki itu mempunyai tanda lahir dipundak kanannya sebuah tahi lalat berwarna hitam. Keterbatasan ekonomi juga hal yang utama bahkan dia pun di hina karena tidak bisa hidup tanpa mereka, Salsa dianggap wanita yang lemah dan penurut. Salsa menahan rindu saat dia tidak bisa dekat dengan bayinya sendiri, sedangkan Desi tetap mengeluh karena tangisan bayi itu membuatnya tidak bisa tidur dengan tenang. Namun, setelah seminggu kemudian saat akan menggelar acara aqiqah di sore hari, Desi memberikan kabar yang mengejutkan kalau bayinya telah hilang saat dia pergi ke mall pagi harinya. Hatinya sakit dan menangis histeris, tetapi dia bisa menangkap wajah mereka yang tampak biasa-biasa saja. Salsa mulai curiga kalau hilangnya bayinya itu pasti ada alasannya. Apakah yang akan di lakukan oleh Salsa dan dapatkah dia membongkar misteri hilangnya bayinya itu? Apakah Salsa memilih bertahan atau berpisah dari keluarga suaminya?
View MoreWaktu sudah menunjukkan pukul lima sore. Untung saja Salsa sudah selesai di dapur. Bahkan sudah mandi dan segar. Bersantai sejenak di depan teras sambil menatap layar ponsel jadulnya. Salsa pun melihat story WA yang disematkan di postingan kakak iparnya sepuluh menit yang lalu. “Alhamdulillah, akhirnya Allah mengabulkan doaku. Kalau orang sabar itu pasti mendapatkan pertolongan dari-Nya. Aamiin.”“Mbak Desi posting tulisan seperti ini kayak dapat rezeki nomplok, apa ya?” tanya Salsa penasaran. Sesaat kemudian terlihat kembali status story WA dari Desi. Mata Salsa terbelalak saat melihat dan membacanya. “Akhirnya ada pengganti bayiku yang hilang. Terima kasih ya Allah, Engkau telah mengabulkan doaku untuk menjadi ibu sungguhan.” “Apa maksud Mbak Desi, apakah dia sedang hamil?” ucapnya dalam hati merasa bingung. Di saat Salsa masih bingung dengan perasaannya tiba-tiba saja mereka sudah kembali. Tampak mobil silver memasuki halaman rumah mereka. Sadam pun bersama mereka di dalam mo
Wajah Salsa terlihat semringah begitu juga dengan Sheila dan Sarah setelah sampai di rumah. Bagaimana tidak karena mereka berdua diizinkan untuk ikut ibunya bekerja untuk menjadi baby siter di rumah besar itu. Rupanya Salsa tidak ragu-ragu lagi untuk mengambil keputusan tanpa seizin suaminya . Dia langsung menerima tawaran itu. Meskipun dia tahu kalau Sadam akan tidak mengizinkannya dia tetap nekat untuk bekerja. Bukan Salsa yang gila yang tapi dia ingin membuat kedua anaknya tumbuh dengan makanan yang bergizi dan sehat. “Ma, kok sepi sih pada ke mana yah?” tanya Sheila saat melihat rumah mereka tak melihat satu pun orang di sana. “Biasa kali, mereka pasti keluar. Biarkan saja Sayang, sekarang bawa adikmu dan cepat ganti pakaian , sudah jam lima ternyata, cepat sana!”:perintah Salsa disertai anggukan kepala dengan sikap hormat. “Siap Bos!” sahut Sheila dan Sarah bersamaan. Baru kali ini bisa tawa ceria dari mereka membuat mata Salsa berkaca-kaca. Sheila yang sudah mengerti akan p
Wanita paru baya itu segera memanggil warga meminta bantuan untuk mengantarkan Desi ke rumah sakit terdekat. Untung masih ada orang yang masih peduli dengan mereka meskipun keluarga itu sering berbuat masalah. Sampai di rumah sakit Desi langsung diperiksa oleh dokter. Tampak sekali raut wajah Bu Citra masih terlihat sangat Khawatir. “Bagaimana Dok, apa yang terjadi dengan Desi, anak saya?” Bu Citra tak sabar menanti penjelasan dokter yang baru saja keluar dari ruangan. “Lebih baik kita pastikan dulu sepertinya pasien sedang hamil tapi kita akan melakukan pengecekan terlebih dahulu agar lebih meyakinkan,” sahut dokter itu membuat mulut Bu Citra menganga.“A—apa yang Dokter katakan? Ha—hamil? Anak saya hamil?” Bu Citra sangat terkejut bercampur bahagia. Dia tak menyangka kalau putrinya akan segera memiliki anak sendiri.“Lebih baik kita memastikan dulu, Bu,” jawab dokter itu lagi. “Baik, terserah dokter saja. Kamu dengar itu Desi, kamu hamil?” Bu Citra sampai menutup mulut dengan ta
Wajah Salsa tak lagi murung setidaknya ada secercah harapan untuk bisa bertemu kembali dengan anaknya. Apalagi saat bertemu bayi lucu yang sangat menggemaskan itu terlihat ada guratan senyuman yang terlukis di wajahnya. “Ah kenapa aku merasa dia seperti bayiku yang hilang? Dan bagaimana perkembangan kasus bayiku itu, sepertinya aku harus mencari tahu apakah Mas Sadam memang sudah melaporkan ke kantor polisi atau belum,” ucapnya kesal dalam hati. “Wah hebat kamu Sa, jam segini baru pulang, dari mana saja kamu?” bentak Bu Citra menatap tajam menghadang jalan Salsa yang ingin masuk ke rumah. “Dari luar, kan Ibu sudah lihat Salsa datang dari luar,” ucapnya tanpa ingin berdebat panjang. “Dasar menantu kurang ajar. Kamu nggak lihat ini sudah jam berapa? Apa saya harus mengingatkan kamu tugas kamu, Salsa?” Bu Citra semakin geram dan tidak biasanya wanita yang dianggap lemah itu mulai berontak. “Iya Bu, tapi Salsa butuh istirahat juga. Dari subuh Salsa sudah mengerjakan pekerjaan rumah i
“Aku yakin dengan temanku itu Mbak, mereka memang sih orang miskin dan tidak sanggup membiayai bayinya makanya dia mau memberikannya kepadaku,” jawabnya pelan.“Lebih baik kamu buat surat perjanjian sama temanmu itu, jangan sampai dia akan mengambil lagi anaknya setelah besar apalagi saat dia hidup di rumah orang kaya, kita memang tidak tahu sifat manusia Re.”“Mungkin saat ini dia hanya meminta satu milyar, nggak tahu kan ke depannya jika dia meminta uang kamu lagi atau memeras kamu bagaimana, kamu mengesahkan bayi itu adalah anak kamu, jangan sampai saat kamu sudah terlanjur sayang dengan bayi itu dan ketika besar mengakui kalau mereka adalah orang tua kandungnya, ribet loh Re,” cerca Dokter Shinta berusaha menasihati adiknya.“Ingat Re, bukan berarti kita memutuskan ikatan mereka, biar bagaimana pun mereka adalah orang tua kandungnya dan kamu harus lebih dulu memberitahukannya ketika dia sudah besar, jangan mereka karena Mbak takut mereka akan memutar balikan fakta kamu kamu yang
Tangisan pilu itu semakin kencang terdengar di telinga Salsa, naluri keibuannya pun semakin memanggilnya.“Suara tangisan itu mengingatkan dengan bayiku yang hilang dan kenapa sampai sekarang belum ada kabar dari polisi, apakah Mas Sadam memang sudah melaporkannya atau tidak sih?” gerutunya dalam hati tetapi langkahnya tidak berhenti untuk mencari suara tangisan bayi itu yang menyentuh hatinya.Sampai di sebuah lorong rumah sakit, terlihat seorang wanita cantik tinggi semampai sedang menggendong seorang bayi, dia tampak kewalahan saat bayi itu menangis begitu kencangnya.Salsa mencoba mendekati wanita muda itu dan menyapanya.“Maaf, bayinya kenapa Mbak?” “Nggak tahu kenapa Mbak, hari ini jadwalnya imunisasi tetapi dia terus saja menangis padahal di rumah dia tidur eh malah ke sini jadi begini,” jawab wanita itu kewalahan dan sedikit prustasi.“Kenapa nggak disusui saja bayinya, Mbak? Kasihan banget,” tanyanya lagi merasa kasihan karena mengingat anaknya kembali.“ASI saya nggak kelu
“Akan kupastikan kamu tidak bisa bertemu dengan mereka, apa itu yang kamu, Salsa?” Ucapan itu terdengar seperti petir di siang bolong menambah luka yang belum kering, kini sudah tercipta luka yang baru.Salsa berhenti sejenak, kini dia pun menjadi dilema antara mencari bayi yang hilang itu atau kedua anaknya yang juga butuh perhatiannya. “Ya Allah apa yang harus aku lakukan? Aku juga tidak mungkin meninggalkan kedua anakku dengan mereka, bagaimana nasib mereka jika tidak ada aku?”“Bisa-bisa mereka juga akan menelantarkan kedua anakku yang lain hanya karena kesal kepadaku.”“Tidak-tidak aku tidak boleh egois, aku akan mencari cara lain,” batinnya berkata.“Kenapa Sayang, apa yang kamu tunggu, Ayuk silakan jika kamu mau pergi aku tidak keberatan tetapi seperti yang aku bilang tadi, selangkah saja kamu keluar jangan harap kamu bisa bertemu mereka lagi!”Sadam mendekati Salsa dan membisikkan sesuatu di telinganya.“Berpikirkah dua kali jika kedua anakmu ingin selamat, Sayang,” ucapnya pe
“Istrimu ini sangat subur setiap lepas KB saja dia langsung bisa hamil, kamu bisa memanfaatkan nya dan membuat dia hamil ya paling setahunan gitu jaraknya, dan lagian dia itu nggak susah kalau melanjutkan tidak ada pendarahan atau tekanan tinggi, sangat gampang,” cerca Bu Citra bersemangat.“Bukannya Ibu yang menyuruh Salsa untuk pakai KB agar Salsa, nggak punya anak lagi?” “Iya memang, tetapi setelah kejadian ini kamu nggak dengar kata Desi, temannya mau membayar dengan harga mahal satu milyar Sadam.”“Bayangkan saja kamu jual anakmu dengan satu milyar apa kita nggak kaya mendadak, apalagi kamu bisa melahirkan anak laki-laki seperti bayi yang di jual itu, lebih besar harganya dari pada yang perempuan.”“Tidak Bu, Sadam tidak mau itu sama saja kita melawan hukum, Ibu mau masuk penjara, cukup sekali ini saja Bu, Sadam nggak mau membuat Salsa menderita.”“Sadam nggak mau melakukan kesalahan lagi, cukup sekali saja, jika Salsa tahu kalau Sadam terlibat dia akan marah besar dan akan men
“Kamu sangat keterlaluan Mbak, bagaimana bisa kemu teledor seperti itu?” teriaknya kembali.“Aku juga tidak tahu, Sa, saat aku ingin pergi kamar mandi aku menitipkan kepada salah satu karyawan toko itu, tetapi saat aku kembali bayi itu sudah tidak ada lagi di dalam kereta dorong itu.”“Aku sudah menanyakan kepada karyawan itu tetapi dia juga menyesal karena saat itu lagi banyak pengunjung dan dia tidak melihat siapa yang membawa bayi itu.”“Aku dan Mas Dirga sudah melihat CCTV di sana, tetapi posisi di area itu tidak ada kata petugas di sana,” kilahnya berbohong.“Kenapa kamu membawa bayiku ke luar, dia belum ada seminggu dan itu sangat rentan Mbak, apa kamu tidak tahu itu, atau kamu sengaja membuat bayiku meninggal, hah?” teriaknya histeris.“Sa, aku tidak tahu, aku hanya ingin jalan-jalan dengan bayiku tidak lebih dari itu , aku tidak ada niatan untuk menghilangkannya, kamu tahu sendiri kan kalau aku sangat menginginkan seorang anak?” kilahnya.“Mas, bagaimana ini, kita harus se
“Pokoknya kamu harus menurut apa yang Ibu katakan nggak usah banyak tanya, lagian Sadam itu kerjanya tidak sebagus seperti kakaknya yang mempunyai toko bangunan besar, dia hanya menjadi pegawai kantoran biasa!”“Itu semua gara-gara menikah dengan kamu makanya dia jatuh miskin seperti ini, lagian kamu juga tidak bisa merawat anak kamu, nanti malah keteteran anakmu sudah dua masih-masih kecil juga, pokoknya setelah ini kamu stop hamil, suntik KB kek, pasang IUD, atau apalah yang penting kamu tidak hamil lagi!” bentak Ibu mertua.“Punya badan kok nggak dijaga doyan banget hamil melulu, mengurus dua anak saja nggak becus ini malah yang ketiga!”“Des, setelah melahirkan langsung ambil bayinya!”“Biarkan kakak iparmu saja yang merawat, kamu bisa peras air susumu di botol tanpa perlu menggendongnya!”“Siapa tahu setelah merawat anakmu, Desi bisa hamil, dan punya anak kandung sendiri dan anakmu nanti dikembalikan ke kamu, ini hanya buat pancingan saja siapa tahu berhasil,”jelas Bu Citra deng
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments