Matahari sudah meninggi, langit semakin terang karena sinar sang surya. Namun, awan mendung begitu pekat menyelimuti mereka yang tengah berduka. Naima beserta keluarganya sudah pulang sejak satu jam yang lalu. Kini, hanya ada keluarga inti saja di rumah ini. Ketiga orang yang tengah duduk di sofa ruang tengah hanya diam tidak mengeluarkan suara. Pandangannya tertuju pada Syafiq, si balita yang sedang aktif-aktifnya itu. Nakal, lebih tepatnya. "Kenapa kamu diam di sana, Runa?" tanya Aldi padaku. Aku mengerjap mata dan berdehem pelan untuk menetralkan perasaan gugup karena pertanyaan pria itu. "Em ... ini, Pak, saya lupa mau bawa apa, ya tadi dari dapur?" kataku mencari alasan seraya menggaruk pelipis. "Biskuitnya dedek, Tante!" Saffa berteriak mengingatkan. "Oh, iya lupa!" Aku kembali ke dapur untuk mengambil cemilan Syafiq yang sebenarnya sudah ada di atas nampan. Untungnya, Aldi dan kedua orang tuanya tidak memperhatikan nampan yang kubawa, di mana sudah ada makanan Syafiq di
Terakhir Diperbarui : 2022-09-19 Baca selengkapnya