"Ya, bener, 'kan? Menurutmu tindakan kamu yang tadi memukul wanita itu sikap baik dan benar?" ujar Aldi masih membahas kejadian tadi. "Itu tindakan bodoh yang memalukan." Aku berdehem. Jari-jariku saling bertautan dengan pandangan menunduk. "Maaf, saya terlalu marah," kataku, "eh, tapi emang Bapak melihat semuanya?" "Tentu saja aku melihatnya. Bahkan dari kamu mulai masuk ke dalam kafe itu, hingga pertengkaranmu dengan pria tadi."Aku melihat Aldi dengan tidak percaya. Rasanya tidak mungkin seorang pengusaha yang sibuk, apalagi sedang memiliki masalah keluarga, datang ke kafe yang memang tidak selevel dengannya. Apa jangan-jangan dia mengikutiku? "Bapak sengaja datang ke sini?" tanyaku ingin tahu. "Tidak. Tadi, niatku untuk datang ke rumahmu. Tapi, karena melihat kamu di sini, makanya aku berhenti dan turun ketika kami bertengkar dengan kekasihmu itu." Aldi menjelaskan. Seketika keningku langsung berkerut mencerna kata-kata dia yang katanya sengaja ingin ke rumahku. Untuk apa?
Baca selengkapnya