Share

Bab 173 persiapan tinggal di rumah besar

"Apa-apaan, lo bilang jangan?" Damar bertanya pada Luna dengan wajah tak suka.

Gadis dua puluh tahun itu belum menjawab. Dia terlihat gugup dilihat dari wajahnya yang pucat dengan pandangan kosong.

"Luna," panggilku membuatnya menatapku.

Luna menghampiri, dia duduk di kursi panjang yang ada di sebelahku.

"Aku tidak ada teman jika Kakak tinggal di rumah Pak Aldi. Sudahlah, Kak hentikan semua ini. Aku takut."

Aku membuang napas dengan kasar. Lagi-lagi kata takut yang dia ucapkan. Dan aku tahu ketakutan seperti apa yang dirasakan Luna.

Dia khawatir aku akan ketahuan punya tujuan tidak baik oleh keluarga Aldi. Dia takut aku masuk penjara dan meninggalkannya seorang diri di kota ini.

"Luna," kataku seraya mengambil kedua tangannya.

Bibir adikku bergetar. Perasaan sedih kentara dari wajah manis pemilik lesung pipi itu.

"Jangan tinggal di sana, Kak." Luna kembali meminta.

"Ini untuk sementara, Lun. Jika nanti Kakak berhasil jadi keluarga mereka, Kakak tidak akan membiarkanmu tinggal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status