Share

Bab 176 wanita asing di supermarket

"Maksud Bu Nai, apa?" Aku bertanya pura-pura kaget.

Di dalam dadaku, jantung ini terus berdetak tak karuan. Entah ini sebuah ancaman, atau tanda jika aku dan Damar harus bergerak cepat menyingkirkan Naima.

"Saya mendengar semua percakapan antara kamu dan Mama, barusan. Dan saya sangat tidak percaya dengan ucapan kamu tentang Mbak Alina."

Aku menarik napas dalam-dalam, lalu mengembuskannya perlahan. Aku harus tenang, tidak boleh tegang.

"Bu .... Saya, menyampaikan apa yang saya dengar. Jika Ibu tidak berkenan, tidak apa-apa. Tapi, jangan mengatakan saya mempengaruhi Bu Ratna, karena itu tidak ada untungnya untuk saya. Apa yang saya dapat dari menjelekkan Bu Alina?"

Naima menarik napasnya perlahan seraya melepaskan tangannya dariku. Dia menegakkan tubuh dengan pandangan lurus ke depan.

Dengan masih memasang wajah sedih, aku menggeser tubuh agar bisa melihat wanita di sampingku dengan jelas. Kusenderkan sebelah pundak pada sandaran sofa dengan kaki kiri yang kusilangkan.

"Saya bunu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status