Share

Bab 183 gara-gara kopi

"Ayo, Aruna!" ajak Aldi lagi seraya bangkit.

Hatiku menolak pergi dengannya, tapi tubuh ini malah mengikuti apa maunya pria itu. Aku melangkah, berjalan di belakang Aldi setelah mengangguk hormat pada semua orang di ruang tengah ini.

"Pak!" kataku menghentikan langkah Aldi yang sudah berada di samping mobil miliknya.

"Kenapa?" Dia balik bertanya.

"Emh ... saya pulang sendiri saja, tidak enak jika harus diantar sama Bapak."

"Ck, kenapa harus tidak enak? Kan, sebelumnya pun aku pernah mengantarmu pulang? Bahkan menjemput juga pernah."

Aku menggaruk tengkuk leher seraya nyengir memperlihatkan deretan gigi. Beda denganku yang sulit mencari alasan agar Aldi mengurungkan niatnya, pria itu justru memperlihatkan ekspresi heran sekaligus bertanya lewat tatapan matanya padaku.

"Iya, Pak. Tapi ... malu aja, soalnya sering diomongin tetangga kalau pulang bareng Bapak. Katanya, aku simpanan Bapak," tuturku dengan penuh kebohongan.

"Untuk apa mendengarkan kata orang lain? Dikasih makan kamu s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status