Share

Bab 162 jadi pembunuh?

Matahari sudah meninggi, langit semakin terang karena sinar sang surya. Namun, awan mendung begitu pekat menyelimuti mereka yang tengah berduka.

Naima beserta keluarganya sudah pulang sejak satu jam yang lalu. Kini, hanya ada keluarga inti saja di rumah ini.

Ketiga orang yang tengah duduk di sofa ruang tengah hanya diam tidak mengeluarkan suara. Pandangannya tertuju pada Syafiq, si balita yang sedang aktif-aktifnya itu. Nakal, lebih tepatnya.

"Kenapa kamu diam di sana, Runa?" tanya Aldi padaku.

Aku mengerjap mata dan berdehem pelan untuk menetralkan perasaan gugup karena pertanyaan pria itu.

"Em ... ini, Pak, saya lupa mau bawa apa, ya tadi dari dapur?" kataku mencari alasan seraya menggaruk pelipis.

"Biskuitnya dedek, Tante!" Saffa berteriak mengingatkan.

"Oh, iya lupa!" Aku kembali ke dapur untuk mengambil cemilan Syafiq yang sebenarnya sudah ada di atas nampan.

Untungnya, Aldi dan kedua orang tuanya tidak memperhatikan nampan yang kubawa, di mana sudah ada makanan Syafiq di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Kajool Ajha
knp ada yg mau bales dendam atas kematian rindu, padahal rindulah yg berselingkuh..apa pun alasannya menghianati pasangan adalah berbuatan yg tercelah & hina
goodnovel comment avatar
Ratnaningsih Ismail
jadi males ah
goodnovel comment avatar
Vy2_tales
mirip sinetron di TV. jadi melebar ide ceritanya thor.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status