Share

Bab 168 Melenyapkan Syafiq

Tidak lama Adi berada di rumah Dinata. Dia kembali ke rumah sakit meninggalkan anak-anak yang masih merindukannya.

Syafiq dibuat menangis karena ingin ikut bersama ayahnya, hingga akulah yang sekarang repot olehnya. Berusaha menenangkan dia, membujuk agar mau masuk ke rumah setelah kepergian Adi.

"Papa ...!" rengek anak itu masih cadel.

Tangannya menunjuk ke gerbang yang masih terbuka, bekas keluarnya mobil Adikara.

"Cup-cup, Sayang ... kita masuk, yuk! Nanti, Papa pulang lagi, kok," kataku mengangkat tubuh gemuk Syafiq yang saat ini terduduk di lantai teras rumah.

Namun, anak itu malah berontak. Dia langsung tiduran di lantai masih dengan tangis memanggil ayahnya.

Aku yang capek membujuk, ikut duduk seraya terus memperhatikan anak bungsu Alina itu. Tanganku terkepal menahan rasa kesal yang bercampur aduk dengan emosi.

Seketika ucapan Damar yang menyuruhku melenyapkan Syafiq, terlintas dalam benak.

Haruskah aku melakukannya?

Jika aku berhasil melenyapkan anak itu, pasti pekerj
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status