“Kamu sudah tidak membutuhkan aku lagi kan, An? Aku pergi,, ya?” Kuhampiri dia yang sedang duduk, dan mengusap kepalanya. Anti bergeming menatapku. Aku tersenyum. Ada kalanya memang mengalah diperlukan, setidaknya untuk mendamaikan hati sendiri. “Aku hanya akan datang bila kamu meminta. Bila tidak, maka aku akan etap tinggal di kantor. Jika kamu tidak bisa menghubungi aku, kamu tahu ke mana harus mencariku. Aku tidak akan lari dari tanggungjawab, hanya saja, tempat ini terlalu mewah dan tidak nyaman untuk kutempati. Daripada perasaan was-was selalu menghantui, lebih baik, aku hanya datang hanya jika kamu memanggil. Aku pergi,, ya? Jangan lupa minum obatnya!” Kuusap perut yang mulai membuncit. Dan seketika, denyutan dari dalam sana terasa di telapak tanganku. “Dia bergerak, apar mungkin. Cepat makan!” Aku tersenyum dan berlalu pergi.Wahai Allah, kenapa perasaan ini selalu KAU siksa? Tanyaku dalam hati.Andai saja, Anti dan keluargany
Last Updated : 2022-01-12 Read more