“Keterlaluan kamu, Mas! Tidak ada yang menyuruhmu ke mari. Enyah kau dari sini!”“Oh, pasti! Aku pasti pergi dari sini, tapi, sebelumnya, aku akan membuat perhitungan sama kamu, lebih tepatnya kalian.”“Agam ... hentikan, Gam … sudah, sudah! Malu sama tetangga, kalian rebut terus seperti ini …” Ibu merengek sambil sesekali menyeka air mata menggunakan lengan baju. “Iya, Gam, jangan emosi! Sabar, duduk! Dibicarakan baik-baik bila ada sesuatu yang membuat kamu tidak enak hati.” Bu Lik ikut memohon padaku dengan mengelus pundak, mencoba mengajakku untuk duduk. Kuhempaskan tangannya dengan kasar. Sepertinya, tujuanku untuk mengumpulkan setan agar membantuku marah, berhasil.“Selama ini aku kurang apa sama kamu, Rani? Segala hal aku berikan, bahkan dengan mengorbankan keluargaku sendiri. Ternyata, di belakangku, kamu bermain hal yang menjijikan. Oh, atau, jangan-jangan, apa yang menimpak
Terakhir Diperbarui : 2022-01-14 Baca selengkapnya