Share

Bagian 159

 “Ayah sudah tidak punya rumah lagi, Dek …” Danis diam, melihatku yang sedang menangis. Nia berdir, dan menghilang. Sepertinya ingin memberikan waktu untukku bisa bersama hanya dengan anak-anak. Atau karena suaminya melarang untuk tidak bicara denganku?

“Ayah kenapa tidak punya rumah lagi?” Akhirnya suara Dinta keluar juga untuk menyapaku. Kali ini tangisku benar-benar pecah. Merasa bersyukur sekali, anak yang pernah aku zalimi akhirnya mau bertegur sapa denganku.

“Karena Ayah dulu jahat sama Kakak, sama Adek …” jawabku terbata.

“Ayah sudah makan, belum?” Dinta bertanya lagi.

“Sudah, Ayah sudah makan … Kakak sama Adek sudah makan belum?”

“Sudah …” jawab mereka kompak.

“Ayah pengin ketemu kalian, boleh?”

“izin Papa dulu ya, Yah?” Danis dengan polosnya menjawab. Aku mengangguk.

“Kakak, Ayah minta

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Ayang Sary
dibanding kesabaran agam, ku rasa pembacalah yang paling sabar..........gimna gak sabar, demi mbaca kelanjutan kisah agam hari demi hari saya jabanin demi bisa mndapatkan koin dan membuka kelanjutannya..........nasib gak ada uang mo beli koin, jadi mau gak mau bonuslah yang dipilih.
goodnovel comment avatar
Mom L_Dza
Ayo Gam tunaikan kewajiban sebagai Ayah calon debay bukan sebagai suami Anti.. sabar.. sabarin aja deh
goodnovel comment avatar
Sri Wahyuni
Ya Allah agam aku kok ikut nangis saat km tlp danis dan dinta
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status