Siapa yang mampu jika ditugaskan untuk membunuh kekasihnya sendiri? Perasaan bimbang dan resah jelas dirasakan seorang wanita tangguh berparas cantik yang memiliki kemampuan menembak dalam jarak jauh itu. Sialnya, itulah yang harus dilakukan oleh Sheryl Calla Wilfred. Ia terpaksa harus menembak kekasihnya sendiri demi sesuatu yang lebih penting di dalam hidupnya. Richard Dowson, Seorang sniper handal yang mampu membuat Sheryl jatuh cinta begitu dalam. Hingga wanita itu kesulitan untuk menentukan pilihan yang dihadapkan kepadanya. Perasaannya harus dikorbankan, Richard harus mengalami sakit hati terparah di sepanjang sejarah percintaannya. _ Bagaimana caranya mereka memecahkan segala misteri dan rahasia besar yang hadir seiring dengan berjalannya kisah cinta mereka? _____ "Aku ..., terpaksa harus melakukan ini, Richard. Pilihan yang dihadapkan kepadaku begitu sulit ...," lirih Sheryl. - "Shoot me ... If that's what you have to do," ujar Richard. **
View More—Prologue—
Richard mengejar David yang tak lain adalah seorang wanita yang menyamar sebagai orang kepercayaan Kingswell. Dia penasaran dengan nama sebenarnya seorang wanita keturunan Berlin yang menyamar dan menipu dirinya.
Saat ini, mereka masih berada di Saudi Arabia untuk menghukum musuh dari sahabatnya -Jonathan Walz-.
David berhenti dan memasuki sebuah ruangan yang di sebut kamar. Mereka menginap beberapa hari dan diberikan ruangan masing-masing untuk beristirahat.
Richard yang penasaran dan nekad, memberanikan diri mengikuti David memasuki kamarnya.
Namun baru saja Richard melewati pintu dan menutupnya, tiba-tiba saja sebuah pisau belati menahan gerakannya yang baru saja berbalik badan. Pisau belati yang terarah ke dadanya itu begitu mengkilap seperti habis diasah dengan batu pengasah.
Seringai dari bibir seksi David terlihat. "Sudah kukatakan berapa kali... Jangan mencari tahu diriku! Apa kau bebal?!" tukas David.
"Apakah sebuah nama membuatmu harus membunuhku?" tanya Richard dengan santainya.
Membuat David sedikit mengendorkan pertahanannya untuk berpikir sejenak. Walau dirinya memiliki prinsip untuk menutupi identitasnya saat bertugas.
Namun... Bukankah saat ini tugasnya sudah selesai?
Richard menggunakan kesempatan saat David terlihat lengah. Dia meraih pisau belati itu dengan gerakan cepat dan begitu cekatan.
Bahkan David terkejut saat tubuhnya terangkat oleh Richard dan dibawa ke atas ranjang. Lalu ditindih dan dikunci pergerakannya.
"Kau yakin tak ingin memberitahukanku namamu yang sebenarnya?" tanya Richard dengan suara tertahan.
"Tidak! Bangun dari atasku! Dasar berengsek!" tukas David kesal. Merasa dirinya terkurung dan tak berkutik dibawah Richard.
Walau dia bisa melakukan beladiri, namun tetap saja... Tenaganya akan kalah dari Richard. Ditambah pria itu menahan kedua tangan dan menjepit kakinya. Membuat David kesal dan lelah mencoba melepaskan diri dari Richard.
"Perlu kau ingat... Kau adalah seorang wanita. Berapa kali kau berontak... Kau tak akan bisa menandingi tenaga laki-laki sepertiku!" ejek Richard.
David menatap tajam Richard yang mengejek dan meremehkannya.
"Dasar bajingan! Menyingkir dari atasku! Apa kau tak sadar tubuhmu sungguh berat!" bentak David.
Namun Richard hanya terkekeh hingga membuat David hendak menggunakan kesempatan itu untuk melepaskan diri.
"Kau pikir kekehanku, membuatku lengah dan akan membiarkan dirimu lepas begitu saja?!" tukas Richard menahan gerakan meloloskan diri yang hendak dilakukan David.
Membuat David semakin kesal setelah gagal mencoba terlepas.
"Tidak akan semudah itu nona...! Cepat beritahu atau kau memang ingin dipaksa?!" sergah Richard mulai geram.
"Tidak akan kuberitahu! Jangan keras kepala Richard! Bahkan setelah ini kau maupun diriku akan berpisah! Dan kita tak akan pernah bertemu lagi! Jadi untuk apa kau mengetahui nama asliku!" sanggah David.
Richard menatap tajam David yang keras kepala. "Siapa bilang kita akan terpisah setelah ini? Kau ini sungguh memaksaku, David!" sergah Richard lalu mencium David secara tiba-tiba.
Sebuah penolakkan sempat terjadi walau akhirnya David mengalah...
Mengalah untuk membuat Richard lengah agar memudahkannya untuk melepaskan diri dari Richard.
Ciuman mereka berubah menjadi sebuah lumatan dan pagutan terus tercipta hingga keduanya mulai menyeringai. Dan David mengigit bibir Richard cukup keras.
Lalu berontak melepaskan diri dari tindihan Richard. Menendang 'masa depan' Richard cukup keras. Hingga membuat pria itu secara otomatis menyingkir dan memekik serta meringis kesakitan.
"Argh! Shit!! Dasar berengsek!" umpat Richard. Berguling ke samping, kedua kakinya tertekuk demi menahan nyeri di bagian alat vital-nya.
Sementara itu...David sudah mencapai pintu dan tertawa puas melihat Richard yang berguling kesakitan di atas ranjang.
"Hah! Salahmu sendiri yang memaksaku bahkan mencuri ciumanku! Itulah yang akan kau terima, karena berani menantangku!" sergah David.
Richard tak lagi membalas, rasa berdenyut dan nyeri masih terasa menyiksanya.
David tersenyum puas. "Selamat tinggal, semoga milikmu masih bisa digunakan dengan baik!" ejek David.
"Oh... Tenang saja. Dia akan tetap bekerja dengan baik. Apa kau ingin mencobanya, Sheryl Calla Wilfred?" sarkas Richard, sambil membaca sebuah nama dari kartu pengenal yang berhasil dia ambil dari selipan baju yang dikenakan David.
Richard menariknya secara perlahan saat ciuman sedang berlangsung.
Membuat wanita yang diketahui bernama Sheryl itu terkejut dan menghentikan niatnya yang hendak membuka knop pintu.
Sheryl meraba perut hingga ke dadanya. Passpor dan visanya sudah tak ada di sana. Dia sengaja menyembunyikan semua itu di tubuhnya. Dia tahu seorang Richard sedang penasaran dengan identitas aslinya.
Dirinya yang harus segera kembali ke Jerman setelah tugasnya selesai, tak ingin repot bolak balik mengambil data pentingnya dengan membawa kelengkapan passpor data diri miliknya yang asli kemanapun dia pergi.
"Dasar bajingan! Kembalikan semua itu!" sergah Sheryl.
Dia beranjak dari pintu, menyerang Richard yang terus melihat data dirinya. Richard berdiri dan mengangkat tinggi ke atas kepala passpor dan visa Sheryl. Hingga pergulatan terjadi dan pijakan di atas ranjang membuat keduanya hilang keseimbangan dan terjatuh.
Posisi kali ini Sheryl yang berada di atas Richard. Namun tak membuat Richard marah ataupun protes. Dirinya malah tersenyum dan menyeringai.
Sheryl hendak beranjak namun Richard menahannya.
"Bolehkah aku ikut ke Berlin?" tanya Richard. Dia juga sempat melihat tiket tujuan ke Berlin atas nama Sheryl.
"Tidak! Untuk apa kau ikut?!" larang Sheryl langsung. Dia kembali bergerak berusaha keluar dari pelukan Richard.
"Untuk membuatku jatuh cinta padamu. Karena saat ini aku sangat tertarik denganmu, jadi... Aku ingin mengikuti kemanapun kau pergi. Untuk mengenalmu lebih—"
"Jangan bermimpi disiang hari! Dasar bodoh!" ketus Sheryl memotong ucapan Richard.
Dia beranjak dari atas Richard dan memilih pergi meninggalkan pria yang berbicara seenaknya.
Richard menyeringai melihat Sheryl yang pergi meninggalkannya. Berjalan begitu cepat namun mampu membuat Richard melihat sisi lain yang begitu seksi.
"Aku akan mencaritahu tentangmu, Ms.Wilfred. Semuanya... Bahkan mungkin sampai ke ukuran celana dalammu!" gumam Richard menyeringai. Sambil mengusap-usap bibirnya.
**
_EPILOG_Richardberdiam menatap pergerakan Sheryl yang sedang sibuk ke sana ke sini. Mencari-cari gaun yang cocok untuk dikenakan wanita itu.Ini adalah salah satu cara Richard untuk tetap bisa berada dekat dengan Sheryl, walau tetap hanya dalam jarak yang tak kurang dari satu meter. Setidaknya, ia masih bisa melihat wanita itu.Di sebuah butik terlaris di kota London tepatnya di kawasan Knightsbridge. Sebuah kawasan pemukiman elit dan retail eksklusif di London barat. Tempat ini disebut sebagai rumah bagi toko-toko mahal dari fashion inggris dan international. Termasuk department store terbesar di inggrisharrodsdan departmentharvey nichols.Bisa dikatakan semua itu sangat berlebihan bagi Sheryl. Namun baik Ibu dan Anak itu tak memikirkan masalah biaya. Apalagi semua ini demi pernikahan mereka… Richard hanya ingin memberikan yang terbaik bagi wanitanya saat ini.Dan
_THE END_ Tiga hari kemudian... Setelah para wanita beraksi meyakinkan Sheryl... Dan mereka mendapatkan kegagalan yang sama. Sheryl sama keras kepalanya dengan Richard. Hingga Kingswell harus kembali turun tangan demi memaksa Sheryl untuk menemui Richard. Sheryl yang merasa berhutang budi kepada Kingswell, terpaksa menuruti perintah Kingswell untuk menemui Richard. Maka dari itu… disinilah Sheryl. Berdiri di hadapan pria yang memunggunginya menatap jendela kaca yang terbuka, membiarkan udara masuk ke dalam kamarnya. Menghembuskan angin ke kulit tubuh liatnya yang tak mengenakan apapun. Begitu juga dengan Sheryl yang melipat kedua tangan di depan dadanya. Merasakan hembusan angin yang bertiup menerpa kulit wajah dan menerbangkan rambut yang digerai ke belakang bahunya. "Richard… aku hanya akan menjelaskannya sekali, kau harus mengerti keadaanku…. Aku-" "Aku mengerti, Sheryl…." Richard memotong ucapan Sheryl. Dia berbalik dan menatap dingin wanita itu. Bagaimana ia tak mara
—44— Sheryl melongo tak percaya melihat Richard yang bertingkah menyebalkan seolah tak terjadi apapun. Ditambah dengan ucapannya yang mampu membuatnya menyesal telah menangisi pria itu beberapa malam terakhir. Sheryl mengedipkan matanya berkali-kali saat Richard menyuruhnya istirahat. "What the he—" "Hei… ini tempatku… kenapa kau bertingkah seolah aku yang menumpang disini?!" tukas Sheryl. Melangkah dengan tergesa mengejar Richard sebelum pria itu menutup pintu kamarnya. Rasanya ia sangat ingin memberikan satu tamparan lagi untuk menyadarkan pria tersebut. “Kau! Sungguh tak tahu malu! Bisa-bisa nya kau bertingkah seolah tak ada yang terjadi, bahkan beberapa menit sebelumnya. Kau datang dan mengungkapkan penyesalanmu. Aku tak percaya jika seperti ini tingkahmu!” Sheryl menukas bertubi-tubi. Hingga tanpa sadar dirinya telah masuk ke dalam kamar dan pintunya sudah ditutup rapat saat Richard memutari dirinya ketika Sheryl menunjuk Richard menggunakan telunjuknya. Lalu pria menyebal
—43—Richard bergegas setelah limosin Jjonathan keluar dari gerbang rumahnya beberapa menit setelahnya.Dia memakai mantel nya dan beranjak keluar menggunakan helikopternya. Membelah langit yang cukup mendung namun tak menyurutkan semangatnya untuk mencari wanitanya.Sialan kau Nathan! Ucapanmu seperti mantra di kepalaku, berputar terus berulang-ulang. membuat telingaku berdengung!batin Richard.Ia mulai mengudara menggunakan helikopter. Dia berniat mencari Sheryl ke Rusia. Tempatnya dulu bermalam saat misi bersama dengan Sheryl untuk pertama kalinya.Richard teringat, setelah kedatangan Jonathan ke rumah. Mengingat pertemuannya dengan Sheryl ketika mereka membantu Jonathan menyerang kakeknya sendiri.Selama beberapa hari ini… bukan Richard tak mencari keberadaan Sheryl… Dia mencarinya, beberapa hari setelah kepergian ayah dan ibunya. Namun Sheryl telah pergi dari kediaman Wilfred di
—Special Part—_From Extra Part 2__Dari novel My Dangerous Secret_Sebuah jasa seorang sahabat, tak akan pernah bisa dibayar dengan uang atau apapun yang berharga di dunia ini. Setiap pengorbanan harus dibayar dengan pengorbanan juga.Sahabat yang tak meminta balas budi. Namun sahabat lainnya ingin membalas budi. Begitu-lah prinsip hidup seorang Jonathan Walz.Dia berhutang banyak kepada Richard. Sahabat konyolnya yang saat ini sedang butuh pertolongannya. Seorang playboy dari London, mulai tersesat oleh perasaan cinta.Membutakan mata dan hatinya. Membuat seorang Dowson menjadi bodoh.Sheryl Calla Wilfred, wanita yang sempat menyamar sebagai David -pengawal pribadi Kingswell-. Nyatanya mampu membuat Richard bertekuk lutut, hingga sebuah pengkhianatan membuat sahabatnya begitu murka.Dan saat ini... Hanya Jonathan yang dibolehkannya masuk ke dalam kamarnya. Karena menu
—42—Richard menatap punggung Sheryl yang berjalan kembali menghampiri keluarganya. Tatapannya begitu lekat hingga dia tak menyadari kehadiran keponakannya yang begitu pandai membaca situasi. Anna memiringkan kepalanya demi mendapat perhatian Richard agar menoleh ke sampingnya tepat di mana ia berdiri sambil bersedekap dada."Aku sungguh heran dengan masalah orang dewasa, jika memang tak bisa melepaskan orang yang dicintainya. Mengapa harus dipaksakan untuk berpisah?!" sindiran Anna kali ini sukses membuat Richard menoleh.Dengan tatapan sinis Richard memicingkan matanya kepada Anna yang menatap Sheryl."Hei... Anak kecil, tahu apa tentang urusan orang dewasa?!" tukas Richard."Aku tahu. Karena selama ini, daddy Leon dan ibuku... Tak pernah bersikap seperti kedua orang tua temanku yang lain. Mereka hanya saling menjaga untuk membuatku berpikir bahwa mereka adalah orang tuaku.""L
-41-Beberapa bulan sebelumnya....Marco mengetuk sebuah pintu apartemen sederhana milik dua orang wanita paruh baya yang begitu dihormatinya.Karena di dalam sana tinggallah seorang ibu dan bibi yang memilih hidup sederhana dan menyembunyikan identitas asli mereka yang sebenarnya. Jauh sebelum mereka menikah dan memiliki anak.Bel pintu ditekan sebanyak dua kali, lalu tak lama suara dari sambutan wanita yang dirindukannya terdengar meminta Marco untuk menunggu sebentar."Hah... siapa lagi yang datang. Yang satu pergi dan yang lain akan datang, kapan hidupku akan tenang jika seperti ini!"Terdengar gerutuan suara wanita paruh baya yang menggerutu, lalu membukakan pintu untuk Marco masuk."Mom...," panggil Marco. Lalu memeluk ibunya sambil mengusap punggung wanita paruh baya itu."Hah... ternyata kau, kenapa baru datang setelah semuanya pergi?!"
—40—Richard, Sheryl dan Shello mengikuti langkah Rebecca yang tergesa walau tertatih-tatih mereka bergegas menuju ruang bawah tanah yang terdapat di perpustakaan dan memiliki lantai kayu yang menjadi pintu rahasia ruangan penyekapannya selama ini.Setibanya mereka di ruang penyekapan..., bau lembab mulai tercium... hawa udara yang sungguh tak layak terasa di kulit mereka. Penerangan seadanya dengan dinding bercat gelap dan lantai semen yang berdebu menunjukkan ketidak layakan tempat tersebut untuk ditinggali oleh manusia.Cahaya lampu dari luar terlihat menyinari di bagian sudut ruangan, yang terdapat Sergio sedang berdiri sambil memegang sebuah remote bertombol merah. Dinding yang telah dihancurkan menggunakan bom yang sudah di pasang oleh Sergio di dalam keadaan genting seperti ini. Adalah satu-satunya alternatif jalan untuknya melarikan diri.Saat turun dari ruang pribadinya... ia berkata kepada Leonard dan Marco akan meng
-39-"Why are you silent, Black Swan? Are you surprised to see me so real?"tanya Richard.______Richard berjalan mendekati Sheryl yang masih enggan menatap ke dalam matanya. Dia tahu wanita di hadapannya itu menjadi canggung dan segan setelah apa yang dilakukan kepadanya.Richard berdiri menjulang di hadapan Sheryl. "Look at me Black Swan...,"perintah Richard. Namun wanita itu tetap menunduk dan malah menggeleng sampai seketika air matanya menetes serta getaran dibahunya mulai terlihat karena tangisnya yang semakin kuat.Richard menaikkan dagu Sheryl, mendongakkan kepala wanitanya. Melihat air mata yang keluar dan mengalir dipipi mulusnya."Kau menyesalinya?" tanya Richard berbisik.Sambil mengusap air mata Sheryl. Menangkup pipinya, lalu menelusupkan jari tangannya ke rambut
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments