Share

Bagian 155

Setelah beberapa jam, Rani tertidur. Satu per satu warga meninggalkan rumah. Tinggal yang masih termasuk keluarga saja yang masih berada di rumah.

“Mas … aku mau bicara.” Iyan menatap tajam padaku. Aku paham apa arti kemarahannya itu.

“Oke …” jawabku sinis. Sudah cukup selama ini diriku mengalah jangan harap, aku akan tunduk terhadap apa pun yang dia inginkan.

Saat ini kami berada di samping rumah, sebelah sungai yang mengalir. Duduk di sandaran aliran air yang berasal dari pegunungan itu.

“Kenapa Mas mencuri uang dari ATM-ku?” Tanyanya dingin.

“Terus, kamu maunya apa sekarang?”

“Aku mau, Mas kembalikan uangku, sekarang juga, Mas.”

“Baik, aku akan mengembalikan, tapi, kembalikan dulu uang hasil penjualan kayu yang Bapak jual dari kebunku.” Iyan terperangah, “masih banyak yang itu, daripada uang yang aku ambil dari ATM kamu.”

&ldquo

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Ayang Sary
pasti mbak gak percaya saya bisa habis satu part hanya dengan menunggu bonus wkwkwkww...yang pnting sabar mbak
goodnovel comment avatar
Mom L_Dza
kasian si Agam sekarang
goodnovel comment avatar
Masyitah Johar
Agam semoga kesalahan yg pernah di lakukan semoga dapat dimaafkan dan diampuni Tuhan segra saja mendekatkan diri kpd YMK ... kepadanyalah tempat kita mengadu dan berkeluh kesah... setelah hujan akan datang pelangi.... yang sabar ya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status