Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri

Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri

last updateLast Updated : 2023-10-30
By:  Lena laiha  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
15Chapters
893views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Kanaya Salsabila, gadis berusia dua puluh tahun terpaksa harus merelakan kesuciannya pada seorang laki-laki yang tak ia kenal karena ternyata ia dijual oleh ibu tirinya. Beberapa bulan. Naya kembali dijual oleh ibu tirinya namun, kali ini bukan dijual kepada seorang laki-laki melainkan pada seorang wanita paruh baya. Wanita itu membeli Naya untuk dinikahkan dengan anaknya yang mengalami kelumpuhan dan ditinggalkan oleh calon istrinya beberapa hari menjelang acara pernikahan. Siapa sangka pernikahan yang tidak dilandasi dengan cinta itu membawanya kembali bertemu dengan laki-laki yang sudah merenggut kesuciannya. Ternyata Naya menikah dengan Alpian yang beberapa bulan lalu sudah membeli dirinya dari ibu tirinya. Bagaimanakah kehidupan Naya setelah menikah? Akankah dia mendapatkan kebahagiaan dari suaminya?

View More

Latest chapter

Free Preview

Bab 1 dua ratus juta untuk satu malam

"Bu, uang belanja sudah habis, aku belum gajian, majikan aku belum pulang dari luar kota," ucap Kanaya pada ibu tirinya saat mereka selesai sarapan.Kanaya Salsabila, gadis berusia dua puluh tahun itu tinggal bersama ibu dan kakak tirinya. Setelah Ayahnya dinyatakan hilang saat pabriknya terbakar, Kanaya tak lagi merasakan ketenangan dalam hidupnya. Sehari-hari dirinya harus bekerja sebagai tukang kuli cuci gosok di rumah tetangganya demi mencukupi kebutuhan hidup keluarga mereka.Pendidikan yang hanya lulusan SMA membuatnya kesulitan mencari pekerjaan yang layak, dan akhirnya dirinya harus menerima bekerja sebagai tukang kuli cuci. Rani menatap Kanaya dengan tatapan tajam lalu membanting sendok!"Makanya Naya, kalau majikan kamu mau pergi ke luar kotanya lama, minta uang gaji untuk dua minggu!" seru Rani ~ ibu tirinya Naya."Heh Naya, lagian kamu tuh kalau kerja yang bener dong. Jangan kerja cuma di satu rumah, melamar lagi ke, rumah yang lain lagipula kamu kerja di rumah majikan

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
15 Chapters

Bab 1 dua ratus juta untuk satu malam

"Bu, uang belanja sudah habis, aku belum gajian, majikan aku belum pulang dari luar kota," ucap Kanaya pada ibu tirinya saat mereka selesai sarapan.Kanaya Salsabila, gadis berusia dua puluh tahun itu tinggal bersama ibu dan kakak tirinya. Setelah Ayahnya dinyatakan hilang saat pabriknya terbakar, Kanaya tak lagi merasakan ketenangan dalam hidupnya. Sehari-hari dirinya harus bekerja sebagai tukang kuli cuci gosok di rumah tetangganya demi mencukupi kebutuhan hidup keluarga mereka.Pendidikan yang hanya lulusan SMA membuatnya kesulitan mencari pekerjaan yang layak, dan akhirnya dirinya harus menerima bekerja sebagai tukang kuli cuci. Rani menatap Kanaya dengan tatapan tajam lalu membanting sendok!"Makanya Naya, kalau majikan kamu mau pergi ke luar kotanya lama, minta uang gaji untuk dua minggu!" seru Rani ~ ibu tirinya Naya."Heh Naya, lagian kamu tuh kalau kerja yang bener dong. Jangan kerja cuma di satu rumah, melamar lagi ke, rumah yang lain lagipula kamu kerja di rumah majikan
Read more

bab 2 Dijebak

Di salah satu restoran mewah, Rani mengajak Naya makan di sana. "Naya, kamu pilih mau makan apa, Ibu mau ke toilet dulu ya," ucap Rani. "Bu, tapi makanan di sini harganya pasti maha, aku gak punya uang untuk membayarnya," ucap Naya yang memang tak mungkin mampu membayar makanan di restoran itu. "Kamu gak usah khawatir, teman Ibu yang akan membayarnya oh ya sekalian dia mau membicarakan pekerjaan padamu katanya dia mau memberimu pekerjaan yang layak yang gajinya lumayan besar.""Baik Bu, apa Ibu mau kupesan kan juga?""Tentu saja. Pesankan makanan yang sama dengan yang kamu pesan aja ya.""Iya, Bu. Ibu jangan lama-lama ya.""Ibu cuma sebentar kok." Rani pun segera pergi meninggalkan Naya di sana! Tanpa rasa curiga, Naya pun langsung memilih makanan yang ingin ia ketahui rasanya. "Makanan di sini kayaknya enak-enak rasanya aku ingin memesan semuanya tapi aku gak boleh malu-maluin Ibu, aku harus memilih salah satu nya saja," batin Naya. Naya pun langsung menunjukkan gambar makanan
Read more

bab 3 Apa yang terjadi semalam?

Saat itu sekitar pukul tiga dinihari, Naya terbangun dari tidurnya. Dia membuka matanya, dalam penerangan yang sangat minim, ia menatap sekeliling ruangan itu. "Dimana aku?" batinnya sembari merasakan sakit dikepalanya. Ia merasakan sesuatu menindih perutnya, ia pun menyibakkan selimut yang menutupi tubuhnya! Dan betapa terkejutnya ia saat melihat tangan kekar menindih perutnya ditambah lagi dengan tubuhnya yang polos tanpa mengenakan pakaian sedikit pun. "Aaaaaa!" Naya berteriak dan segera menjauh dari Alpian! Ditutupinya tubuhnya dengan selimut itu! "Siapa kamu? Apa yang kamu lakukan padaku?" Naya menagis dipojokan tempat tidur itu sembari mermas selimut yang ia gunakan untuk menutupi tubuhnya. "Kenapa kamu menangis? Bukankah kamu sendiri yang menyerahkan diri kamu untuk saya. Kenapa kamu berlagak seperti orang linglung?" ucap Alpian dengan begitu santainya bahkan ia tak perduli dengan tubuhnya yang masih belum mengenakan apa-apa.Naya terus menangis sambil mengingat apa yang
Read more

bab 4 batalnya pernikahan

Tiga bulan kemudian. Dikediaman keluarga Alpian. "Alpian, aku mau membatalkan pernikahan kita," ucap Jesica ~ kekasih Alpian. Tiba-tiba Jesica datang dan langsung berbicara apa yang ingin dia katakan pada Alpian. Gadis itu tanpa ragu meminta membatalkan pernikahannya yang akan dilaksanakan satu minggu lagi dari hari ini. Dia tak perduli meski di sana ada kedua orang tua Alpian."Tapi kamu tidak bisa mengambil keputusan secara sepihak seperti ini, Jesica. Aku tidak mau membatalkan pernikahan kita. Kamu tahu waktunya hanya tinggal satu minggu lagi," ucap Alpian yang menolak keinginan kekasihnya itu. Kedua orang tua Alpian terkejut mendengar permintaan Jesica yang tidak mungkin dikabulkan oleh mereka. Waktu pernikahan mereka hanya satu minggu lagi, tidak mungkin pernikahannya dibatalkan karena surat undangan pernikahan mereka sudah tersebar dimana-mana, keluarga Alpian tidak ingin menanggung malu dengan batalnya pernikahan putra satu-satunya itu. "Jesica, apa yang kamu bicarakan i
Read more

bab 5 dijual untuk yang ke_dua kalinya

Di tempat kerja Shelly. "Ya kali nikah sama orang kaya tapi lumpuh. Mending aku nikah sama orang biasa tapi normal kayak orang pada umumnya."Perkataan salah satu teman Shelly membuatnya, penasaran dan ingin tahu apa yang sedang mereka bicarakan. "Ada apa ini? Lagi pada membicarakan apa?" tanya Shelly pada teman-temannya. "Nih, si Anjani lagi mengkhayal katanya gimana kalau nikah sama cowok kaya tapi lumpuh," sahut temannya Shelly. "Ya kalau banyak duit kan jadi lupa kalau punya suami lumpuh," ucap Anjani. "Kirain lagi ngomongin apaan," ucap Shelly lagi. "Eh tapi aku dengar tadi Pak Jay lagi bicara serius sama Pak Hanan," ucap teman Shelly yang lainnya. "Bicara apa?" tanya Shelly penasaran. "Gak tahu tapi yang jelas, aku dengar CEO baru kita sudah lumpuh sejak beberapa bulan lalu.""Serius? Kamu tahu gak orangnya yang nana?" ucap Shelly. "Gak ada yang tahu karena dia gak pernah datang ke kantor ini. Ini kan kantor cabang, dia tuh cuma datang ke kantor pusat aja," ucap Anjani.
Read more

bab 6 setuju menikah

Setibanya di rumahnya, Rani langsung mencari-cari keberadaan Naya. "Naya! Naya! Kanaya!" seru Rani sembari berjalan memasuki rumahnya. "Ada apa, Bu? Datang-datang udah teriak-teriak aja," ucap Shelly. "Naya udah pulang belum?" tanya Rani. "Udah, sekarang dia lagi keluar untuk membeli makanan. Ada apa sih Bu?""Ibu mau bicara sama dia.""Iya, bicara apa. Setahu aku sekarang belum waktunya bayar tagihan listrik," ucap Shelly. "Ibu mau dia menikah dengan anak orang kaya," ucap Rani. "Kalau nikah sama anak orang kaya, aku juga mau Ma.""Tapi cacat, kamu mau?""Cacat? Ah nggak, nggak mau.""Makanya itu, kalau ganteng dan sempurna udah pasti Ibu kenalin ke kamu dulu sebelum Naya.""Ibu yakin, Naya akan bersedia menikah dengan seorang pria cacat?""Harus mau, karena orang itu bersedia memberikan uang sebanyak yang kita inginkan kalau Naya bersedia menikah dengan anaknya.""Wah, kalau gitu kita harus memaksa Naya agar bersedia menikah dengan orang itu.""Makanya itu, ibu harus secepatny
Read more

bab 7 Hari pernikahan

Setelah melewati beberapa hari tanpa keluar rumah, kini tibalah saatnya hari pernikahan Alpian dan Kanaya.Mereka akan melaksanakan ijab kabul tanpa bertemu terlebih dahulu. Alpian tak mengetahui siapa wanita yang akan dinikahinya dan begitu juga sebaliknya, mereka hanya mengetahui nama lawan jenisnya itu pun baru mengetahui satu hari sebelum pernikahan mereka dilangsungkan. Di kamar Naya. Gadis itu sudah dirias oleh perias pengantin dan juga sudah mengenakan gaun pengantin lengkap dengan aksesorisnya sebagai penyempurna penampilannya. "Kanaya, jangan hanya diam dan murung begitu. Kamu harus terlihat ceria, jangan sampai orang lain tahu kalau kamu terpaksa menikah dengan Alpian," ucap Rani. Tak ada kata yang Kanaya ucapkan, dia hanya diam dalam hati yang terasa amat pilu. Bagaimana tidak sakit, ternyata ibu tirinya itu sudah menjualnya pada orang tua Alpian. Awalnya mereka hanya butuh uang untuk melunasi hutang sang Ayah, tapi ternyata sang ibu mematok harga yang tidak sedikit p
Read more

bab 8 Kebencian Alpian

"Kamu!" ucap Alpian terkejut. Naya hanya menunduk dengan air matanya yang terus mengalir."Dasar cewek bayaran, dibayar berapa kamu sama Mama saya hah? Sampai kamu mau menikahi laki-laki lumpuh seperti saya," ucap Alpian lagi. Kanaya terus terdiam tanpa kata, tak sedikitpun ia mengeluarkan suara dan tak sedikitpun melakukan pergerakan. "Jangan harap saya mau berbagi tempat tidur dengan kamu. Tempat tidur ini hanya akan saya bagi pada Jesica, tidak ada satu orangpun yang berhak tidur di sebelah saya.""Saya tak pernah menginginkan ini bahkan saya tidak pernah berpikir untuk bertemu dengan kamu lagi. Kalau saya bisa melawan takdir, saya ingin pergi jauh untuk menghindari pertemuan kita yang kedua sayangnya saya tidak bisa melakukan itu. Takdir malah membawa saya bertemu dengan kamu lagi dalam situasi dan kondisi yang berbeda dari pertemuan kita yang pertama," ucap Naya lalu berjalan menghampiri lemari yang tadi ditunjukkan oleh Yuristha!Setelah memilih pakaian yang akan ia pakai, Na
Read more

bab 9 Hanya sedikit lelah

"Apa yang kamu lakukan, Alpian? Papa tidak mau melihat kejadian ini lagi," ucap Jay."Kanaya, udah. Biarkan Mbak Safina yang membereskan semua ini." Yuristha meraih kedua belah lengan Kanaya lalu mengajaknya duduk di sofa yang ada di sudut ruangan kamar itu. "Dengar, Alpian seharusnya kamu bersyukur masih ada perempuan yang mau menikah dengan kamu menggantikan Jesica yang sudah jelas-jelas tak mau lagi padamu," ucap Jay lagi. "Aku sudah bilang, aku tidak mau menikah selain dengan Jesica," ucap Alpian. "Buka mata kamu Alpian, Jesica tidak mencintai kamu lagi bahkan dia merasa malu mempunyai calon suami yang lumpuh seperti kamu," ucap Jay dengan nada tinggi. Sementara itu, Yuristha berusaha menenangkan Naya yang masih menangis. Sepertinya gadis itu masih syok karena perlakuan Alpian yang begitu kasar padanya.Ini hari pertamanya menjadi istri dari seorang Alpian tapi dirinya sudah dibuat ketakutan dan tidak betah berada di rumah itu."Naya, udah jangan menangis lagi. Maafkan Alpian
Read more

bab 10 membantu Al mandi

Malam hari sekitar jam dua belas malam, Alpian terbangun karena merasa ingin buang air kecil. Laki-laki berusia dua puluh delapan tahun itu melihat tempat tidurnya dan tak menemukan Kanaya di sampingnya. "Dimana gadis itu?" batin Alpian. Tak ingin memikirkan tentang gadis yang dinikahinya dengan paksa Alpian pun tak berinisiatif untuk mencari Kanaya. Ia mulai menyeret tubuhnya menuju tepi ranjang dan mengambil sebuah tongkat sebagai alat bantunya berjalan! Ya, Alpian memang tidak benar-benar lumpuh dia masih bisa berjalan dengan bantuan tongkat karena hanya sebelah kakinya saja yang mengalami kelurahan total sedangkan yang sebelahnya masih bisa bergerak dan masih bisa merasakan sentuhan dari tangan manusia atau gesekan dari suatu benda. Saat Alpian sedang berusaha menggapai tongkatnya ia melihat Kanaya yang meringkuk di sudut kamarnya dengan tanpa alas apapun dan dengan tanpa selimut yang melindunginya dari dinginnya AC di sana. "Dasar gadis bodoh kenapa dia tidur di lantai seme
Read more
DMCA.com Protection Status