Beranda / Pernikahan / Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri / bab 3 Apa yang terjadi semalam?

Share

bab 3 Apa yang terjadi semalam?

Penulis: Lena laiha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Saat itu sekitar pukul tiga dinihari, Naya terbangun dari tidurnya.

Dia membuka matanya, dalam penerangan yang sangat minim, ia menatap sekeliling ruangan itu.

"Dimana aku?" batinnya sembari merasakan sakit dikepalanya.

Ia merasakan sesuatu menindih perutnya, ia pun menyibakkan selimut yang menutupi tubuhnya! Dan betapa terkejutnya ia saat melihat tangan kekar menindih perutnya ditambah lagi dengan tubuhnya yang polos tanpa mengenakan pakaian sedikit pun.

"Aaaaaa!" Naya berteriak dan segera menjauh dari Alpian!

Ditutupinya tubuhnya dengan selimut itu!

"Siapa kamu? Apa yang kamu lakukan padaku?" Naya menagis dipojokan tempat tidur itu sembari mermas selimut yang ia gunakan untuk menutupi tubuhnya.

"Kenapa kamu menangis? Bukankah kamu sendiri yang menyerahkan diri kamu untuk saya. Kenapa kamu berlagak seperti orang linglung?" ucap Alpian dengan begitu santainya bahkan ia tak perduli dengan tubuhnya yang masih belum mengenakan apa-apa.

Naya terus menangis sambil mengingat apa yang sebenarnya terjadi semalam. Namun sedikitpun ia tak dapat mengingatnya, ia hanya mengingat Ibunya meninggalkan dirinya karena dompetnya tertinggal di restoran.

"Apa yang kamu lakukan padaku?" Naya terisak dalam tangisnya.

Seluruh tubuhnya terasa sakit, mungkin karena permainan panas semalam, area terlarang nya juga terasa perih, panas dan begitu sakit sehingga ia kesulitan untuk bergerak.

"Saya sudah membayar tubuh kamu dengan harga yang mahal. Setelah ini lupakan semua yang kita lakukan dan jangan pernah temui saya meski kamu hamil anak saya. Jangan pernah katakan hal ini pada siapapun atau hidup kamu akan berakhir di tangan saya."

Rasa sedih dan sakit semakin menghujam hatinya saat mendengar perkataan laki-laki yang tak dikenalnya. Seingatnya, dirinya tak pernah menghargakan tubuhnya. Dirinya tidak mungkin menjual dirinya demi uang bahkan demi membayar hutang Ayahnya.

"Saya tidak pernah menjual diri saya. Saya tidak mungkin menjual diri saya."

Dengan cepat, Naya memunguti pakaiannya dan berjalan ke kamar mandi untuk memakai pakaiannya!

Sementara itu, seolah tak terjadi apa-apa. Alpian memungut boxer nya lalu memakainya! Dia melihat jam menunjukkan pukul tiga dinihari.

"Tidak mungkin gadis itu mau pergi jam segini," batin Alpian.

Setelah lima menit, Naya keluar dari kamar mandi dan langsung berjalan menuju pintu keluar dengan berjalan perlahan.

Akibat permainan yang tak ia sadari, ia merasa kesakitan dan tak dapat berjalan dengan normal.

"Tunggu dulu!" Alpian menghentikan langkah Naya yang hampir tiba pada pintu keluar.

"Kamu sudah mau pergi? Waktu kita belum habis, saya tidak membayarmu untuk dua kali main saja tapi saya membayar kamu untuk satu malam penuh dan sepuas saya mau bermain berapa kali."

"Jangan. Jangan sentuh saya." Naya menggelengkan kepalanya beberapa kali dan menutupi bagian dadanya yang lumayan terbuka.

"Kamu pikir tiga ratus juta itu sedikit hah. Saya sudah membayar kamu segitu banyak tapi ini pelayanan kamu!"

Alpian menarik tangan Naya dan membawanya kembali ke tempat tidurnya.

"Nggak! Jangan, tolong jangan lakukan ini. Saya tidak pernah menerima uang apapun dari kamu, tolong jangan. Biarkan saya pergi."

Naya terus memohon pada laki-laki itu agar melepaskannya. Air mata gadis itu tak dapat dihentikan, tangisnya semakin deras saat Alpian memaksanya untuk melakukan permainan yang sama sekali tidak diketahuinya.

Tubuh yang sudah tak memiliki tenaga iti tak dapat melawan tenaga Alpian yang memang lebih kuat darinya.

Sekuat apa pun dirinya melawan tetap tak bisa melawan Alpian.

Dibawah kungkungan laki-laki itu, Naya menangis sambil menggigit bibir bawahnya, menahan sakit akibat benda tumpul yang menerjang memasuki area terlarang nya.

Sementara itu, Alpian terus memompa tubuh Naya dengan ritme naik turun tanpa menghiraukan tangisan gadis itu.

Alpian sangat menikmati permainannya sampai-sampai ia tidak sadar, Naya mencengkram bahunya dengan begitu keras hingga kukunya menancap dan melukai bahunya.

Setelah beberapa menit, Alpian pun selesai dengan aksinya. Dia segera turun dari tubuh Naya dan langsung tertidur pulas di samping Naya.

Dengan sisa tenaga yang ada, Naya keluar dari kamar itu! Ia harus pergi sebelum laki-laki itu menangkapnya lagi.

**********

Dengan pakaian lusuh dan tubuh yang berantakan, Naya berjalan menuju rumahnya!

Saat itu mungkin baru jam lima atau setengah senam pagi. Naya sudah tiba di depan rumahnya dan dia ingin segera menemui Ibunya untuk menanyakan banyak pertanyaan yang sudah menumpuk dikepalanya.

"Bu, dua ratus juta sudah masuk dalam rekening Ibu?" ucap Shelly dengan suaranya yang terdengar sangat kegirangan.

Naya menghentikan langkahnya tepat didepan pintu. Tangannya yang sudah hampir meraih knop pintu pun langsung ditariknya lagi. Ia penasaran dengan pembicaraan mereka didalam sana.

Naya menempelkan telinganya di pintu untuk mendengar lebih jelas lagi perbincangan Ibu dan kakak tirinya itu.

"Iya, kita bisa belanja hari ini. Kebetulan hari ini hari libur," sahut Rani.

"Si Naya itu harganya mahal juga. Lain kali jual lagi aja tuh anak, Bu biar kita gak usah capek-capek kerja." Shelly tertawa lepas.

"Tentu saja. Kalau ada yang bersedia meniduri nya lagi, Ibu pasti kasih harga yang bagus."

Bagaikan disambar petir di siang bolong, tiba-tiba Naya merasa ada yang menghantam hatinya hingga ia merasa nafasnya terhenti saat itu juga.

Ia tak percaya ternyata Ibu tirinya yang sudah menjualnya pada laki-laki itu.

Tak tahan mendengar semua perbincangan mereka, Naya mendobrak pintu rumahnya dengan sangat keras hingga membuat Rani dan Shelly terkejut.

"Tega ya kalian. Ternyata Ibu sengaja menjebak ku," ucap Naya dengan tangisnya yang begitu deras.

"Halah pakai nangis segala. Semua udah terjadi, terima aja, Naya." Dengan begitu entengnya Shelly menyuruh Naya untuk menerima semua perlakuan Ibu tirinya.

"Nih duit." Shelly melemparkan lembaran uang kertas berwarna merah ke atas kepala Naya hingga uang itu berterbangan di atas kepala Naya.

"Kerja sebagai wanita penghibur banyak duitnya, Nay. Besok-besok terima aja lagi kalau ada yang mau booking kamu," ucap Rani dengan tanpa merasa bersalah sedikitpun pada Naya.

"Lagipula, anggap saja ini sebagai imbalan karena Ayah kamu sudah membuat hidup saya dan Shelly menderita," sambung Rani.

Naya hanya terdiam dengan air mata yang mengalir deras dari matanya. Dirinya tak menyangka bahwa mereka begitu kejam padanya.

Puas menertawakan Naya, Rani dan Shelly pergi dari rumah tanpa memunguti uang yang berserakan di lantai!

Setelah mereka pergi, Naya mengantarkan punggungnya di tembok agar dirinya tak terjatuh. Kenyataan hidup yang ia alami membuat tenaganya serasa hilang dari tubuhnya.

Perlahan tubuhnya merosot ke bawah hingga akhirnya ia duduk di lantai.

"Kenapa mereka begitu tega melakukan ini padaku? Apa salahku?" batin Naya.

Gadis itu meremas rambutnya dengan begitu keras bahkan sesekali ia membenturkan kepalanya ke tembok, berharap ia mati saat itu juga.

Bab terkait

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 4 batalnya pernikahan

    Tiga bulan kemudian. Dikediaman keluarga Alpian. "Alpian, aku mau membatalkan pernikahan kita," ucap Jesica ~ kekasih Alpian. Tiba-tiba Jesica datang dan langsung berbicara apa yang ingin dia katakan pada Alpian. Gadis itu tanpa ragu meminta membatalkan pernikahannya yang akan dilaksanakan satu minggu lagi dari hari ini. Dia tak perduli meski di sana ada kedua orang tua Alpian."Tapi kamu tidak bisa mengambil keputusan secara sepihak seperti ini, Jesica. Aku tidak mau membatalkan pernikahan kita. Kamu tahu waktunya hanya tinggal satu minggu lagi," ucap Alpian yang menolak keinginan kekasihnya itu. Kedua orang tua Alpian terkejut mendengar permintaan Jesica yang tidak mungkin dikabulkan oleh mereka. Waktu pernikahan mereka hanya satu minggu lagi, tidak mungkin pernikahannya dibatalkan karena surat undangan pernikahan mereka sudah tersebar dimana-mana, keluarga Alpian tidak ingin menanggung malu dengan batalnya pernikahan putra satu-satunya itu. "Jesica, apa yang kamu bicarakan i

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 5 dijual untuk yang ke_dua kalinya

    Di tempat kerja Shelly. "Ya kali nikah sama orang kaya tapi lumpuh. Mending aku nikah sama orang biasa tapi normal kayak orang pada umumnya."Perkataan salah satu teman Shelly membuatnya, penasaran dan ingin tahu apa yang sedang mereka bicarakan. "Ada apa ini? Lagi pada membicarakan apa?" tanya Shelly pada teman-temannya. "Nih, si Anjani lagi mengkhayal katanya gimana kalau nikah sama cowok kaya tapi lumpuh," sahut temannya Shelly. "Ya kalau banyak duit kan jadi lupa kalau punya suami lumpuh," ucap Anjani. "Kirain lagi ngomongin apaan," ucap Shelly lagi. "Eh tapi aku dengar tadi Pak Jay lagi bicara serius sama Pak Hanan," ucap teman Shelly yang lainnya. "Bicara apa?" tanya Shelly penasaran. "Gak tahu tapi yang jelas, aku dengar CEO baru kita sudah lumpuh sejak beberapa bulan lalu.""Serius? Kamu tahu gak orangnya yang nana?" ucap Shelly. "Gak ada yang tahu karena dia gak pernah datang ke kantor ini. Ini kan kantor cabang, dia tuh cuma datang ke kantor pusat aja," ucap Anjani.

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 6 setuju menikah

    Setibanya di rumahnya, Rani langsung mencari-cari keberadaan Naya. "Naya! Naya! Kanaya!" seru Rani sembari berjalan memasuki rumahnya. "Ada apa, Bu? Datang-datang udah teriak-teriak aja," ucap Shelly. "Naya udah pulang belum?" tanya Rani. "Udah, sekarang dia lagi keluar untuk membeli makanan. Ada apa sih Bu?""Ibu mau bicara sama dia.""Iya, bicara apa. Setahu aku sekarang belum waktunya bayar tagihan listrik," ucap Shelly. "Ibu mau dia menikah dengan anak orang kaya," ucap Rani. "Kalau nikah sama anak orang kaya, aku juga mau Ma.""Tapi cacat, kamu mau?""Cacat? Ah nggak, nggak mau.""Makanya itu, kalau ganteng dan sempurna udah pasti Ibu kenalin ke kamu dulu sebelum Naya.""Ibu yakin, Naya akan bersedia menikah dengan seorang pria cacat?""Harus mau, karena orang itu bersedia memberikan uang sebanyak yang kita inginkan kalau Naya bersedia menikah dengan anaknya.""Wah, kalau gitu kita harus memaksa Naya agar bersedia menikah dengan orang itu.""Makanya itu, ibu harus secepatny

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 7 Hari pernikahan

    Setelah melewati beberapa hari tanpa keluar rumah, kini tibalah saatnya hari pernikahan Alpian dan Kanaya.Mereka akan melaksanakan ijab kabul tanpa bertemu terlebih dahulu. Alpian tak mengetahui siapa wanita yang akan dinikahinya dan begitu juga sebaliknya, mereka hanya mengetahui nama lawan jenisnya itu pun baru mengetahui satu hari sebelum pernikahan mereka dilangsungkan. Di kamar Naya. Gadis itu sudah dirias oleh perias pengantin dan juga sudah mengenakan gaun pengantin lengkap dengan aksesorisnya sebagai penyempurna penampilannya. "Kanaya, jangan hanya diam dan murung begitu. Kamu harus terlihat ceria, jangan sampai orang lain tahu kalau kamu terpaksa menikah dengan Alpian," ucap Rani. Tak ada kata yang Kanaya ucapkan, dia hanya diam dalam hati yang terasa amat pilu. Bagaimana tidak sakit, ternyata ibu tirinya itu sudah menjualnya pada orang tua Alpian. Awalnya mereka hanya butuh uang untuk melunasi hutang sang Ayah, tapi ternyata sang ibu mematok harga yang tidak sedikit p

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 8 Kebencian Alpian

    "Kamu!" ucap Alpian terkejut. Naya hanya menunduk dengan air matanya yang terus mengalir."Dasar cewek bayaran, dibayar berapa kamu sama Mama saya hah? Sampai kamu mau menikahi laki-laki lumpuh seperti saya," ucap Alpian lagi. Kanaya terus terdiam tanpa kata, tak sedikitpun ia mengeluarkan suara dan tak sedikitpun melakukan pergerakan. "Jangan harap saya mau berbagi tempat tidur dengan kamu. Tempat tidur ini hanya akan saya bagi pada Jesica, tidak ada satu orangpun yang berhak tidur di sebelah saya.""Saya tak pernah menginginkan ini bahkan saya tidak pernah berpikir untuk bertemu dengan kamu lagi. Kalau saya bisa melawan takdir, saya ingin pergi jauh untuk menghindari pertemuan kita yang kedua sayangnya saya tidak bisa melakukan itu. Takdir malah membawa saya bertemu dengan kamu lagi dalam situasi dan kondisi yang berbeda dari pertemuan kita yang pertama," ucap Naya lalu berjalan menghampiri lemari yang tadi ditunjukkan oleh Yuristha!Setelah memilih pakaian yang akan ia pakai, Na

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 9 Hanya sedikit lelah

    "Apa yang kamu lakukan, Alpian? Papa tidak mau melihat kejadian ini lagi," ucap Jay."Kanaya, udah. Biarkan Mbak Safina yang membereskan semua ini." Yuristha meraih kedua belah lengan Kanaya lalu mengajaknya duduk di sofa yang ada di sudut ruangan kamar itu. "Dengar, Alpian seharusnya kamu bersyukur masih ada perempuan yang mau menikah dengan kamu menggantikan Jesica yang sudah jelas-jelas tak mau lagi padamu," ucap Jay lagi. "Aku sudah bilang, aku tidak mau menikah selain dengan Jesica," ucap Alpian. "Buka mata kamu Alpian, Jesica tidak mencintai kamu lagi bahkan dia merasa malu mempunyai calon suami yang lumpuh seperti kamu," ucap Jay dengan nada tinggi. Sementara itu, Yuristha berusaha menenangkan Naya yang masih menangis. Sepertinya gadis itu masih syok karena perlakuan Alpian yang begitu kasar padanya.Ini hari pertamanya menjadi istri dari seorang Alpian tapi dirinya sudah dibuat ketakutan dan tidak betah berada di rumah itu."Naya, udah jangan menangis lagi. Maafkan Alpian

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 10 membantu Al mandi

    Malam hari sekitar jam dua belas malam, Alpian terbangun karena merasa ingin buang air kecil. Laki-laki berusia dua puluh delapan tahun itu melihat tempat tidurnya dan tak menemukan Kanaya di sampingnya. "Dimana gadis itu?" batin Alpian. Tak ingin memikirkan tentang gadis yang dinikahinya dengan paksa Alpian pun tak berinisiatif untuk mencari Kanaya. Ia mulai menyeret tubuhnya menuju tepi ranjang dan mengambil sebuah tongkat sebagai alat bantunya berjalan! Ya, Alpian memang tidak benar-benar lumpuh dia masih bisa berjalan dengan bantuan tongkat karena hanya sebelah kakinya saja yang mengalami kelurahan total sedangkan yang sebelahnya masih bisa bergerak dan masih bisa merasakan sentuhan dari tangan manusia atau gesekan dari suatu benda. Saat Alpian sedang berusaha menggapai tongkatnya ia melihat Kanaya yang meringkuk di sudut kamarnya dengan tanpa alas apapun dan dengan tanpa selimut yang melindunginya dari dinginnya AC di sana. "Dasar gadis bodoh kenapa dia tidur di lantai seme

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 11 Tunggu di depan pintu

    Setelah membuka kancing celana Alpian, Naya menutup matanya karena merasa malu jika harus melihat sesuatu benda milik Alpian yang selalu tersembunyi di dalam sana. "Berdiri kamu," ucap Alpian pada Naya. Naya menarik tangannya lalu langsung berdiri di depan Alpian!"Bantu saya berdiri," ucap Alpian lagi. Naya meraih tangan Alpian lalu mengangkatnya, untuk dapat membuka celananya Alpian harus berdiri biasanya dia berdiri dengan dibantu tongkat kayunya tapi karena sekarang ada Kanaya, ia lebih memilih dibantu oleh perempuan itu. Bukan tanpa sebab dirinya melakukan hal itu, ia ingin melihat Kanaya tersiksa selama bersamanya dan akhirnya Kanaya merasa tidak tahan dan memilih pergi. "Pergi kamu! Kamu mau memandikan saya juga?" ucap Alpian setelah berhasil menurunkan celananya. Tanpa berkata Kanaya langsung pergi dari dalam kamar mandi!"Tunggu saya di depan pintu, awas kalau kamu berani pergi," ucap Alpian dari dalam kamar mandi. "Baik, Tuan," ucap Kanaya.**********Di kediaman ibu

Bab terbaru

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 15 menemani Al, terapi

    Di tempat tetapi. Alpian mulai berlatih menggerakkan kakinya tentunya dengan bimbingan dokter yang selama ini menangani masalahnya dalam berjalan sementara itu Kanaya hanya berdiri sambil terus memperhatikan Alpian dan dokter itu. "Semoga kamu cepat sembuh agar aku bisa cepat pergi dari rumah dan kehidupan kamu. Meski kamu adalah laki-laki yang telah merenggut kesucianku tapi sedikitpun aku tidak berharap kamulah laki-laki yang akan menjadi cinta sejatiku, aku tahu siapa aku dan siapa dirimu kita tidak mungkin bisa bersama," batin Naya dengan tatapan terus tertuju pada Alpian.Setelah lama dia dia berdiri akhirnya Alpian mulai berpindah tempat ia pun mengikuti kemana arah dokter itu membawa Alpian! "Duduklah," ucap dokter itu pada Kanaya. Kanaya pun duduk di samping Alpian! "Asisten baru ya? Saya baru melihatnya," ucap Dokter itu. Biasanya Alpian akan diantar oleh Safina atau kedua orang tuanya saat datang ke tempat itu, namun sekarang dia datang bersama Kanaya yang baru dinika

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 14 pertemuan Rani dan Marlon

    Beberapa menit kemudian Alpian baru tersadar dari tatapannya yang terus tertuju pada Naya. Dia mulai berusaha menyingkir dari atas tubuh Naya!"Tuan, Tuan tidak apa-apa?" tanya Naya sembari bangkit dari sana. Alpian masih duduk di atas tanah itu karena ia memang tidak dapat berdiri tanpa bantuan orang lain atau tongkat miliknya. "Sebenarnya kamu niat gak jagain saya?" ucap Alpian dingin. "M_maaf, saya yang salah," ucap Naya. "Ya memang kamulah, masa saya," ucap Alpian lagi. Kanaya hanya diam dan tak berani melakukan apapun lagi pada Alpian. "Cepat bantu saya ke kursi roda," ucap Alpian dengan suaranya yang sedikit dinaikkan. Naya berjalan menghampiri kursi roda itu lalu membawanya ke hadapan Alpian! Naya mulai membantu Al untuk berpindah tempat! Sebenarnya ia merasakan sakit di tangannya karena tertimpa tubuh Alpian tapi ia mencoba menahannya karena tak ingin Alpian tahu, ia takut Al akan semakin marah kalau tahu dirinya kesakitan dan tidak bisa merawat Al dengan maksimal."Pe

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 13 tatapan pertama

    "Pagi Pak," ucap Shelly pada Hanan. Hanan hanya menanggapi sapaan Shelly dengan anggukan dan senyuman tipis di bibirnya. Meski begitu Shelly sudah cukup bahagia karena mendapat respon dari Bosnya itu. Shelly masih berdiri di tempat semula sambil terus menata Hanan yang sudah menjauh darinya. "Pak Hanan ini memang bikin gemes, aku harus bisa menaklukkan dia. Tidak masalah kalau dia hanya CEO sementara di sini yang pasti selama CEO baru masih sakit Pak Hanan akan tetap pada jabatannya sekarang, syukur-syukur anaknya Pak Jay sakit selamanya," batin Shelly. Di ruangan Hanan. Hanan sedang memeriksa berkas yang harus ia pelajari untuk pertemuannya dengan rekan bisnisnya di luar kota. Tak lama terdengar suara seseorang mengetuk pintu ruangannya. "Masuk!" seru Hanan. Shelly membuka pintu itu dan perlahan berjalan ke menghampiri Hanan! "Ada apa Shelly?" tanya Hanan. "Pak saya hanya ingin menanyakan besok jam berapa kita berangkat ke luar kota?" ucap Shelly. "Pagi sekitar jam tujuh,

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 12 menemani jalan-jalan

    Setelah selesai sarapan semua orang di meja makan itu langsung pergi untuk memulai aktivitasnya masing-masing terkecuali Alpian.Sejak dirinya mengalami kelumpuhan, Alpian tidak memiliki kepercayaan dirinya lagi, dirinya yang baru akan dinobatkan sebagai CEO di perusahaan milik Papanya pun memilih menolak karena merasa malu dengan kondisinya yang tak bisa berjalan lagi. Saat ini masih Hanan yang menempati posisi yang seharusnya ditempati olehnya. "Papa dan Mama pergi dulu ya. Kamu hati-hati di rumah," ucap Yuristha pada Alpian. "Kanaya, urus anak saya dengan baik jangan sampai kamu menjatuhkan dia lagi," ucap Jay. "Iya Pa, Tuan akan baik-baik saja hari ini," ucap Kanaya. "Naya, Alpian itu suami kamu jadi tidak perlu memanggil dia dengan sebutan tuan," ucap Yuristha. Kanaya menatap Yuristha lalu tersenyum canggung. "Maaf," ucapnya. "Gak usah minta maaf lagipula kamu tidak salah, mungkin kamu masih meras canggung saja," ucap Yuristha lagi. "Oh ya, hari ini jadwalnya Alpian menj

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 11 Tunggu di depan pintu

    Setelah membuka kancing celana Alpian, Naya menutup matanya karena merasa malu jika harus melihat sesuatu benda milik Alpian yang selalu tersembunyi di dalam sana. "Berdiri kamu," ucap Alpian pada Naya. Naya menarik tangannya lalu langsung berdiri di depan Alpian!"Bantu saya berdiri," ucap Alpian lagi. Naya meraih tangan Alpian lalu mengangkatnya, untuk dapat membuka celananya Alpian harus berdiri biasanya dia berdiri dengan dibantu tongkat kayunya tapi karena sekarang ada Kanaya, ia lebih memilih dibantu oleh perempuan itu. Bukan tanpa sebab dirinya melakukan hal itu, ia ingin melihat Kanaya tersiksa selama bersamanya dan akhirnya Kanaya merasa tidak tahan dan memilih pergi. "Pergi kamu! Kamu mau memandikan saya juga?" ucap Alpian setelah berhasil menurunkan celananya. Tanpa berkata Kanaya langsung pergi dari dalam kamar mandi!"Tunggu saya di depan pintu, awas kalau kamu berani pergi," ucap Alpian dari dalam kamar mandi. "Baik, Tuan," ucap Kanaya.**********Di kediaman ibu

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 10 membantu Al mandi

    Malam hari sekitar jam dua belas malam, Alpian terbangun karena merasa ingin buang air kecil. Laki-laki berusia dua puluh delapan tahun itu melihat tempat tidurnya dan tak menemukan Kanaya di sampingnya. "Dimana gadis itu?" batin Alpian. Tak ingin memikirkan tentang gadis yang dinikahinya dengan paksa Alpian pun tak berinisiatif untuk mencari Kanaya. Ia mulai menyeret tubuhnya menuju tepi ranjang dan mengambil sebuah tongkat sebagai alat bantunya berjalan! Ya, Alpian memang tidak benar-benar lumpuh dia masih bisa berjalan dengan bantuan tongkat karena hanya sebelah kakinya saja yang mengalami kelurahan total sedangkan yang sebelahnya masih bisa bergerak dan masih bisa merasakan sentuhan dari tangan manusia atau gesekan dari suatu benda. Saat Alpian sedang berusaha menggapai tongkatnya ia melihat Kanaya yang meringkuk di sudut kamarnya dengan tanpa alas apapun dan dengan tanpa selimut yang melindunginya dari dinginnya AC di sana. "Dasar gadis bodoh kenapa dia tidur di lantai seme

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 9 Hanya sedikit lelah

    "Apa yang kamu lakukan, Alpian? Papa tidak mau melihat kejadian ini lagi," ucap Jay."Kanaya, udah. Biarkan Mbak Safina yang membereskan semua ini." Yuristha meraih kedua belah lengan Kanaya lalu mengajaknya duduk di sofa yang ada di sudut ruangan kamar itu. "Dengar, Alpian seharusnya kamu bersyukur masih ada perempuan yang mau menikah dengan kamu menggantikan Jesica yang sudah jelas-jelas tak mau lagi padamu," ucap Jay lagi. "Aku sudah bilang, aku tidak mau menikah selain dengan Jesica," ucap Alpian. "Buka mata kamu Alpian, Jesica tidak mencintai kamu lagi bahkan dia merasa malu mempunyai calon suami yang lumpuh seperti kamu," ucap Jay dengan nada tinggi. Sementara itu, Yuristha berusaha menenangkan Naya yang masih menangis. Sepertinya gadis itu masih syok karena perlakuan Alpian yang begitu kasar padanya.Ini hari pertamanya menjadi istri dari seorang Alpian tapi dirinya sudah dibuat ketakutan dan tidak betah berada di rumah itu."Naya, udah jangan menangis lagi. Maafkan Alpian

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 8 Kebencian Alpian

    "Kamu!" ucap Alpian terkejut. Naya hanya menunduk dengan air matanya yang terus mengalir."Dasar cewek bayaran, dibayar berapa kamu sama Mama saya hah? Sampai kamu mau menikahi laki-laki lumpuh seperti saya," ucap Alpian lagi. Kanaya terus terdiam tanpa kata, tak sedikitpun ia mengeluarkan suara dan tak sedikitpun melakukan pergerakan. "Jangan harap saya mau berbagi tempat tidur dengan kamu. Tempat tidur ini hanya akan saya bagi pada Jesica, tidak ada satu orangpun yang berhak tidur di sebelah saya.""Saya tak pernah menginginkan ini bahkan saya tidak pernah berpikir untuk bertemu dengan kamu lagi. Kalau saya bisa melawan takdir, saya ingin pergi jauh untuk menghindari pertemuan kita yang kedua sayangnya saya tidak bisa melakukan itu. Takdir malah membawa saya bertemu dengan kamu lagi dalam situasi dan kondisi yang berbeda dari pertemuan kita yang pertama," ucap Naya lalu berjalan menghampiri lemari yang tadi ditunjukkan oleh Yuristha!Setelah memilih pakaian yang akan ia pakai, Na

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 7 Hari pernikahan

    Setelah melewati beberapa hari tanpa keluar rumah, kini tibalah saatnya hari pernikahan Alpian dan Kanaya.Mereka akan melaksanakan ijab kabul tanpa bertemu terlebih dahulu. Alpian tak mengetahui siapa wanita yang akan dinikahinya dan begitu juga sebaliknya, mereka hanya mengetahui nama lawan jenisnya itu pun baru mengetahui satu hari sebelum pernikahan mereka dilangsungkan. Di kamar Naya. Gadis itu sudah dirias oleh perias pengantin dan juga sudah mengenakan gaun pengantin lengkap dengan aksesorisnya sebagai penyempurna penampilannya. "Kanaya, jangan hanya diam dan murung begitu. Kamu harus terlihat ceria, jangan sampai orang lain tahu kalau kamu terpaksa menikah dengan Alpian," ucap Rani. Tak ada kata yang Kanaya ucapkan, dia hanya diam dalam hati yang terasa amat pilu. Bagaimana tidak sakit, ternyata ibu tirinya itu sudah menjualnya pada orang tua Alpian. Awalnya mereka hanya butuh uang untuk melunasi hutang sang Ayah, tapi ternyata sang ibu mematok harga yang tidak sedikit p

DMCA.com Protection Status