Beranda / Pernikahan / Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri / bab 5 dijual untuk yang ke_dua kalinya

Share

bab 5 dijual untuk yang ke_dua kalinya

Penulis: Lena laiha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Di tempat kerja Shelly.

"Ya kali nikah sama orang kaya tapi lumpuh. Mending aku nikah sama orang biasa tapi normal kayak orang pada umumnya."

Perkataan salah satu teman Shelly membuatnya, penasaran dan ingin tahu apa yang sedang mereka bicarakan.

"Ada apa ini? Lagi pada membicarakan apa?" tanya Shelly pada teman-temannya.

"Nih, si Anjani lagi mengkhayal katanya gimana kalau nikah sama cowok kaya tapi lumpuh," sahut temannya Shelly.

"Ya kalau banyak duit kan jadi lupa kalau punya suami lumpuh," ucap Anjani.

"Kirain lagi ngomongin apaan," ucap Shelly lagi.

"Eh tapi aku dengar tadi Pak Jay lagi bicara serius sama Pak Hanan," ucap teman Shelly yang lainnya.

"Bicara apa?" tanya Shelly penasaran.

"Gak tahu tapi yang jelas, aku dengar CEO baru kita sudah lumpuh sejak beberapa bulan lalu."

"Serius? Kamu tahu gak orangnya yang nana?" ucap Shelly.

"Gak ada yang tahu karena dia gak pernah datang ke kantor ini. Ini kan kantor cabang, dia tuh cuma datang ke kantor pusat aja," ucap Anjani.

"Oh, gak aneh sih. Sama Jay aja aku baru beberapa kali bertemu apalagi dengan anaknya, kadang aku sendiri sering lupa sama wajahnya Pak Jay," ucap Shelly.

"Jangankan kamu yang baru kerja beberapa bulan, aku aja yang kerja hampir lima tahun kadang suka lupa dengan wajahnya bos kita itu."

**********

Di rumah majikan Naya yang baru.

Seperti biasa, Naya akan membersihkan rumah majikannya dari mulai menyapu, mengepel dan membersihkan halaman hingga cucian dan setrikaan di rumah itu selesai semua.

Saat itu Naya, sedang mencuci piring. Dia merasa sangat lelah karena belakangan ini kerja di dua tempat, sedangkan ia juga harus mengerjakan semua pekerjaan rumahnya.

"Kenapa kalian meninggalkan aku, Ayah, Ibu? Kenapa kalian tidak membawaku kemanapun kalian pergi? Aku akan sangat bahagia meskipun berada di neraka sekalipun, asalkan aku bersama kalian. Aku lelah hidup seperti ini. Ibu Rani dan Kak Shelly tak pernah memperlakukan aku dengan baik seperti yang mereka lakukan saat masih ada Ayah," ucap Naya didalam hatinya sembari terus menggosok piring itu dengan spon cuci piring.

Di dunia ini tak ada orang yang bisa dijadikan sebagai tempat mengadu bagi Naya. Dia hanya bisa mencurahkan isi hatinya pada dirinya sendiri.

Setelah Ayahnya meninggal, Naya tak punya siapa-siapa lagi di dunia ini, Ibunya Naya meninggal sejak dirinya masih kecil dan dia tak memiliki adik ataupun kakak karena dirinya adalah anak tunggal dari kedua orang tuanya.

"Naya, kalau udah selesai nyuci piring, nanti sambil kamu pulang bawa sampah-sampah ini ya dan buang di tempat sampah yang ada di depan," ucap majikannya Naya.

"Iya, Bu," sahut Naya singkat.

Naya yang awalnya sudah hampir meneteskan air matanya, kini tidak lagi karena mendengar suara majikannya. Dengan sebisa mungkin dirinya menahan air matanya agar tak terjatuh dari pelupuknya.

**********

Di restoran.

"Ayolah, Jeng nikahkan putri kamu dengan anak saya. Biarpun anak saya lumpuh tapi masih bisa sembuh kok," ucap Yuristha pada temannya.

"Maaf ya Jeng, bukannya saya gak mau tapi anak saya udah punya pacar," sahut temannya Yuristha.

"Saya bayar deh, berapapun yang, Jeng minta."

"Maaf Jeng, gak bisa. Saya gak mau mengatur-atur jodoh anak saya."

"Pemuda lumpuh. Siapa yang mau dengan laki-laki lumpuh," batin Rani yang tak sengaja mendengar pembicaraan mereka.

Setelah menata makanan pesanan mereka, Rani langsung kembali ke belakang untuk melanjutkan pekerjaannya lagi!

Setelah beberapa lama, mereka berbincang di sana, kini Yuristha dan temannya sudah selesai makan dan hendak meninggalkan restoran itu.

Temannya Yuristha sudah lebih dulu pergi karena sudah dijemput oleh sang sopir sedangkan, Yuristha masih berdiri di pintu keluar untuk menunggu suaminya datang menjemputnya.

"Permisi Bu," ucap Rani yang sengaja datang untuk bicara dengan Yuristha.

"Ya, ada apa?" ucap Yuristha.

"Bisa bicara sebentar tapi tidak di sini."

"Maaf, saya sibuk," ucap Yuristha menolak.

"Ini tentang gadis yang Anda cari."

Yuristha menatap Rani yang saat itu masih menatapnya.

"Tadi, tidak sengaja saya mendengar pembicaraan Anda dengan teman Anda. Maaf kalau saya lancang tapi kalau Anda mau, saya punya anak gadis," sambung Rani.

Mendengar ucapan Yuristha yang akan membayar seorang gadis yang bersedia menikah dengan anaknya, membuat otak jahat Rani langsung berpikir untuk menjual Naya dan membiarkan gadis itu menikah dengan pemuda lumpuh itu.

"Ikuti saya," ucap Yuristha sembari berjalan ke sudut parkiran restoran itu!

Rani pun mengekor di belakang Yuristha!

"Kamu gak bercanda kan? Anak saya lumpuh. Apa anak kamu mau menikah dengan anak saya?" ucap Yuristha.

"Saya sudah tahu Bu, tadi saya mendengar semua pembicaraan Anda. Saya yakin anak saya pasti mau, lagian anak saya ini sudah biasa mengurus rumah dan keluarga. Dia bisa sekalian mengantu mengurus rumah Ibu, kalau Ibu mau."

"Saya boleh melihat foto anak kamu?"

Dengan cepat, Rani mengambil ponselnya dan langsung memperlihatkan foto Naya! "Ini, Bu," ucapnya sembari memperlihatkan layar ponselnya pada Yuristha.

"Cantik juga. Pastikan dia mau menikah dengan anak saya, kalau dia benar-benar bersedia, temui saya."

"Bu, tapi saya gak ngasih anak saya dengan gratis."

"Saya mengerti. Pastikan saja dia mau atau tidak, setelah itu temui saya untuk membicarakan berapa harga untuk anak kamu," ucap Yuristha.

"Ini kartu nama saya. Temui saya di alamat ini atau telpon saya terlebih dahulu sebelum kamu akan menemui saya karena saya jarang di tempat."

"Baik Bu. Terimakasih."

Yuristha langsung pergi dari tempat itu, kebetulan suaminya sudah tiba di sana!

"Lumayan nih bisa dapat uang lagi. Bodoamat si Naya mau diapain kek sama mereka, yang penting aku bisa dapat uang," batin Rani.

Di perjalanan pulang.

"Pa, tadi ada pelayan restoran yang menawarkan putrinya untuk menikah dengan Alpian, semoga saja dia gak berubah pikiran ya," ucap Yuristha pada Jay.

"Mama, bertanya pada semua orang dan mengatakan anak kita lumpuh? Keterlaluan, Mama ini," ucap Jay.

"Nggak lah Pa, gak mungkin Mama mempermalukan diri Mama dan keluarga kita. Tadi aku bicara sama teman aku yang punya anak gadis ternyata pelayan itu mendengarkan pembicaraan kami dan saat aku mau pulang, tiba-tiba dia datang dan menawarkan putrinya tapi dia minta uang."

"Terus, Mama kasih?" Jay menatap sang istri sekilas lalu kembali fokus menyetir.

"Nggak. Mama cuma bilang kalau anaknya bersedia menikah dengan Alpian, Mama akan kasih dia uang betapapun yang dia minta."

"Hah, terserah Mama deh mau apa yang penting ada pengantin perempuan yang bisa Alpian nikahi."

Bab terkait

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 6 setuju menikah

    Setibanya di rumahnya, Rani langsung mencari-cari keberadaan Naya. "Naya! Naya! Kanaya!" seru Rani sembari berjalan memasuki rumahnya. "Ada apa, Bu? Datang-datang udah teriak-teriak aja," ucap Shelly. "Naya udah pulang belum?" tanya Rani. "Udah, sekarang dia lagi keluar untuk membeli makanan. Ada apa sih Bu?""Ibu mau bicara sama dia.""Iya, bicara apa. Setahu aku sekarang belum waktunya bayar tagihan listrik," ucap Shelly. "Ibu mau dia menikah dengan anak orang kaya," ucap Rani. "Kalau nikah sama anak orang kaya, aku juga mau Ma.""Tapi cacat, kamu mau?""Cacat? Ah nggak, nggak mau.""Makanya itu, kalau ganteng dan sempurna udah pasti Ibu kenalin ke kamu dulu sebelum Naya.""Ibu yakin, Naya akan bersedia menikah dengan seorang pria cacat?""Harus mau, karena orang itu bersedia memberikan uang sebanyak yang kita inginkan kalau Naya bersedia menikah dengan anaknya.""Wah, kalau gitu kita harus memaksa Naya agar bersedia menikah dengan orang itu.""Makanya itu, ibu harus secepatny

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 7 Hari pernikahan

    Setelah melewati beberapa hari tanpa keluar rumah, kini tibalah saatnya hari pernikahan Alpian dan Kanaya.Mereka akan melaksanakan ijab kabul tanpa bertemu terlebih dahulu. Alpian tak mengetahui siapa wanita yang akan dinikahinya dan begitu juga sebaliknya, mereka hanya mengetahui nama lawan jenisnya itu pun baru mengetahui satu hari sebelum pernikahan mereka dilangsungkan. Di kamar Naya. Gadis itu sudah dirias oleh perias pengantin dan juga sudah mengenakan gaun pengantin lengkap dengan aksesorisnya sebagai penyempurna penampilannya. "Kanaya, jangan hanya diam dan murung begitu. Kamu harus terlihat ceria, jangan sampai orang lain tahu kalau kamu terpaksa menikah dengan Alpian," ucap Rani. Tak ada kata yang Kanaya ucapkan, dia hanya diam dalam hati yang terasa amat pilu. Bagaimana tidak sakit, ternyata ibu tirinya itu sudah menjualnya pada orang tua Alpian. Awalnya mereka hanya butuh uang untuk melunasi hutang sang Ayah, tapi ternyata sang ibu mematok harga yang tidak sedikit p

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 8 Kebencian Alpian

    "Kamu!" ucap Alpian terkejut. Naya hanya menunduk dengan air matanya yang terus mengalir."Dasar cewek bayaran, dibayar berapa kamu sama Mama saya hah? Sampai kamu mau menikahi laki-laki lumpuh seperti saya," ucap Alpian lagi. Kanaya terus terdiam tanpa kata, tak sedikitpun ia mengeluarkan suara dan tak sedikitpun melakukan pergerakan. "Jangan harap saya mau berbagi tempat tidur dengan kamu. Tempat tidur ini hanya akan saya bagi pada Jesica, tidak ada satu orangpun yang berhak tidur di sebelah saya.""Saya tak pernah menginginkan ini bahkan saya tidak pernah berpikir untuk bertemu dengan kamu lagi. Kalau saya bisa melawan takdir, saya ingin pergi jauh untuk menghindari pertemuan kita yang kedua sayangnya saya tidak bisa melakukan itu. Takdir malah membawa saya bertemu dengan kamu lagi dalam situasi dan kondisi yang berbeda dari pertemuan kita yang pertama," ucap Naya lalu berjalan menghampiri lemari yang tadi ditunjukkan oleh Yuristha!Setelah memilih pakaian yang akan ia pakai, Na

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 9 Hanya sedikit lelah

    "Apa yang kamu lakukan, Alpian? Papa tidak mau melihat kejadian ini lagi," ucap Jay."Kanaya, udah. Biarkan Mbak Safina yang membereskan semua ini." Yuristha meraih kedua belah lengan Kanaya lalu mengajaknya duduk di sofa yang ada di sudut ruangan kamar itu. "Dengar, Alpian seharusnya kamu bersyukur masih ada perempuan yang mau menikah dengan kamu menggantikan Jesica yang sudah jelas-jelas tak mau lagi padamu," ucap Jay lagi. "Aku sudah bilang, aku tidak mau menikah selain dengan Jesica," ucap Alpian. "Buka mata kamu Alpian, Jesica tidak mencintai kamu lagi bahkan dia merasa malu mempunyai calon suami yang lumpuh seperti kamu," ucap Jay dengan nada tinggi. Sementara itu, Yuristha berusaha menenangkan Naya yang masih menangis. Sepertinya gadis itu masih syok karena perlakuan Alpian yang begitu kasar padanya.Ini hari pertamanya menjadi istri dari seorang Alpian tapi dirinya sudah dibuat ketakutan dan tidak betah berada di rumah itu."Naya, udah jangan menangis lagi. Maafkan Alpian

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 10 membantu Al mandi

    Malam hari sekitar jam dua belas malam, Alpian terbangun karena merasa ingin buang air kecil. Laki-laki berusia dua puluh delapan tahun itu melihat tempat tidurnya dan tak menemukan Kanaya di sampingnya. "Dimana gadis itu?" batin Alpian. Tak ingin memikirkan tentang gadis yang dinikahinya dengan paksa Alpian pun tak berinisiatif untuk mencari Kanaya. Ia mulai menyeret tubuhnya menuju tepi ranjang dan mengambil sebuah tongkat sebagai alat bantunya berjalan! Ya, Alpian memang tidak benar-benar lumpuh dia masih bisa berjalan dengan bantuan tongkat karena hanya sebelah kakinya saja yang mengalami kelurahan total sedangkan yang sebelahnya masih bisa bergerak dan masih bisa merasakan sentuhan dari tangan manusia atau gesekan dari suatu benda. Saat Alpian sedang berusaha menggapai tongkatnya ia melihat Kanaya yang meringkuk di sudut kamarnya dengan tanpa alas apapun dan dengan tanpa selimut yang melindunginya dari dinginnya AC di sana. "Dasar gadis bodoh kenapa dia tidur di lantai seme

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 11 Tunggu di depan pintu

    Setelah membuka kancing celana Alpian, Naya menutup matanya karena merasa malu jika harus melihat sesuatu benda milik Alpian yang selalu tersembunyi di dalam sana. "Berdiri kamu," ucap Alpian pada Naya. Naya menarik tangannya lalu langsung berdiri di depan Alpian!"Bantu saya berdiri," ucap Alpian lagi. Naya meraih tangan Alpian lalu mengangkatnya, untuk dapat membuka celananya Alpian harus berdiri biasanya dia berdiri dengan dibantu tongkat kayunya tapi karena sekarang ada Kanaya, ia lebih memilih dibantu oleh perempuan itu. Bukan tanpa sebab dirinya melakukan hal itu, ia ingin melihat Kanaya tersiksa selama bersamanya dan akhirnya Kanaya merasa tidak tahan dan memilih pergi. "Pergi kamu! Kamu mau memandikan saya juga?" ucap Alpian setelah berhasil menurunkan celananya. Tanpa berkata Kanaya langsung pergi dari dalam kamar mandi!"Tunggu saya di depan pintu, awas kalau kamu berani pergi," ucap Alpian dari dalam kamar mandi. "Baik, Tuan," ucap Kanaya.**********Di kediaman ibu

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 12 menemani jalan-jalan

    Setelah selesai sarapan semua orang di meja makan itu langsung pergi untuk memulai aktivitasnya masing-masing terkecuali Alpian.Sejak dirinya mengalami kelumpuhan, Alpian tidak memiliki kepercayaan dirinya lagi, dirinya yang baru akan dinobatkan sebagai CEO di perusahaan milik Papanya pun memilih menolak karena merasa malu dengan kondisinya yang tak bisa berjalan lagi. Saat ini masih Hanan yang menempati posisi yang seharusnya ditempati olehnya. "Papa dan Mama pergi dulu ya. Kamu hati-hati di rumah," ucap Yuristha pada Alpian. "Kanaya, urus anak saya dengan baik jangan sampai kamu menjatuhkan dia lagi," ucap Jay. "Iya Pa, Tuan akan baik-baik saja hari ini," ucap Kanaya. "Naya, Alpian itu suami kamu jadi tidak perlu memanggil dia dengan sebutan tuan," ucap Yuristha. Kanaya menatap Yuristha lalu tersenyum canggung. "Maaf," ucapnya. "Gak usah minta maaf lagipula kamu tidak salah, mungkin kamu masih meras canggung saja," ucap Yuristha lagi. "Oh ya, hari ini jadwalnya Alpian menj

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 13 tatapan pertama

    "Pagi Pak," ucap Shelly pada Hanan. Hanan hanya menanggapi sapaan Shelly dengan anggukan dan senyuman tipis di bibirnya. Meski begitu Shelly sudah cukup bahagia karena mendapat respon dari Bosnya itu. Shelly masih berdiri di tempat semula sambil terus menata Hanan yang sudah menjauh darinya. "Pak Hanan ini memang bikin gemes, aku harus bisa menaklukkan dia. Tidak masalah kalau dia hanya CEO sementara di sini yang pasti selama CEO baru masih sakit Pak Hanan akan tetap pada jabatannya sekarang, syukur-syukur anaknya Pak Jay sakit selamanya," batin Shelly. Di ruangan Hanan. Hanan sedang memeriksa berkas yang harus ia pelajari untuk pertemuannya dengan rekan bisnisnya di luar kota. Tak lama terdengar suara seseorang mengetuk pintu ruangannya. "Masuk!" seru Hanan. Shelly membuka pintu itu dan perlahan berjalan ke menghampiri Hanan! "Ada apa Shelly?" tanya Hanan. "Pak saya hanya ingin menanyakan besok jam berapa kita berangkat ke luar kota?" ucap Shelly. "Pagi sekitar jam tujuh,

Bab terbaru

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 15 menemani Al, terapi

    Di tempat tetapi. Alpian mulai berlatih menggerakkan kakinya tentunya dengan bimbingan dokter yang selama ini menangani masalahnya dalam berjalan sementara itu Kanaya hanya berdiri sambil terus memperhatikan Alpian dan dokter itu. "Semoga kamu cepat sembuh agar aku bisa cepat pergi dari rumah dan kehidupan kamu. Meski kamu adalah laki-laki yang telah merenggut kesucianku tapi sedikitpun aku tidak berharap kamulah laki-laki yang akan menjadi cinta sejatiku, aku tahu siapa aku dan siapa dirimu kita tidak mungkin bisa bersama," batin Naya dengan tatapan terus tertuju pada Alpian.Setelah lama dia dia berdiri akhirnya Alpian mulai berpindah tempat ia pun mengikuti kemana arah dokter itu membawa Alpian! "Duduklah," ucap dokter itu pada Kanaya. Kanaya pun duduk di samping Alpian! "Asisten baru ya? Saya baru melihatnya," ucap Dokter itu. Biasanya Alpian akan diantar oleh Safina atau kedua orang tuanya saat datang ke tempat itu, namun sekarang dia datang bersama Kanaya yang baru dinika

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 14 pertemuan Rani dan Marlon

    Beberapa menit kemudian Alpian baru tersadar dari tatapannya yang terus tertuju pada Naya. Dia mulai berusaha menyingkir dari atas tubuh Naya!"Tuan, Tuan tidak apa-apa?" tanya Naya sembari bangkit dari sana. Alpian masih duduk di atas tanah itu karena ia memang tidak dapat berdiri tanpa bantuan orang lain atau tongkat miliknya. "Sebenarnya kamu niat gak jagain saya?" ucap Alpian dingin. "M_maaf, saya yang salah," ucap Naya. "Ya memang kamulah, masa saya," ucap Alpian lagi. Kanaya hanya diam dan tak berani melakukan apapun lagi pada Alpian. "Cepat bantu saya ke kursi roda," ucap Alpian dengan suaranya yang sedikit dinaikkan. Naya berjalan menghampiri kursi roda itu lalu membawanya ke hadapan Alpian! Naya mulai membantu Al untuk berpindah tempat! Sebenarnya ia merasakan sakit di tangannya karena tertimpa tubuh Alpian tapi ia mencoba menahannya karena tak ingin Alpian tahu, ia takut Al akan semakin marah kalau tahu dirinya kesakitan dan tidak bisa merawat Al dengan maksimal."Pe

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 13 tatapan pertama

    "Pagi Pak," ucap Shelly pada Hanan. Hanan hanya menanggapi sapaan Shelly dengan anggukan dan senyuman tipis di bibirnya. Meski begitu Shelly sudah cukup bahagia karena mendapat respon dari Bosnya itu. Shelly masih berdiri di tempat semula sambil terus menata Hanan yang sudah menjauh darinya. "Pak Hanan ini memang bikin gemes, aku harus bisa menaklukkan dia. Tidak masalah kalau dia hanya CEO sementara di sini yang pasti selama CEO baru masih sakit Pak Hanan akan tetap pada jabatannya sekarang, syukur-syukur anaknya Pak Jay sakit selamanya," batin Shelly. Di ruangan Hanan. Hanan sedang memeriksa berkas yang harus ia pelajari untuk pertemuannya dengan rekan bisnisnya di luar kota. Tak lama terdengar suara seseorang mengetuk pintu ruangannya. "Masuk!" seru Hanan. Shelly membuka pintu itu dan perlahan berjalan ke menghampiri Hanan! "Ada apa Shelly?" tanya Hanan. "Pak saya hanya ingin menanyakan besok jam berapa kita berangkat ke luar kota?" ucap Shelly. "Pagi sekitar jam tujuh,

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 12 menemani jalan-jalan

    Setelah selesai sarapan semua orang di meja makan itu langsung pergi untuk memulai aktivitasnya masing-masing terkecuali Alpian.Sejak dirinya mengalami kelumpuhan, Alpian tidak memiliki kepercayaan dirinya lagi, dirinya yang baru akan dinobatkan sebagai CEO di perusahaan milik Papanya pun memilih menolak karena merasa malu dengan kondisinya yang tak bisa berjalan lagi. Saat ini masih Hanan yang menempati posisi yang seharusnya ditempati olehnya. "Papa dan Mama pergi dulu ya. Kamu hati-hati di rumah," ucap Yuristha pada Alpian. "Kanaya, urus anak saya dengan baik jangan sampai kamu menjatuhkan dia lagi," ucap Jay. "Iya Pa, Tuan akan baik-baik saja hari ini," ucap Kanaya. "Naya, Alpian itu suami kamu jadi tidak perlu memanggil dia dengan sebutan tuan," ucap Yuristha. Kanaya menatap Yuristha lalu tersenyum canggung. "Maaf," ucapnya. "Gak usah minta maaf lagipula kamu tidak salah, mungkin kamu masih meras canggung saja," ucap Yuristha lagi. "Oh ya, hari ini jadwalnya Alpian menj

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 11 Tunggu di depan pintu

    Setelah membuka kancing celana Alpian, Naya menutup matanya karena merasa malu jika harus melihat sesuatu benda milik Alpian yang selalu tersembunyi di dalam sana. "Berdiri kamu," ucap Alpian pada Naya. Naya menarik tangannya lalu langsung berdiri di depan Alpian!"Bantu saya berdiri," ucap Alpian lagi. Naya meraih tangan Alpian lalu mengangkatnya, untuk dapat membuka celananya Alpian harus berdiri biasanya dia berdiri dengan dibantu tongkat kayunya tapi karena sekarang ada Kanaya, ia lebih memilih dibantu oleh perempuan itu. Bukan tanpa sebab dirinya melakukan hal itu, ia ingin melihat Kanaya tersiksa selama bersamanya dan akhirnya Kanaya merasa tidak tahan dan memilih pergi. "Pergi kamu! Kamu mau memandikan saya juga?" ucap Alpian setelah berhasil menurunkan celananya. Tanpa berkata Kanaya langsung pergi dari dalam kamar mandi!"Tunggu saya di depan pintu, awas kalau kamu berani pergi," ucap Alpian dari dalam kamar mandi. "Baik, Tuan," ucap Kanaya.**********Di kediaman ibu

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 10 membantu Al mandi

    Malam hari sekitar jam dua belas malam, Alpian terbangun karena merasa ingin buang air kecil. Laki-laki berusia dua puluh delapan tahun itu melihat tempat tidurnya dan tak menemukan Kanaya di sampingnya. "Dimana gadis itu?" batin Alpian. Tak ingin memikirkan tentang gadis yang dinikahinya dengan paksa Alpian pun tak berinisiatif untuk mencari Kanaya. Ia mulai menyeret tubuhnya menuju tepi ranjang dan mengambil sebuah tongkat sebagai alat bantunya berjalan! Ya, Alpian memang tidak benar-benar lumpuh dia masih bisa berjalan dengan bantuan tongkat karena hanya sebelah kakinya saja yang mengalami kelurahan total sedangkan yang sebelahnya masih bisa bergerak dan masih bisa merasakan sentuhan dari tangan manusia atau gesekan dari suatu benda. Saat Alpian sedang berusaha menggapai tongkatnya ia melihat Kanaya yang meringkuk di sudut kamarnya dengan tanpa alas apapun dan dengan tanpa selimut yang melindunginya dari dinginnya AC di sana. "Dasar gadis bodoh kenapa dia tidur di lantai seme

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 9 Hanya sedikit lelah

    "Apa yang kamu lakukan, Alpian? Papa tidak mau melihat kejadian ini lagi," ucap Jay."Kanaya, udah. Biarkan Mbak Safina yang membereskan semua ini." Yuristha meraih kedua belah lengan Kanaya lalu mengajaknya duduk di sofa yang ada di sudut ruangan kamar itu. "Dengar, Alpian seharusnya kamu bersyukur masih ada perempuan yang mau menikah dengan kamu menggantikan Jesica yang sudah jelas-jelas tak mau lagi padamu," ucap Jay lagi. "Aku sudah bilang, aku tidak mau menikah selain dengan Jesica," ucap Alpian. "Buka mata kamu Alpian, Jesica tidak mencintai kamu lagi bahkan dia merasa malu mempunyai calon suami yang lumpuh seperti kamu," ucap Jay dengan nada tinggi. Sementara itu, Yuristha berusaha menenangkan Naya yang masih menangis. Sepertinya gadis itu masih syok karena perlakuan Alpian yang begitu kasar padanya.Ini hari pertamanya menjadi istri dari seorang Alpian tapi dirinya sudah dibuat ketakutan dan tidak betah berada di rumah itu."Naya, udah jangan menangis lagi. Maafkan Alpian

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 8 Kebencian Alpian

    "Kamu!" ucap Alpian terkejut. Naya hanya menunduk dengan air matanya yang terus mengalir."Dasar cewek bayaran, dibayar berapa kamu sama Mama saya hah? Sampai kamu mau menikahi laki-laki lumpuh seperti saya," ucap Alpian lagi. Kanaya terus terdiam tanpa kata, tak sedikitpun ia mengeluarkan suara dan tak sedikitpun melakukan pergerakan. "Jangan harap saya mau berbagi tempat tidur dengan kamu. Tempat tidur ini hanya akan saya bagi pada Jesica, tidak ada satu orangpun yang berhak tidur di sebelah saya.""Saya tak pernah menginginkan ini bahkan saya tidak pernah berpikir untuk bertemu dengan kamu lagi. Kalau saya bisa melawan takdir, saya ingin pergi jauh untuk menghindari pertemuan kita yang kedua sayangnya saya tidak bisa melakukan itu. Takdir malah membawa saya bertemu dengan kamu lagi dalam situasi dan kondisi yang berbeda dari pertemuan kita yang pertama," ucap Naya lalu berjalan menghampiri lemari yang tadi ditunjukkan oleh Yuristha!Setelah memilih pakaian yang akan ia pakai, Na

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 7 Hari pernikahan

    Setelah melewati beberapa hari tanpa keluar rumah, kini tibalah saatnya hari pernikahan Alpian dan Kanaya.Mereka akan melaksanakan ijab kabul tanpa bertemu terlebih dahulu. Alpian tak mengetahui siapa wanita yang akan dinikahinya dan begitu juga sebaliknya, mereka hanya mengetahui nama lawan jenisnya itu pun baru mengetahui satu hari sebelum pernikahan mereka dilangsungkan. Di kamar Naya. Gadis itu sudah dirias oleh perias pengantin dan juga sudah mengenakan gaun pengantin lengkap dengan aksesorisnya sebagai penyempurna penampilannya. "Kanaya, jangan hanya diam dan murung begitu. Kamu harus terlihat ceria, jangan sampai orang lain tahu kalau kamu terpaksa menikah dengan Alpian," ucap Rani. Tak ada kata yang Kanaya ucapkan, dia hanya diam dalam hati yang terasa amat pilu. Bagaimana tidak sakit, ternyata ibu tirinya itu sudah menjualnya pada orang tua Alpian. Awalnya mereka hanya butuh uang untuk melunasi hutang sang Ayah, tapi ternyata sang ibu mematok harga yang tidak sedikit p

DMCA.com Protection Status