Share

bab 2 Dijebak

Author: Lena laiha
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Di salah satu restoran mewah, Rani mengajak Naya makan di sana.

"Naya, kamu pilih mau makan apa, Ibu mau ke toilet dulu ya," ucap Rani.

"Bu, tapi makanan di sini harganya pasti maha, aku gak punya uang untuk membayarnya," ucap Naya yang memang tak mungkin mampu membayar makanan di restoran itu.

"Kamu gak usah khawatir, teman Ibu yang akan membayarnya oh ya sekalian dia mau membicarakan pekerjaan padamu katanya dia mau memberimu pekerjaan yang layak yang gajinya lumayan besar."

"Baik Bu, apa Ibu mau kupesan kan juga?"

"Tentu saja. Pesankan makanan yang sama dengan yang kamu pesan aja ya."

"Iya, Bu. Ibu jangan lama-lama ya."

"Ibu cuma sebentar kok." Rani pun segera pergi meninggalkan Naya di sana!

Tanpa rasa curiga, Naya pun langsung memilih makanan yang ingin ia ketahui rasanya.

"Makanan di sini kayaknya enak-enak rasanya aku ingin memesan semuanya tapi aku gak boleh malu-maluin Ibu, aku harus memilih salah satu nya saja," batin Naya.

Naya pun langsung menunjukkan gambar makanan yang ingin ia pesan pada seorang waitress yang sedari tadi menunggunya memilih menu makanan yang mereka sediakan.

Di sudut ruangan, Rani bertemu dengan laki-laki tua yang tadi siang ditemuinya di restoran tempatnya bekerja.

"Yang mana orangnya, saya harus memastikan kalau wajahnya tak mengecewakan," ucap laki-laki itu sembari mengedarkan pandangannya kesemua sudut ruangan di sana.

"Itu, yang memakai dress berwarna merah." Rani mengarahkan jari telunjuknya pada Naya yang sedang duduk menunggu pesanannya tiba.

"Anda sudah melihat dia dari foto yang saya kirimkan. Dia cantik, Anda tidak usah khawatir."

"Baik, kalau terbukti dia benar-benar masih gadis, sisa pembayaran akan saya transfer besok tapi kalau ternyata dia sudah tidak perawan lagi, jangan harap saya akan memberi tambahan."

"Saya jamin dia masih gadis. Anda tidak usah khawatir tapi Pak, dia tidak tahu kalau saya akan menjualnya. Ada baiknya berikan dia obat agar dia bergairah saat dia melayani Anda nanti."

"Jadi gadis itu tidak tahu dia akan melakukan apa?"

"Tidak Pak. Ah Pak, itu masalah kecil, tinggal dicekoki obat per****ng saja. Setelah beberapa menit, dia pasti sangat bergairah."

"Tapi saya tidak punya obat seperti itu."

"Tenang saja, saya sudah membawanya." Rani mengeluarkan serbuk berwarna putih dari dalam tasnya lalu memperlihatkannya pada laki-laki tua itu.

"Obat ini akan bereaksi setelah sepuluh menit," sambungnya.

"Oke, saya tunggu di kamar nomor satu satu dua ya. Saya harap kamu tidak mengecewakan saya."

"Pasti Pak, saya tidak akan mengecewakan Anda."

Di lobby hotel, seorang laki-laki dewasa bersama dua orang yang berpakaian serba hitam berjalan memasuki hotel tersebut!

Mereka menuju sebuah kamar yang sebelumnya sudah dipesan terlebih dahulu!

"Tuan! Kamarnya ada di lantai atas," ucap seorang laki-laki padanya.

"Mari saya antar," sambungnya.

"Apa barangnya sudah siap?" Alpian pada laki-laki yang ingin mengantarnya ke kamar tujuannya.

Alpian Ardiansyah, seorang pengusaha muda yang cukup terkenal dalam dunia perbisnisan. Di ususnya kini, Alpian sudah mendapat gelar sebagai pengusaha muda yang sukses banyak wanita yang tertarik padanya namun karena kesibukannya dirinya tak terlalu memikirkan pernikahan. Untuk memenuhi kebutuhan biologis nya, dirinya lebih suka bermain-main dengan gadis-gadis yang rela melepas keperawanannya demi uang.

"Dia masih bersiap. Anda sudah begitu tidak tahan ya."

Tak lama mereka tiba di kamar itu, Alpian pun langsung masuk ke dalam kamar itu!

"Jangan lupa, rahasiakan ini," ucapnya sebelum masuk ke dalam kamar itu.

Laki-laki tua itu mengangguk pelan lalu pergi untuk segera menyuruh gadis itu masuk ke dalam kamar itu.

"Tak kusangka, ternyata Pak Alpian senekat ini," ucap seorang laki-laki yang tadi bersama dengan Alpian.

"Kita tidak perlu ikut campur urusan pribadi Pak Alpian, tugas kita hanya berjaga-jaga kalau ada masalah menghampiri," sahut laki-laki yang satunya.

"Aku tahu tapi bagaimana kalau pacarnya Pak Alpian tahu?"

"Untuk itulah Pak Alpian membayar kita."

Mereka berdua saling melempar senyuman lalu berdiri tegak di tempat yang agak jauh dari pintu kamar Alpian.

Di restoran.

"Aku udah kenyang Bu, mana teman Ibu yang mau memberikan aku pekerjaan?"

"Mungkin dia masih di jalan. Ibu juga tidak tahu kenapa dia lama sekali."

Dari kejauhan, Rani melihat laki-laki tua itu melambaikan tangannya padanya dan mengisyaratkan agar Naya segera diantar ke kamar yang sudah disiapkan.

Tiba-tiba sebuah pesan masuk kedalam ponsel Rani, dia pun langsung membacanya.

"Naya, teman Ibu menunggu di salah satu kamar hotel ini, katanya dia tidak bisa keluar karena kepalanya pusing jadi kita samperin dia ke kamarnya saja ya."

"Oh gitu. Ya udah terserah Ibu, aja."

Mereka pun langsung beranjak dari duduknya dan berjalan mencar kamar dengan nomor satu satu dua!

Setelah beberapa menit, mencari tiba-tiba kepala Naya terasa sakit dan pusing.

"Aduh, Bu. Kepalaku kok jadi pusing," ucap Naya sembari memegangi kepalanya.

"Astaga Naya, kamu kenapa? Sebaiknya kita cepat cari kamar teman Ibu biar kamu bisa numpang istirahat."

"Iya Bu."

Naya berjalan pelan dengan dibantu oleh Rani, sepertinya obat yang dicampurkan kedalam minuman Naya mulai bereaksi dalam tubuh gadis malang itu.

"Ini dia kamarnya."

Seorang anak buahnya Alpian membukakan pintu itu dan membiarkan mereka masuk.

Setelah Naya masuk, Rani keluar dari kamar itu!

"Naya, dompet Ibu ketinggal di restoran. Kamu tinggu Ibu didalam ya, nanti Ibu ke sini lagi."

Karena sudah tak tahan, Naya mengangguk dan dia terus berjalan menghampiri tempat tidur itu!

"Aaah, sakit sekali kepalaku," gumam Naya.

Dia membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur berharap sakit yang dirasakannya dapat berkurang, namun bukannya merasa lebih enakkan dirinya malah merasakan sesuatu yang aneh.

Tubuhnya terasa panas dan ada rasa aneh yang selama ini tidak pernah dirasakannya.

"Kamu orangnya?" tanya Alpian yang baru keluar dari kamar mandi.

Naya berdiri lalu menatap Alpian dengan mulutnya yang tanpa mengeluarkan perkataan apapun.

"Cantik. Tubuh kamu juga oke," ucap Alpian sembari membuka jubah mandinya dan langsung menpakkan tubuhnya yang hanya memakai boxer saja.

Saat itu Naya masih mempunyai sedikit kesadaran, dia melangkah mundur untuk menjauhi Alpian!

Beberapa detik kemudian dirinya mulai hilang kendali, ia membuka bajunya dan tak sabar ingin bercinta dengan laki-laki yang berdiri didepannya itu!

"Cepatlah, kita lakukan dan ayo kita bersenang-senang. Ah, aku sudah tidak tahan."

Alpian tersenyum kecil lalu melangkah menghampiri Naya yang saat itu tengah membuka bajunya!

Dia mendorong tubuh Naya dengan sedikit kasar hingga tubuh gadis itu terpental ke tempat tidurnya!

Alpian pun mulai menindih tubuh Naya dan menikmati setiap lekukan tubuh gadis itu.

Tanpa penolakan, Naya pun menerima semua perlakuan itu, dirinya terbuai oleh kenikmatan yang diberikan oleh laki-laki yang sama sekali tidak dikenalinya itu.

Related chapters

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 3 Apa yang terjadi semalam?

    Saat itu sekitar pukul tiga dinihari, Naya terbangun dari tidurnya. Dia membuka matanya, dalam penerangan yang sangat minim, ia menatap sekeliling ruangan itu. "Dimana aku?" batinnya sembari merasakan sakit dikepalanya. Ia merasakan sesuatu menindih perutnya, ia pun menyibakkan selimut yang menutupi tubuhnya! Dan betapa terkejutnya ia saat melihat tangan kekar menindih perutnya ditambah lagi dengan tubuhnya yang polos tanpa mengenakan pakaian sedikit pun. "Aaaaaa!" Naya berteriak dan segera menjauh dari Alpian! Ditutupinya tubuhnya dengan selimut itu! "Siapa kamu? Apa yang kamu lakukan padaku?" Naya menagis dipojokan tempat tidur itu sembari mermas selimut yang ia gunakan untuk menutupi tubuhnya. "Kenapa kamu menangis? Bukankah kamu sendiri yang menyerahkan diri kamu untuk saya. Kenapa kamu berlagak seperti orang linglung?" ucap Alpian dengan begitu santainya bahkan ia tak perduli dengan tubuhnya yang masih belum mengenakan apa-apa.Naya terus menangis sambil mengingat apa yang

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 4 batalnya pernikahan

    Tiga bulan kemudian. Dikediaman keluarga Alpian. "Alpian, aku mau membatalkan pernikahan kita," ucap Jesica ~ kekasih Alpian. Tiba-tiba Jesica datang dan langsung berbicara apa yang ingin dia katakan pada Alpian. Gadis itu tanpa ragu meminta membatalkan pernikahannya yang akan dilaksanakan satu minggu lagi dari hari ini. Dia tak perduli meski di sana ada kedua orang tua Alpian."Tapi kamu tidak bisa mengambil keputusan secara sepihak seperti ini, Jesica. Aku tidak mau membatalkan pernikahan kita. Kamu tahu waktunya hanya tinggal satu minggu lagi," ucap Alpian yang menolak keinginan kekasihnya itu. Kedua orang tua Alpian terkejut mendengar permintaan Jesica yang tidak mungkin dikabulkan oleh mereka. Waktu pernikahan mereka hanya satu minggu lagi, tidak mungkin pernikahannya dibatalkan karena surat undangan pernikahan mereka sudah tersebar dimana-mana, keluarga Alpian tidak ingin menanggung malu dengan batalnya pernikahan putra satu-satunya itu. "Jesica, apa yang kamu bicarakan i

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 5 dijual untuk yang ke_dua kalinya

    Di tempat kerja Shelly. "Ya kali nikah sama orang kaya tapi lumpuh. Mending aku nikah sama orang biasa tapi normal kayak orang pada umumnya."Perkataan salah satu teman Shelly membuatnya, penasaran dan ingin tahu apa yang sedang mereka bicarakan. "Ada apa ini? Lagi pada membicarakan apa?" tanya Shelly pada teman-temannya. "Nih, si Anjani lagi mengkhayal katanya gimana kalau nikah sama cowok kaya tapi lumpuh," sahut temannya Shelly. "Ya kalau banyak duit kan jadi lupa kalau punya suami lumpuh," ucap Anjani. "Kirain lagi ngomongin apaan," ucap Shelly lagi. "Eh tapi aku dengar tadi Pak Jay lagi bicara serius sama Pak Hanan," ucap teman Shelly yang lainnya. "Bicara apa?" tanya Shelly penasaran. "Gak tahu tapi yang jelas, aku dengar CEO baru kita sudah lumpuh sejak beberapa bulan lalu.""Serius? Kamu tahu gak orangnya yang nana?" ucap Shelly. "Gak ada yang tahu karena dia gak pernah datang ke kantor ini. Ini kan kantor cabang, dia tuh cuma datang ke kantor pusat aja," ucap Anjani.

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 6 setuju menikah

    Setibanya di rumahnya, Rani langsung mencari-cari keberadaan Naya. "Naya! Naya! Kanaya!" seru Rani sembari berjalan memasuki rumahnya. "Ada apa, Bu? Datang-datang udah teriak-teriak aja," ucap Shelly. "Naya udah pulang belum?" tanya Rani. "Udah, sekarang dia lagi keluar untuk membeli makanan. Ada apa sih Bu?""Ibu mau bicara sama dia.""Iya, bicara apa. Setahu aku sekarang belum waktunya bayar tagihan listrik," ucap Shelly. "Ibu mau dia menikah dengan anak orang kaya," ucap Rani. "Kalau nikah sama anak orang kaya, aku juga mau Ma.""Tapi cacat, kamu mau?""Cacat? Ah nggak, nggak mau.""Makanya itu, kalau ganteng dan sempurna udah pasti Ibu kenalin ke kamu dulu sebelum Naya.""Ibu yakin, Naya akan bersedia menikah dengan seorang pria cacat?""Harus mau, karena orang itu bersedia memberikan uang sebanyak yang kita inginkan kalau Naya bersedia menikah dengan anaknya.""Wah, kalau gitu kita harus memaksa Naya agar bersedia menikah dengan orang itu.""Makanya itu, ibu harus secepatny

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 7 Hari pernikahan

    Setelah melewati beberapa hari tanpa keluar rumah, kini tibalah saatnya hari pernikahan Alpian dan Kanaya.Mereka akan melaksanakan ijab kabul tanpa bertemu terlebih dahulu. Alpian tak mengetahui siapa wanita yang akan dinikahinya dan begitu juga sebaliknya, mereka hanya mengetahui nama lawan jenisnya itu pun baru mengetahui satu hari sebelum pernikahan mereka dilangsungkan. Di kamar Naya. Gadis itu sudah dirias oleh perias pengantin dan juga sudah mengenakan gaun pengantin lengkap dengan aksesorisnya sebagai penyempurna penampilannya. "Kanaya, jangan hanya diam dan murung begitu. Kamu harus terlihat ceria, jangan sampai orang lain tahu kalau kamu terpaksa menikah dengan Alpian," ucap Rani. Tak ada kata yang Kanaya ucapkan, dia hanya diam dalam hati yang terasa amat pilu. Bagaimana tidak sakit, ternyata ibu tirinya itu sudah menjualnya pada orang tua Alpian. Awalnya mereka hanya butuh uang untuk melunasi hutang sang Ayah, tapi ternyata sang ibu mematok harga yang tidak sedikit p

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 8 Kebencian Alpian

    "Kamu!" ucap Alpian terkejut. Naya hanya menunduk dengan air matanya yang terus mengalir."Dasar cewek bayaran, dibayar berapa kamu sama Mama saya hah? Sampai kamu mau menikahi laki-laki lumpuh seperti saya," ucap Alpian lagi. Kanaya terus terdiam tanpa kata, tak sedikitpun ia mengeluarkan suara dan tak sedikitpun melakukan pergerakan. "Jangan harap saya mau berbagi tempat tidur dengan kamu. Tempat tidur ini hanya akan saya bagi pada Jesica, tidak ada satu orangpun yang berhak tidur di sebelah saya.""Saya tak pernah menginginkan ini bahkan saya tidak pernah berpikir untuk bertemu dengan kamu lagi. Kalau saya bisa melawan takdir, saya ingin pergi jauh untuk menghindari pertemuan kita yang kedua sayangnya saya tidak bisa melakukan itu. Takdir malah membawa saya bertemu dengan kamu lagi dalam situasi dan kondisi yang berbeda dari pertemuan kita yang pertama," ucap Naya lalu berjalan menghampiri lemari yang tadi ditunjukkan oleh Yuristha!Setelah memilih pakaian yang akan ia pakai, Na

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 9 Hanya sedikit lelah

    "Apa yang kamu lakukan, Alpian? Papa tidak mau melihat kejadian ini lagi," ucap Jay."Kanaya, udah. Biarkan Mbak Safina yang membereskan semua ini." Yuristha meraih kedua belah lengan Kanaya lalu mengajaknya duduk di sofa yang ada di sudut ruangan kamar itu. "Dengar, Alpian seharusnya kamu bersyukur masih ada perempuan yang mau menikah dengan kamu menggantikan Jesica yang sudah jelas-jelas tak mau lagi padamu," ucap Jay lagi. "Aku sudah bilang, aku tidak mau menikah selain dengan Jesica," ucap Alpian. "Buka mata kamu Alpian, Jesica tidak mencintai kamu lagi bahkan dia merasa malu mempunyai calon suami yang lumpuh seperti kamu," ucap Jay dengan nada tinggi. Sementara itu, Yuristha berusaha menenangkan Naya yang masih menangis. Sepertinya gadis itu masih syok karena perlakuan Alpian yang begitu kasar padanya.Ini hari pertamanya menjadi istri dari seorang Alpian tapi dirinya sudah dibuat ketakutan dan tidak betah berada di rumah itu."Naya, udah jangan menangis lagi. Maafkan Alpian

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 10 membantu Al mandi

    Malam hari sekitar jam dua belas malam, Alpian terbangun karena merasa ingin buang air kecil. Laki-laki berusia dua puluh delapan tahun itu melihat tempat tidurnya dan tak menemukan Kanaya di sampingnya. "Dimana gadis itu?" batin Alpian. Tak ingin memikirkan tentang gadis yang dinikahinya dengan paksa Alpian pun tak berinisiatif untuk mencari Kanaya. Ia mulai menyeret tubuhnya menuju tepi ranjang dan mengambil sebuah tongkat sebagai alat bantunya berjalan! Ya, Alpian memang tidak benar-benar lumpuh dia masih bisa berjalan dengan bantuan tongkat karena hanya sebelah kakinya saja yang mengalami kelurahan total sedangkan yang sebelahnya masih bisa bergerak dan masih bisa merasakan sentuhan dari tangan manusia atau gesekan dari suatu benda. Saat Alpian sedang berusaha menggapai tongkatnya ia melihat Kanaya yang meringkuk di sudut kamarnya dengan tanpa alas apapun dan dengan tanpa selimut yang melindunginya dari dinginnya AC di sana. "Dasar gadis bodoh kenapa dia tidur di lantai seme

Latest chapter

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 15 menemani Al, terapi

    Di tempat tetapi. Alpian mulai berlatih menggerakkan kakinya tentunya dengan bimbingan dokter yang selama ini menangani masalahnya dalam berjalan sementara itu Kanaya hanya berdiri sambil terus memperhatikan Alpian dan dokter itu. "Semoga kamu cepat sembuh agar aku bisa cepat pergi dari rumah dan kehidupan kamu. Meski kamu adalah laki-laki yang telah merenggut kesucianku tapi sedikitpun aku tidak berharap kamulah laki-laki yang akan menjadi cinta sejatiku, aku tahu siapa aku dan siapa dirimu kita tidak mungkin bisa bersama," batin Naya dengan tatapan terus tertuju pada Alpian.Setelah lama dia dia berdiri akhirnya Alpian mulai berpindah tempat ia pun mengikuti kemana arah dokter itu membawa Alpian! "Duduklah," ucap dokter itu pada Kanaya. Kanaya pun duduk di samping Alpian! "Asisten baru ya? Saya baru melihatnya," ucap Dokter itu. Biasanya Alpian akan diantar oleh Safina atau kedua orang tuanya saat datang ke tempat itu, namun sekarang dia datang bersama Kanaya yang baru dinika

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 14 pertemuan Rani dan Marlon

    Beberapa menit kemudian Alpian baru tersadar dari tatapannya yang terus tertuju pada Naya. Dia mulai berusaha menyingkir dari atas tubuh Naya!"Tuan, Tuan tidak apa-apa?" tanya Naya sembari bangkit dari sana. Alpian masih duduk di atas tanah itu karena ia memang tidak dapat berdiri tanpa bantuan orang lain atau tongkat miliknya. "Sebenarnya kamu niat gak jagain saya?" ucap Alpian dingin. "M_maaf, saya yang salah," ucap Naya. "Ya memang kamulah, masa saya," ucap Alpian lagi. Kanaya hanya diam dan tak berani melakukan apapun lagi pada Alpian. "Cepat bantu saya ke kursi roda," ucap Alpian dengan suaranya yang sedikit dinaikkan. Naya berjalan menghampiri kursi roda itu lalu membawanya ke hadapan Alpian! Naya mulai membantu Al untuk berpindah tempat! Sebenarnya ia merasakan sakit di tangannya karena tertimpa tubuh Alpian tapi ia mencoba menahannya karena tak ingin Alpian tahu, ia takut Al akan semakin marah kalau tahu dirinya kesakitan dan tidak bisa merawat Al dengan maksimal."Pe

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 13 tatapan pertama

    "Pagi Pak," ucap Shelly pada Hanan. Hanan hanya menanggapi sapaan Shelly dengan anggukan dan senyuman tipis di bibirnya. Meski begitu Shelly sudah cukup bahagia karena mendapat respon dari Bosnya itu. Shelly masih berdiri di tempat semula sambil terus menata Hanan yang sudah menjauh darinya. "Pak Hanan ini memang bikin gemes, aku harus bisa menaklukkan dia. Tidak masalah kalau dia hanya CEO sementara di sini yang pasti selama CEO baru masih sakit Pak Hanan akan tetap pada jabatannya sekarang, syukur-syukur anaknya Pak Jay sakit selamanya," batin Shelly. Di ruangan Hanan. Hanan sedang memeriksa berkas yang harus ia pelajari untuk pertemuannya dengan rekan bisnisnya di luar kota. Tak lama terdengar suara seseorang mengetuk pintu ruangannya. "Masuk!" seru Hanan. Shelly membuka pintu itu dan perlahan berjalan ke menghampiri Hanan! "Ada apa Shelly?" tanya Hanan. "Pak saya hanya ingin menanyakan besok jam berapa kita berangkat ke luar kota?" ucap Shelly. "Pagi sekitar jam tujuh,

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 12 menemani jalan-jalan

    Setelah selesai sarapan semua orang di meja makan itu langsung pergi untuk memulai aktivitasnya masing-masing terkecuali Alpian.Sejak dirinya mengalami kelumpuhan, Alpian tidak memiliki kepercayaan dirinya lagi, dirinya yang baru akan dinobatkan sebagai CEO di perusahaan milik Papanya pun memilih menolak karena merasa malu dengan kondisinya yang tak bisa berjalan lagi. Saat ini masih Hanan yang menempati posisi yang seharusnya ditempati olehnya. "Papa dan Mama pergi dulu ya. Kamu hati-hati di rumah," ucap Yuristha pada Alpian. "Kanaya, urus anak saya dengan baik jangan sampai kamu menjatuhkan dia lagi," ucap Jay. "Iya Pa, Tuan akan baik-baik saja hari ini," ucap Kanaya. "Naya, Alpian itu suami kamu jadi tidak perlu memanggil dia dengan sebutan tuan," ucap Yuristha. Kanaya menatap Yuristha lalu tersenyum canggung. "Maaf," ucapnya. "Gak usah minta maaf lagipula kamu tidak salah, mungkin kamu masih meras canggung saja," ucap Yuristha lagi. "Oh ya, hari ini jadwalnya Alpian menj

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 11 Tunggu di depan pintu

    Setelah membuka kancing celana Alpian, Naya menutup matanya karena merasa malu jika harus melihat sesuatu benda milik Alpian yang selalu tersembunyi di dalam sana. "Berdiri kamu," ucap Alpian pada Naya. Naya menarik tangannya lalu langsung berdiri di depan Alpian!"Bantu saya berdiri," ucap Alpian lagi. Naya meraih tangan Alpian lalu mengangkatnya, untuk dapat membuka celananya Alpian harus berdiri biasanya dia berdiri dengan dibantu tongkat kayunya tapi karena sekarang ada Kanaya, ia lebih memilih dibantu oleh perempuan itu. Bukan tanpa sebab dirinya melakukan hal itu, ia ingin melihat Kanaya tersiksa selama bersamanya dan akhirnya Kanaya merasa tidak tahan dan memilih pergi. "Pergi kamu! Kamu mau memandikan saya juga?" ucap Alpian setelah berhasil menurunkan celananya. Tanpa berkata Kanaya langsung pergi dari dalam kamar mandi!"Tunggu saya di depan pintu, awas kalau kamu berani pergi," ucap Alpian dari dalam kamar mandi. "Baik, Tuan," ucap Kanaya.**********Di kediaman ibu

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 10 membantu Al mandi

    Malam hari sekitar jam dua belas malam, Alpian terbangun karena merasa ingin buang air kecil. Laki-laki berusia dua puluh delapan tahun itu melihat tempat tidurnya dan tak menemukan Kanaya di sampingnya. "Dimana gadis itu?" batin Alpian. Tak ingin memikirkan tentang gadis yang dinikahinya dengan paksa Alpian pun tak berinisiatif untuk mencari Kanaya. Ia mulai menyeret tubuhnya menuju tepi ranjang dan mengambil sebuah tongkat sebagai alat bantunya berjalan! Ya, Alpian memang tidak benar-benar lumpuh dia masih bisa berjalan dengan bantuan tongkat karena hanya sebelah kakinya saja yang mengalami kelurahan total sedangkan yang sebelahnya masih bisa bergerak dan masih bisa merasakan sentuhan dari tangan manusia atau gesekan dari suatu benda. Saat Alpian sedang berusaha menggapai tongkatnya ia melihat Kanaya yang meringkuk di sudut kamarnya dengan tanpa alas apapun dan dengan tanpa selimut yang melindunginya dari dinginnya AC di sana. "Dasar gadis bodoh kenapa dia tidur di lantai seme

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 9 Hanya sedikit lelah

    "Apa yang kamu lakukan, Alpian? Papa tidak mau melihat kejadian ini lagi," ucap Jay."Kanaya, udah. Biarkan Mbak Safina yang membereskan semua ini." Yuristha meraih kedua belah lengan Kanaya lalu mengajaknya duduk di sofa yang ada di sudut ruangan kamar itu. "Dengar, Alpian seharusnya kamu bersyukur masih ada perempuan yang mau menikah dengan kamu menggantikan Jesica yang sudah jelas-jelas tak mau lagi padamu," ucap Jay lagi. "Aku sudah bilang, aku tidak mau menikah selain dengan Jesica," ucap Alpian. "Buka mata kamu Alpian, Jesica tidak mencintai kamu lagi bahkan dia merasa malu mempunyai calon suami yang lumpuh seperti kamu," ucap Jay dengan nada tinggi. Sementara itu, Yuristha berusaha menenangkan Naya yang masih menangis. Sepertinya gadis itu masih syok karena perlakuan Alpian yang begitu kasar padanya.Ini hari pertamanya menjadi istri dari seorang Alpian tapi dirinya sudah dibuat ketakutan dan tidak betah berada di rumah itu."Naya, udah jangan menangis lagi. Maafkan Alpian

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 8 Kebencian Alpian

    "Kamu!" ucap Alpian terkejut. Naya hanya menunduk dengan air matanya yang terus mengalir."Dasar cewek bayaran, dibayar berapa kamu sama Mama saya hah? Sampai kamu mau menikahi laki-laki lumpuh seperti saya," ucap Alpian lagi. Kanaya terus terdiam tanpa kata, tak sedikitpun ia mengeluarkan suara dan tak sedikitpun melakukan pergerakan. "Jangan harap saya mau berbagi tempat tidur dengan kamu. Tempat tidur ini hanya akan saya bagi pada Jesica, tidak ada satu orangpun yang berhak tidur di sebelah saya.""Saya tak pernah menginginkan ini bahkan saya tidak pernah berpikir untuk bertemu dengan kamu lagi. Kalau saya bisa melawan takdir, saya ingin pergi jauh untuk menghindari pertemuan kita yang kedua sayangnya saya tidak bisa melakukan itu. Takdir malah membawa saya bertemu dengan kamu lagi dalam situasi dan kondisi yang berbeda dari pertemuan kita yang pertama," ucap Naya lalu berjalan menghampiri lemari yang tadi ditunjukkan oleh Yuristha!Setelah memilih pakaian yang akan ia pakai, Na

  • Terpaksa Menikah Karena Dijual Ibu Tiri   bab 7 Hari pernikahan

    Setelah melewati beberapa hari tanpa keluar rumah, kini tibalah saatnya hari pernikahan Alpian dan Kanaya.Mereka akan melaksanakan ijab kabul tanpa bertemu terlebih dahulu. Alpian tak mengetahui siapa wanita yang akan dinikahinya dan begitu juga sebaliknya, mereka hanya mengetahui nama lawan jenisnya itu pun baru mengetahui satu hari sebelum pernikahan mereka dilangsungkan. Di kamar Naya. Gadis itu sudah dirias oleh perias pengantin dan juga sudah mengenakan gaun pengantin lengkap dengan aksesorisnya sebagai penyempurna penampilannya. "Kanaya, jangan hanya diam dan murung begitu. Kamu harus terlihat ceria, jangan sampai orang lain tahu kalau kamu terpaksa menikah dengan Alpian," ucap Rani. Tak ada kata yang Kanaya ucapkan, dia hanya diam dalam hati yang terasa amat pilu. Bagaimana tidak sakit, ternyata ibu tirinya itu sudah menjualnya pada orang tua Alpian. Awalnya mereka hanya butuh uang untuk melunasi hutang sang Ayah, tapi ternyata sang ibu mematok harga yang tidak sedikit p

DMCA.com Protection Status