Terjerat Pesona Vampir Tampan

Terjerat Pesona Vampir Tampan

last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-21
Oleh:  Glory BellaTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
12 Peringkat. 12 Ulasan-ulasan
106Bab
5.2KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

"Shada... apa kau menikmatinya?" tanya sebuah suara yang terdengar serak dan begitu sensual di telinga wanita yang kini berada dalam kungkungannya. Wanita bernama Shada itu menggeliat dengan mata masih tertutup. Ia merasakan sentuhan lembut di pipinya, kemudian mulai turun ke bawah. Bibirnya menerima sapuan hangat dan lembut, membiarkannya terus masuk ke dalam dan membelai setiap ruang di mulutnya. Pria bermata merah dengan kobaran api gairah itu tak tinggal diam. Ia terus melumat bibir Shada, tak membiarkan ada jarak di antara mereka. Shada sungguh tak ingin terbangun dari mimpi indah ini. Ia tak tahu kapan lebih tepatnya, ada pria tampan yang tak ia kenali datang ke dalam tidurnya dan memberikan kasih sayang yang tak pernah Shada dapatkan sebelumnya. Tiap malam Shada didatangi oleh vampir yang sangat tampan di saat ia sudah memiliki tunangan. Namun keindahannya sangat mengusik Shada, ia tak bisa mengabaikan pesona darinya. Lantas, siapa yang akan dipilih Shada?

Lihat lebih banyak

Bab 1

1. Seperti Mimpi

"Shada... apa kau menikmatinya?" tanya sebuah suara yang terdengar serak dan begitu sensual di telinga wanita yang kini berada dalam kungkungannya.

Wanita bernama Shada itu menggeliat dengan mata masih tertutup. Ia merasakan sentuhan lembut di pipinya, kemudian mulai turun ke bawah. Bibirnya menerima sapuan hangat dan lembut, membiarkannya terus masuk ke dalam dan membelai setiap ruang di mulutnya.

Pria bermata merah dengan kobaran api gairah itu tak tinggal diam. Ia terus melumat bibir Shada, tak membiarkan ada jarak di antara mereka. Perlahan ia mulai menyatukan tubuhnya dengan Shada.

Shada memekik karena sensasi aneh yang menjalari tubuhnya. Namun, setelahnya ia mulai menikmati permainan pria tampan yang kini menurunkan kepalanya ke ceruk leher Shada, memberikan tanda kepemilikannya di sana.

"Selamat tidur, Shada," bisik si pria sembari mengecup bibir Shada sekali lagi.

Shada sungguh tak ingin terbangun dari mimpi indah ini. Ia tak tahu kapan lebih tepatnya, ada pria tampan yang tak ia kenali datang ke dalam tidurnya dan memberikan kasih sayang yang tak pernah Shada dapatkan sebelumnya.

Jika Shada bisa, ia tak akan bangun dari mimpinya ini. Tapi, jika ini mimpi kenapa rasanya begitu nyata dan luar biasa? Entahlah, Shada hanya ingin terlelap lagi, berharap jika pria itu akan datang kembali ke mimpinya besok.

♡♡♡

Sinar matahari yang menyelinap lewat celah jendela membangunkan seorang wanita yang masih menggeliat di bawah selimutnya.

"Hoaaam.. "

Shada meregangkan tubuhnya, merasa segar setelah semalaman ia tertidur nyenyak. Ia berjingkat dari tempat tidurnya dan menggiring kedua kaki jenjangnya menuju ke kamar mandi.

Shada mengguyur tubuhnya di bawah pancuran shower. Ia menikmati serbuan air hangat yang menerpa tubuh serta wajahnya.

Shada terdiam. Ia teringat dengan mimpinya semalam. Tanpa sadar ia mengulas senyum sambil menyentuh bibirnya. Rasa lembut yang ditinggalkan pria di dalam mimpi Shada seakan masih bisa ia rasakan. Bahkan sentuhan tangan pria itu yang menggerayangi setiap inci tubuhnya. Sungguh mematik hasrat Shada kembali.

"Sial... Shada, singkirkan pikiran kotormu itu," ujar Shada pada dirinya sendiri. Ia menggelengkan kepala kuat-kuat untuk mengusir pikiran laknat dari dalam kepalanya.

Shada segera menyelesaikan aktivitas mandinya. Selepas itu, ia bergerak menuju dapur untuk mengisi perutnya dengan makanan seadanya. Sepotong sandwich sudah cukup untuk mengganjal perutnya di pagi ini.

Sembari mengunyah makanannya, Shada mengambil ponselnya dan meletakkan benda pipih itu ke telinganya setelah menerima panggilan dari Max, tunangannya.

"Sayang, kapan kau ke sini, hmm?" tanya Max dari seberang telepon, menerbitkan senyum Shada di bibir merah mudanya.

"Setelah ini, Max. Kau pasti sudah sangat merindukanku kan?" tanya Shada menggoda sesudah ia berhasil menelan sandwichnya.

"Aku sangat... sangat... merindukanmu, Shada."

"Padahal kemarin kita juga sudah menghabiskan waktu bersama," tukas Shada mengejek. Shada ingin membayangkan wajah Max yang sedang cemburut ketika ia goda, tapi wajah lain yang muncul di kepalanya. Wajah tampan pria semalam. Meskipun tidak terlalu jelas, dan, memang apa yang kau harapkan dari mimpi?

Ah, Shada bisa gila jika terus memikirkan pria yang tak nyata itu.

"Shada, kau dengar apa yang aku katakan barusan?" Suara Max menyadarkan Shada dari lamunan.

"Apa? Bisa kau ulangi, Max?" Shada mengerjap cepat.

"Aku bilang jika pernikahan kita dipercepat. Apa kau senang?" Max terdengar bersemangat, bahkan suara pria itu setengah memekik sekarang.

Shada tak langsung menjawab. Padahal kabar yang baru saja didengarnya adalah kabar baik.

Shada mengangguk pelan. "Tentu saja, aku senang."

Tentu saja, Shada bagaimanapun sangat mencintai Max. Mereka telah berpacaran sejak kelas satu di sekolah menengah atas, terhitung sudah lima tahun. Waktu itu ia menjadi warga yang dibilang cukup baru di Toronto, Canada ini, memulai segala sesuatu dengan beradaptasi kembali.

Sebelumnya, ia tinggal di Sierra Madre, daerah kecil tepi hutan dan lembah di Los Angeles. Shada dan kedua orang tuanya pindah ke sini lantaran nenek yang biasa menemani Shada telah memutuskan pergi selama-lamanya dari sisinya.

Dan dimulailah, kehidupan barunya, meskipun kedua orang tuanya tetap sibuk bekerja, di suatu kota maju yang damai ditepi pesisir ini.

Shada memutus sambungan teleponnya selepas Max mengucapkan kalau pria itu akan menanti di ruangannya. Ia bergegas keluar rumah dan menunggu taksi lewat. Kali ini ia ingin naik taksi dibanding menyetir sendiri.

Memang, rumah Shada tenang berada di pinggiran kota, tepat di tepi jalan besar namun dengan intensitas jumlah kendaraan yang cukup ramai seperti di pusat kota. Ia beruntung taksi masih lewat di depan rumahnya.

Shada langsung melambaikan sebelah tangannya untuk menghentikan taksi yang melaju ke arahnya.

"Nona, mau pergi ke mana?" tanya sopir sembari memutar setirnya ketika Shada sudah duduk di jok belakang.

"Antar saya ke perusahaan Holy Food, Pak," jawab Shada yang dibalas oleh anggukan dari sang sopir.

Tak perlu waktu lama untuk Shada sampai di perusahaan Holy Food. Taksi yang dinaiki Shada kini sudah berhenti tepat di depan gedung perusahaan.

"Terima kasih, Pak," ucap Shada setelah membayar ongkosnya.

"Sama-sama, Nona," balas sang sopir, melajukan kembali taksinya.

Shada bergegas menuju ke ruangan di mana Max sedang menunggunya. Ia masuk ke dalam lift dan menekan tombol delapan belas.

Lift segera membawa Shada melesat ke ruangan Max. Ia melangkahkan kaki begitu pintu lift terbuka.

Shada menggiring kedua kakinya ke ruangan yang bertuliskan 'Ruang Direktur' di bagian pintunya yang besar.

Sebelah tangan Shada memutar knop pintu. Ia mendorong dan masuk tanpa permisi untuk mengejutkan pria berambut pirang yang sedang duduk di balik meja besar.

Max tampak fokus dengan laptop di depannya, sampai tak menyadari kedatangan Shada di ruangannya.

"Max..." seru Shada memberikan pelukan erat untuk Max dari arah belakang.

Kedua mata biru Max berbinar. "Shada, kapan kau datang?" tanyanya dengan sebuah senyuman yang tercetak di bibir tipisnya.

"Kau terlalu sibuk dengan laptopmu sampai tak tahu aku datang," ujar Shada dengan sedikit cemberut, menggoda Max.

Max menarik sudut mulutnya ke bawah. "Astaga. Maafkan aku, Sayang."

"It's okay, Babe."

Max mengernyit melihat noda merah yang cukup mencolok di leher putih Shada. Perlahan ia melepaskan pelukannya. "Noda apa itu, Shada?" tanyanya penuh curiga.

Shada spontan mengeluarkan ponselnya cepat untuk melihat noda yang dimaksud Max. Ia seketika tercekat melihat noda merah di lehernya. Shada tak tahu dari mana ia mendapatkan noda tersebut. Tapi, jika ia menjawab pertanyaan Max seperti itu. Max tak akan percaya.

Shada mengerahkan seluruh tenaganya untuk berpikir. Ia harus memberikan alasan secepatnya kepada Max karena pria itu sedang menanti jawabannya.

"Semalam ada nyamuk yang menggigit leherku. Aku yang tak tahan terhadap gatalnya, jadi aku menggaruknya terus. Aku tak sadar jika itu membuat leherku seperti ini." Shada berucap dengan menyapu lehernya pelan. Ia memaksakan senyumnya, berharap Max akan mempercayai ucapannya tersebut.

Max mengangguk dan membuang wajahnya kembali kepada laptop di depannya. "Sebesar apa nyamuknya sampai membuat noda seperti itu?"

Shada terbungkam. Sekelebat bayangan pria bermata merah itu kembali memenuhi kepalanya. Mungkinkah itu semua bukan mimpi? Dia nyata?

- Bersambung..

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
hanif
seru, menarik. semoga makin banyak lagi pembacanya ya thor
2023-10-09 15:29:19
1
user avatar
Glory Bella
Mohon maaf author sekalian izin jg ya. Utk tgl 31 desember '22 & 1 januari '23, author izin tdk upload bab baru dikarenakan ada acara tahun baru bersama keluarga (◕દ◕) Terimakasih jg sdh membaca kisah Demian, yuk² silahkan komentar karena karya author msh jauh dari sempurna. Happy new year (。•̀ᴗ-)✧
2022-12-30 21:45:39
2
user avatar
Glory Bella
Halooo teman², terima kasih banyak sudah baca dan support author, semoga sehat selalu dan semakin lancar rejekinya ♡ Oiyaaa, mohon maaf hari ini author ijin libur dulu ya karena ada beberapa kendala serta halangan sekaligus. Mohon dimaklumi dan terima kasih ꒰⑅ᵕ༚ᵕ꒱˖♡
2022-11-27 18:19:41
2
user avatar
Glory Bella
Mohon maaf yaaaa author barusan typo di urutan babnya ಥ‿ಥ Seharusnya hari ini bab 23 tapi salah tulis jadi bab 24. Author sudah melakukan revisi kok jadi mohon dimaklumi yaaa, sistem juga masih dalam tahap review editor. Terima kasih dan selamat membaca ~(つˆДˆ)つ。☆
2022-11-18 21:43:49
2
user avatar
Glory Bella
Pertama², terima kasih kepada para pembaca yg telah support saya ... Mohon maaf karena akhir² ini kondisi badan author agak sakit, jadi sementara belum bisa update setiap hari ... Doakan author cepat membaik yaa hihi, jangan lupa tinggalkan ulasan atau komentar agar author tetap semangat nulisnya ...
2022-11-11 22:42:46
2
user avatar
Veraaa
Bagus ceritanya. Selalu bikin penasaran
2022-11-11 09:34:22
3
user avatar
Cececans
Selalu nunggu updateannya
2022-10-01 00:57:41
2
user avatar
Cececans
Bikin ketagihan ceritanyaaa
2022-09-27 09:34:46
1
user avatar
Cececans
Aku tunggu update babnya ya, Kakak Author ;-)
2022-09-24 21:53:56
3
user avatar
Cececans
Update setiap hari kan, Kak Author?
2022-09-24 21:53:00
2
user avatar
Cececans
Ceritanya nggak ngebosenin, ngalir. Dan paling kusuka di sini tokoh Damian
2022-09-24 21:52:27
3
user avatar
Cececans
Baru baca langsung suka <3
2022-09-24 21:51:10
2
106 Bab
1. Seperti Mimpi
"Shada... apa kau menikmatinya?" tanya sebuah suara yang terdengar serak dan begitu sensual di telinga wanita yang kini berada dalam kungkungannya.Wanita bernama Shada itu menggeliat dengan mata masih tertutup. Ia merasakan sentuhan lembut di pipinya, kemudian mulai turun ke bawah. Bibirnya menerima sapuan hangat dan lembut, membiarkannya terus masuk ke dalam dan membelai setiap ruang di mulutnya.Pria bermata merah dengan kobaran api gairah itu tak tinggal diam. Ia terus melumat bibir Shada, tak membiarkan ada jarak di antara mereka. Perlahan ia mulai menyatukan tubuhnya dengan Shada.Shada memekik karena sensasi aneh yang menjalari tubuhnya. Namun, setelahnya ia mulai menikmati permainan pria tampan yang kini menurunkan kepalanya ke ceruk leher Shada, memberikan tanda kepemilikannya di sana."Selamat tidur, Shada," bisik si pria sembari mengecup bibir Shada sekali lagi.Shada sungguh tak ingin terbangun dari mimpi indah ini. Ia tak tahu kapan lebih tepatnya, ada pria tampan yang tak
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-05
Baca selengkapnya
2. Membuktikan Sendiri
"Tentu saja, nyamuk yang berukuran normal, Max. Hanya saja gigitan itu membuatku alergi hingga menjadi selebar ini," tunjuk Shada pada lehernya. Matanya memohon agar Max segera mempercayainya.Max memalingkan wajahnya. Menyibukkan diri pada beberapa lembar kertas di depannya. "Sejak kapan kau punya alergi terhadap gigitan nyamuk?" kejar Max, semakin membuat Shada gugup."Aku memang tidak punya alergi, Max. Hanya saja. Kali ini," Shada semakin tidak menemukan jawaban ketika mata biru Max beralih menghunjam mata coklat terang Shada, mencari-cari kepastian di sana."Aku percaya." sergah Max, lalu berpaling lagi pada dokumennya. Kini tangannya dengan lincah membubuhkan tanda tangan di kertas-kertasnya."A-apa?" Shada melotot tak percaya dengan apa yang barusan ia dengar. Benarkah semudah itu?"Beberapa jenis nyamuk tertentu memang menyebabkan reaksi alergi pada orang-orang yang tak memiliki alergi sekali pun," tukas Max singkat diikuti oleh anggukan Shada.Shada mengembuskan napas lega. Na
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-06
Baca selengkapnya
3. Siapa Dia?
Dilihatnya sosok yang berdiri di hadapannya sekarang. Shada mematung terpukau dengan keindahan yang sedang disaksikannya. Seumur hidup, ia tak pernah melihat paras seelok ini. Jauh elok dibanding aktor dunia dimana pun.Alis tebal dengan mata perunggu yang terkesan tegas. Kulit yang putih pucat, bahkan lebih putih dari batu pualam marmer yang murni. Rambutnya hitam legam. Dan setelah ia amati lagi, hidung mancung dan bibir merah merekah.Beberapa menit ia terhanyut pada rupanya. Tiba-tiba ada perasaan ingin menangis sejak pertama kali melihatnya. Ia tak tahu kenapa. Apakah mungkin ia mengagumi keindahannya? Ia benar-benar frustasi dan kelewat sedih. Sontak ia sadar dan sepenuhnya membawa diri."Aaaakh! Kau siapaaaa?!"Suara Shada nyaris teriak, namun nyatanya tercekat di kerongkongannya sendiri.Tak ada jawaban, sosok yang dilihatnya cuma diam, menatap skeptis lawannya."Shada.."Shada tergegau. Bagaimana mungkin pria asing yang di hadapannya sekarang sudah tahu namanya. Ia ingin sekal
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-09
Baca selengkapnya
4. Terpatri Pikirannya Sendiri
"Seperti apa rupanya, Shada?"Sekarang Ruth benar-benar penasaran dengan sosok yang diceritakan oleh Shada. Bagaimana mungkin keyakinannya bahwa Shada akan bertemu dengan orang yang ada di mimpinya bakal terbukti? Ia menatap lawan bicaranya sekarang dengan tak sabar."Ia tinggi dan gagah, dari otot-ototnya terlihat kuat." Shada menjawab rasa penasaran Ruth dengan berusaha keras mengingat kejadian semalam yang tetap rasanya seperti mimpi."Lalu? Kau bisa tidak menjawab langsung semuanya sekaligus?!" sergah Ruth kesal, ia benar-benar bisa mati sekarang juga karena penasaran."Husss.. pelankan suaramu, Ruth!" Bagaimana pun suara Ruth semakin lama semakin tak terkontrol."Ups! Maaf, jadi silahkan melanjutkan sampai selesai. Dan jangan berhenti!" perintah Ruth tegas. Shada melihatnya ngeri. Matanya hampir copot dari rongganya, Ruth mulai serius."Ia sangat tidak nyata, Ruth. Sangat tampan, aku sampai terpesona dengannya. Lalu ia juga berkulit putih pucat, seputih kulitmu ini." Shada menjela
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-10
Baca selengkapnya
5. Hasrat yang Menyatu
Shada mendelik melihat ponselnya sudah berada di tangan Demian. Meskipun tak membacanya dengan cermat, tapi sekilas ia sudah mampu menangkap siapa yang telah meneleponnya itu."Halo, Sayang. Aku sekarang sudah ada di depan rumahmu."Shada terpegun, lalu dengan cepat meraih ponselnya kembali, sebelum Demian menjawab teleponnya."Ha-halo, Max." jawab Shada dengan suara bergetar. Tidak bisa seperti ini, ia harus segera menyembunyikan kegugupan yang tengah ia rasakan. Ia pasti bisa."Sayang, kau mendengarku? Aku sudah berada di depan rumahmu. Bolehkah aku langsung masuk? Atau kau yang akan membukakan pintu untukku?" desak Max semakin membuat Shada buncah.Bagaimana ini? Pikirnya cepat. Sedangkan di dalam sini, di kamarnya, masih ada seorang pria yang tidak dikenalnya. Meskipun bukan manusia, pasti Max yang adalah pria normal, marah besar kepada Shada. Yang lebih beratnya lagi, hal ini tidak boleh sampai menggagalkan rencana pernikahan mereka. Ia lalu menatap Demian yang sudah merah padam.
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-11
Baca selengkapnya
6. Ingin Lebih Mengenalmu
Max menggendong Shada di pelukannya. Ia lalu dengan perlahan mendaratkan tubuh Shada di tempat tidur yang didominasi oleh warna pastel itu. Ia membelai lembut wajah Shada. Ia pandangi wajah cantiknya kemudian mendorong bibirnya memagut bibir Shada. Mereka saling mengulum lembut, terlihat menikmati momen milik bersama.Dengan pelan, tangan Max menjelajahi tubuh Shada kembali. Ia mengeksplorasi tubuh halus yang ada di bawahnya. Kedua tangannya menelusuk ke dalam kaos Shada, menggerayangi kedua dada yang menggembung itu.Sedangkan Shada terlihat menikmati setiap sentuhan Max yang dilayangkan untuknya.Kini tangan Max sudah berada di balik bra, bermain-main di kulit polos Shada.Max sontak melepas ciumannya, dengan cepat segera melepaskan kaos ketat yang dipakai wanita tersebut. Dilihatnya pemandangan menggoda yang menyembul di balik bra berenda coklat yang sangat menawan.Ia tak sabar, segera ia singkap bra itu dan membebaskan pemandangan indah di dalamnya."So beautiful," kagum Max tetap
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-23
Baca selengkapnya
7. Bukan Manusia
Kedua mata Ruth mengerjap tak percaya setelah mendengar apa yang baru saja Shada katakan. Ia tergagap dan terlihat kelimpungan."Apa maksudmu, Shada?" tanya Ruth meminta penjelasan kepada Shada. Kedua mata bronze terang Ruth semakin lama terlihat semakin gelap."Maksudku, aku sadar bahwa selama ini aku belum pernah mendengar tentang keluarga maupun kisah cintamu, Ruth," runtut Shada serius. Ia mengamati bagaimana reaksi sahabatnya itu. Juga kedua matanya.Sadar tengah diamati oleh Shada, Ruth segera menunduk membenamkan kedua wajahnya. Ia terlihat sedang mengendalikan dirinya saat ini. Beberapa detik kemudian, ia kembali menghadap Shada."Tentu, aku akan menceritakan kepadamu, Shada. Maafkan aku," ungkap Ruth seraya meraih kedua tangan Shada, dan menggenggamnya erat ke dalam jemarinya.Shada hanya mematung melihat sikap Ruth. Ia tetap menatap jauh ke dalam manik mata wanita itu yang kini berubah menjadi terang kembali."Sumpah, aku memang berencana untuk menceritakan semuanya kepadamu
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-24
Baca selengkapnya
8. Perihal Dusta dan Curiga
Pria bermata perunggu terang itu dengan hati-hati meneliti wanita cantik yang ada di sampingnya. Setelah ia mengucapkan siapa sebenarnya dirinya, ia takut kalau Shada akan langsung menjauh. Ia tak mau itu terjadi.Pengakuan itu akhirnya terlontar bebas dari mulut Demian. Ia lega sekaligus kalut, tidak terlalu siap dengan bagaimana setelah ini wanita di sampingnya akan meresponnya.Sementara Shada hanya diam mematung. Wajahnya memucat. Ia tak terlalu yakin dengan apa yang baru saja Demian ungkapkan.Vampir? Berarti dia seorang pembunuh? Batinnya meraung bertanya.Sekarang Shada tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Setelah mendengarkan jawaban yang ditunggu, justru ia malah takut kalau reaksinya akan menyinggung Demian.Kaki Shada bergetar. Demian melirik kaki Shada sekilas lalu tertawa."Kau takut, Shada?" Demian bertanya selembut mungkin agar wanita di sebelahnya tidak mendadak berlari sambil berteriak."Kau pernah membunuh manusia?" ucap Shada setelah berhasil mengumpulkan kembali ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-25
Baca selengkapnya
9. Karyawan Baru
Tiba-tiba dunia Shada berputar. Ia tidak salah dengar kan? Jadi, Max semalam berada di depan rumah? Bodoh kenapa dia tidak menyadarinya?! Rutuk Shada dalam hati.Shada menggigit bibirnya. Bingung harus menjawab apa. Detik ini, ia semakin gugup melihat Max yang sudah merah padam. Shada membuka mulutnya hendak berbicara ketika seorang wanita masuk ke dalam ruangan."Selamat pagi. Maaf saya karyawan baru di sini. Mohon bantuannya," sapa karyawan baru itu membuat Ruth langsung membuang muka dan mengalihkan pandangannya kembali ke meja kerja. Tidak seperti kebanyakan orang di ruangan itu yang justru hampir semua memperhatikannya.Wanita tersebut mengulas senyum manis. Tubuhnya tinggi semampai bak model yang terbiasa berlenggak-lenggok di atas karpet merah. Ia bermata coklat dengan kulit yang sangat eksotis. Rambut gelombang warna coklat peanut tergerai panjang. Sekarang ia mengenakan bodycon dress yang agak terbuka di bagian dadanya, melekat pas dan memamerkan dengan jelas lekuk tubuhnya. D
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-26
Baca selengkapnya
10. Terima Kasih
Air mata Shada terus mengalir menganak sungai. Shada terisak dan sesenggukan. Bahunya terlihat bergerak naik turun."Kenapa, Mom?" tanyanya dengan suara yang masih bergetar. Setelah itu yang ia lakukan hanya menangis dan mendekap bibirnya dengan tangan, agar suara tangisannya tidak keluar.Ibunya yang ada di seberang telepon menjelaskan panjang lebar. Tapi Shada tak mendengar apapun, ini terlalu menyakitkan bagi dirinya. Selama ini ia sudah hidup sendiri, kedua orang tuanya sibuk bekerja di luar negeri. Shada pikir selama di luar negeri keduanya terus menerus berhubungan dan menjalin komunikasi dengan baik. Nyatanya, mereka sama-sama tidak memedulikan satu sama lain, apalagi Shada. Mereka hanya mengejar kebahagiaannya sendiri."Jangan bicara denganku lagi, Mom! Selama ini aku sudah cukup hidup sendiri! Aku bisa hidup tanpa kalian! Jangan hubungi aku lagi!" teriaknya di tengah tangisnya.Shada memutus sambungan teleponnya sepihak. Tangannya mematikan telepon dengan cepat. Sebelum itu,
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-27
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status