Share

Bab. 48. Berita Untuk Amelia.

    Amelia shock melihat Mereka ada di depan pintu. 

"Mana Ryan !" Tanya Mama. 

"Lagi tidur Ma," 

Sedang di Belakang Mama, Tania sedang menangis. 

'Ada drama apa ini?' Batin Amelia. 

"Panggil Ryan!" 

"Kasihan Ma, dia masih tidur," 

Mama danTania langsung masuk ke dalam. Mereka menghenyakan diri di sofa. 

"Ambilkan minum Amel, Mama haus !" Perintah Mama. Amelia segera membuat teh hangat untuk mereka berdua.

"Diamlah Tania! Jangan nangis terus Mama pusing dengernya!"

"Bagaimana Tania bisa diem Ma, kalau Mas Ryan menceraikanku," Tania menangis semakin menjadi.

Amelia membawa dua cangkir teh. Di berikan pada mereka berdua.

Tadi sempet dengar Tania menyebut nama suaminya. Tapi tak denger begitu jelas.

'Aah sudahlah, aku mau masak saja,' batin Amelia. 

Flasbcak on. 

Saat selesai  menuntaskan hasratnya Amelia tertidur. Ia ingin segera menceraikan Tania. Tak ingin menyakiti Amelia terlalu lama. Ryan segera menghubungi Tania. Ia mengirim talak kepada Tania lewat chat. 

 Ryan : Maaf Tania, mulai malam ini kamu bukan istriku, Send ke Tania. 

Tania read. 

 Tania : Aku tak mau di ceraikan Mas Ryan, 

Tapi Ryan segera mematikan hpnya. Tak mau lagi berurusan dengan Tania. Ia kemudian menaruh hp di atas nakas, kembali memeluk istrinya dari belakang. Mengusap kepala istrinya mesra. Mengamati wajahnya saat tidur. Cantik dan sangat tenang dengan dengkuran nafas pelanya.  'Aku mencintaimu sayang' Ryan mengecup Amelia pelan, takut terbangun. 

Flasbcak off. 

Amel !! Teriak Mama dari ruang tamu mengema sampai dapur. Amelia  tergopoh menghampiri Mama mertuanya. Terlihat Tania matanya sembab. Berulangkali ia mengusap air matanya dengan tisu. 

"Ada apa Ma," 

" Bangunkan Ryan sekarang, Istrinya nangis terus Mama pusing!" 

Whaaaattt?? 

Apa Mama bilang istri? Tania istrinya Mas Ryan???

"Kenapa malah benggong! Cepet panggil Ryan!" 

Masih tak percaya ucapan Mama mertuanya, Amelia menahan air mata hampir menetes. Mimpi apa semalam mendapat berita menyakitkan ini di pagi hari.  Amelia melangkah dengan kaki lemas. Seluruh tulangnya serasa di cabut. Berjalan menuju kamar terasa lama sekali. 

"Sayang, kamu kenapa?" ucap Ryan ingin menangkap tubuh Istrinya yang terlihat pucat. 

"Mas kenapa lakukan ini?" Tanya Amelia kemudian tangisnya pecah. 

Ryan menangkup wajah istrinya yang pucat. Amelia berusaha melepaskan tangan Ryan. 

Dadanya begitu sesak, hingga air mata serasa percuma untuk mewakili  Sakit hati ini. 

"Sayang, Maafkan aku. Aku bisa jelaskan semua !" 

"Apa yang harus di jelaskanMas  kau jelas- jelas menikah dengan Tania. Bagiku itu sudah jelas !" Teriak Amelia. 

Ryan terduduk di tepi ranjang, yang di takutkan selama ini terjadi. Lemes rasanya sendi tulangnya. 

"Sayang, ku mohon dengar penjelasanku dulu," ucap Ryan memegang tangan Amelia. 

Amelia mengibaskan tangan Ryan. Sakit hatinya tak tertahan. Begini rasanya ketika di hianati. Air mata Amelia tak berhenti mengalir. Ia masih bisa menerima ketika Mama mertuanya tak menyukainya, tapi ketika sebuah penghianatan dalam pernikahan Amelia tak bisa terima. 

"Ceraikan aku Mas!" Teriak Amelia  

"Nggak, aku sudah menceraikan Tania," 

Amelia seketika mengusap air matanya yang mengalir. Tak tau harus merasa senang atau sedih. Saat ini perasaanya hampa. 

Ia menatap lurus suaminya. Ada kejujuran di sana. Ryan menceritakan saat kejadian di rumah Mamany saat itu. Ia merasa tidak melakukanya. Setelah kejadian itu ia juga tak pernah menyentuh Tania. Sampai sekarang juga Tania belum hamil. Walau sudab dua minggu waktu berjalan. Menceraikan Tania adalah keputusan yang sangat tepat menurut Ryan. 

Bersambung..

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status