Share

Bab. 50.Gamang.

    Amelia menata bajunya di koper, sementara ini ingin pergi sebentar dari Kehidupan suaminya. Mengetahui suaminya pernah tidur dengan tidur dengan Tania membuatnya gamang saat ini. Ia menghela nafas berat. Kembali memikirkan langkah ini. Apakah tindakanku benar? meninggalkan Ryan? Amelia berusaha memejamkan matanya. Pikiranya pusing memikirkan semua ini. 

"Aaah aku ingin menenangkan diri di rumah Ibu," gumam Amelia. Selesai packing ia memesan tiket lewat online. 

Merasa belum masak, ia membuka kulkas kemudian memasak kesukaan Ryan. Tapi pikiranya tak fokus untuk memasak.

Apakah diriku penghalang bagi suamiku  Tania? Tapi aku tak sanggup berbagi suami. Ryan pun lebih memilihku daripada Tania?  gamang  kembali menguasai hati Amelia. Selesai masak ia menata di meja. Di tutup tudung saji. Gegas  mandi sebelum Ryan menghalangi dirinya pulang. 

****

    Di kantor Ryan merasa gelisah, jantung berdebar tak karuan. Perasaan tidak enak menguasai hati sejak tadi. Ryan memanggil sekertarisnya yang baru. Akbar namanya. Yang dulu mengundurkan diri karena ingin menikah. Setelah Bobby sekertaris Ryan berganti- ganti terus. 

"Akbar ...." panggil Ryan. 

Akbar segera ke ruangan Bosnya sedari dua bulan ini. 

"Ya pak," ucap Akbar menuju tempat kerjanya Ryan. 

"Hari ini apa kita ada meeting dengan klien? 

"Nggak ada Pak, Jadwal bertemu dengan Klien dari Thailand. Pending besok Pak, karena ada masalah internal di perusahaanya," 

"Oke.  Saya mau tanda tangani berkas langsung pulang,"

"Bapak tidak enak badan? 

"Tidak,  aku kangen istriku," ucap Ryan tersenyum. 

Akbar tersenyum penuh arti.

Gegas Ryan  pulang menuju rumah. Perasaan berkecamuk dalam dada. Ia tau istrinya tak suka di bohongi juga penghianatan. Walau merasa kejadian itu jebakan? 

'Sayang, aku merindukanmu' batin Ryan. 

Sampai di rumah, terlihat sepi. Jantung serasa  ingin lepas. Tapi ketika pintu tak di kunci Ryan lega. Saat ini Ryan takut Amelia  meninggalkan dirinya. 

"Sayang ...." panggil Ryan. Ia mencari ke dapur tak ada. Masih tersisa bau makanan. 

'Dia habis masak' batin Ryan. 

Ryan menuju kamar, terlihat Amelia sedang dandan.  lega. Istrinya masih di hadapanya. 

"Amelia ...." Ryan tersenyum lebar. Menyebut nama istrinya dengan penuh cinta. 

Mendapat tatapan suaminya penuh cinta, Amelia menunduk. Ryan menatap nanar sebuah koper besar di sampingnya. Ia mengusap wajahnya kasar. Yang di takutkan selama ini terjadi. Amelia ingin pergi. 

"Sayang, kenapa bawa koper segala? Mau kemana? Pertanyaan bodoh yang Ryan ucapkan. 

Amelia masih diam, air mata menitik dari pelupuk mata. 

Ryan berusaha sabar, karena   tau pasti jawabanya. Ia duduk  samping Amelia di tepi ranjang. 

"Aku ingin pulang mas,  kangen keluargaku," ucap Amelia lirih. 

"Berapa lama? Mas anter ya?" 

"Nggak usah," ucap Amelia mengeleng lemah. 

"Sayang ...."

"Please,  jangan tinggalkan aku!  mohon maafkan aku !" 

Ryan memeluk istrinya, mengalirkan cinta dan kehangatan hanya untuk istrinya seorang. Walau dirinya harus bekerja keras memulihkan kepercayaanya. 

"Mas ...." 

Amelia menitikan air matanya kembali. 

"Ku mohon sayang, beri aku kesempatan! Aku tak bisa hidup tanpa kamu !" Ryan menangkup wajah istrinya. 

"Mas, aku ingin tenang ...." ucap Amelia akhirnya bisa mengeluarkan isi hatinya. 

'Tenang? Aku juga ingin tenang bersamamu' batin Ryan. 

Tanpa menunggu persetujuan istrinya. Ia mengambil koper satu lagi. Memasukan pakaianya sendiri. Melihat itu semua. Amelia binggung harus sedih atau senang? 

Ryan kemudian memesan tiket online. menghubungi Akbar untuk menghandle semuanya. Walau Akbar masih baru di perusahanya. Tapi ia mampu. Karena sebelumnya ia sudah pernah bekerja di Perusahaan besar. 

"Ayoo ... kita pulang ke rumah Ibu," ucap Ryan sambil mengulurkan tanganya. Amelia menatap wajah Ryan. Ia  tersenyum sambil menganguk, Dengan terpaksa mengulurkan tanganya. 

Bersambung..

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status