Share

Terjerat Cinta Ceo Posesif
Terjerat Cinta Ceo Posesif
Penulis: Ayesha Razeeta

Bab 1

Penulis: Ayesha Razeeta
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-11 21:14:58

Suara benda terjatuh berhasil mengacaukan semuanya. Di depan pintu kamar, seorang gadis dengan gaun putih berdiri dengan tubuh terlihat bergetar. Di bawahnya, terlihat paper bag dengan sesuatu yang terlihat seperti kue tumpah mengotori lantai marmer.

“Nic-nicholas, apa yang kau lakukan dan siapa dia?"

Rose berjalan mendekat dengan langkah lemah, air matanya sudah berada di ujung mata. “Siapa dia? Apa yang kamu lakukan dengannya, Nich?” Rose kembali bertanya dengan tatapan nanar kecewa.

Dengan napas yang terengah, Rose mencoba menelisik suasana kamar, pakaian sudah tercecer di mana-mana. Bahkan ia berhasil melihat sesuatu di atas nakas. Benda yang seharusnya tidak Nicholas sentuh.

“Katakan? Apa yang kau lakukan dengannya, Nicholas?” pekiknya dengan napas terengah, “tidak ingatkah kau jika hari ini adalah anniversary hubungan kita?”

Nicholas mencoba turun dari ranjang, meraih baju kaos yang tergeletak di bawah kaki mereka. Sementara itu, wanita yang berada bersamanya hanya menghela napas kesal.

“Nicholas, selesaikan segera urusanmu dengannya dan kita lanjutkan–”

“Tunggu aku, jangan tidur.” Nicholas menoleh dan tersenyum lembut dan itu berhasil menghancurkan hati Rose berkali-kali.

Sudut bibir Rose kembali berkedut, selama enam bulan terakhir sikap manis Nicholas padanya memang terlihat berbeda.

“Siapa dia, Nich dan apa yang kalian berdua lakukan?” tanya Rose dengan napas terengah, ia bukan wanita bodoh, tahu apa yang telah terjadi, tetapi ia masih berharap Nicholas memberikan alasan yang manis.

Nicholas menarik tangan Rose keluar dari kamarnya, membawa wanita yang selama ini memberinya cinta dan kesetiaan.

“Kau bisa lihat sendiri,” katanya malas menjelaskan, “kau seharusnya memberikan apa yang aku inginkan Rose.”

“Nich–”

“Aku sudah lelah, Rose. Kau lihat saja dirimu, pakaian ini bahkan sudah pernah kau pakai sebelumnya,” katanya dengan tatapan mengejek.

“Nich, apa yang kau katakan, bukankah kau bilang–”

“Sudahlah. Tidak perlu membahas ini, lagi. Aku tidak ingin melanjutkan hubungan kita. Aku sudah memiliki Diana yang mau memberikan apa yang aku inginkan,” jelas Nicholas panjang lebar.

“Aku tahu kau hanya bercanda, kan? Bukankah kita sudah memikirkan semuanya, pernikahan dan–”

“Hentikan Rose!” bentak Nicholas, “tidak bisakah kau memikirkan ini? Aku tidak ingin meneruskan hubungan kita.”

Belum hilang rasa sesak melihat kekasihnya bermesraan di atas ranjang, kini dengan teganya Nicholas meninggikan suara dan memutuskan hubungan mereka.

“Aku lelah menahan semua ini, Rose,” ujarnya, “di kantor mereka menertawakanku karena memiliki kekasih sepertimu, kau yang tidak pandai berdandan dan tak terurus,” cemoohnya lagi.

“Nich, apa yang kau katakan aku–”

“Pergilah! Hubungan kita sudah berakhir. Aku tidak ingin memiliki pasangan sepertimu, kau bahkan tidak pandai merawat diri, Rose.”

Rose menggeleng dengan air mata mengalir, ia mencintai Nicholas, pria itu adalah cinta sejatinya.

“Tidak, Nich, tolong,” katanya, “aku sangat mencintaimu, jangan lakukan ini.”

Mendengus kasar, Nicholas melepas pegangan tangan Rose dengan paksa. “Kau kira pantas bersanding denganku? Lihatlah, sebentar lagi aku akan menjadi manager dan kau tetap saja seperti wanita pengangguran.”

“Nich, aku juga akan bekerja, Minggu depan aku sudah menjadi wanita kantoran,” jelasnya memberikan fakta, tetapi Nicholas berdecak tak puas.

“Wanita sepertimu siapa yang menerima? Perusahaan akan menerima wanita cerdas dan seksi, Rose. Sedangkan kau, lihat penampilanmu, tak ada pantas-pantasnya.”

Tak lama, wanita dengan penampilan seksi keluar dari kamar, ia melangkah dengan anggun ke arah Rose dan Nicholas.

“Sayang, kenapa lama sekali?” tanyanya dengan suara yang mendayu. Ia menatap ke arah Rose yang terlihat kacau dengan air mata.

“Harusnya kau sadar diri, lihat saja penampilanmu sangat tidak pantas,” katanya dengan tatapan remeh.

“Sayang, minta dia pergi, aku sudah tidak bisa menunggu lama,” ujar Diana dengan senyum yang menggoda.

“Nich, tolong jangan seperti ini, aku–”

Rose meringis tatkala tubuhnya terdorong hingga lututnya terbentur keramik dengan keras. Ia menatap Nicholas dan wanita yang mendorongnya tengah tertawa bahagia.

“Pergilah! Kau mengganggu kesenangan kami!” usir Nicholas dengan tangan menunjuk ke arah pintu.

________

Dengan air mata yang berderai deras, Rose membawa langkahnya ke tempat yang tak pernah sama sekali disinggahinya.

Di sini, ia tertawa sambil menangis, meneguk sesuatu yang tak pernah dicoba sebelumnya.

“Dia memutuskanku karena tak bisa tidur dengannya,” umpatnya dengan air mata mengalir.

“Dia memutuskan hubungan kami yang sudah berjalan lama karena aku tak bisa tidur dengannya,” imbuhnya lagi dengan lirihnya.

“Nicholas, aku membencimu!” ujarnya dengan tawa semakin mengerikan.

Rose berdiri, ia keluar dari klub malam dengan langkah sempoyongan. Namun, di depan pintu, ia menabrak punggung seseorang.

Si pria berbalik dan mengeryit ketika menatap Rose yang terlihat sangat kacau.

Rose berdecak dan mendongak, menatap dengan mata setengah terpejam. “Tidak bisakah kau berjalan lebih cepat? Aku ingin lewat!”

“Nona, siapa–”

Si pria mencegah asistennya dengan gerakan tangan. Ia menatap Rose dengan tatapan rumit.

“Ini bukan jalan milik orang tuamu, lagipula, tidak bisakah kau lihat jika di depan ada orang lain?”

“Aku tidak peduli. Aku tidak peduli dengan siapa pun,” katanya dengan bibir terlihat ingin menangis.

Namun, kemudian ia terkekeh ketika mengingat bagaimana Nicholas menghina penampilannya.

“Pak, dia mengatakan aku tak pantas dengannya,” adunya pada si pria, “apakah aku benar-benar tidak cantik?”

“Nona, tolong jaga sikap Anda,” kata pria lain yang sedari tadi sudah khawatir akan ada masalah.

Rose menoleh ke arahnya dengan mencebik. “Diamlah, bukankah dia sudah mengatakan untuk jangan bicara?”

“Nona–”

“Lebih baik kita kembali, biarkan saja kucing kecil ini dengan kegilaannya,” katanya hendak berbalik.

Namun dengan cepat, Rose menarik kemeja mewah miliknya dan semakin mendekat. “Pak, tidak bisakah kau katakan jika aku cantik?”

“Cantik dari mana? Kau bahkan terlihat seperti wanita tak berbentuk,” timpalnya, “coba belajar berdandan,” sambungnya lagi dengan tatapan dingin.

Rose kembali histeris, ia meneguk minuman yang masih tersisa, lalu merapatkan tubuhnya pada di pria.

“Tidak bisakah kau berbohong? Tidak bisakah kau katakan saja jika aku cantik?” katanya dengan suara semakin serak, terdengar begitu menyedihkan dan menyakitkan.

“Bawa aku bersamamu, Pak. Aku tidak tahu harus kemana lagi,” katanya di sela-sela tangisnya.

“Kau tahu apa yang kau katakan? Kau tidak jika aku menjualmu?” kata si pria dengan senyum kecil di bibirnya.

“Tidak, bawa saja aku denganmu Pak.”

Si pria menatap serius wanita di hadapannya, gaun putih yang lusuh, tatapan ramah yang sudah tak berbentuk, tetapi kecantikan alami masih terlihat dengan jelas.

“Jangan menyesal jika aku–

"Tidak akan, aku membutuhkan pria tampan sepertimu," ucap Rose mulai kehilangan kesadaran.

"Nicholas, lihatlah aku sudah menemukan pria yang mencintaiku dengan tulus," tukasnya terengah.

Bab terkait

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 2

    “Ah …,” lenguhan lembut terdengar begitu indah. Tubuh yang masih dipenuhi dengan keringat terbaring dengan napas memburu. Matanya terpejam dengan bibir sedikit terbuka. “Nicholas, aku sudah katakan, aku bukan wanita bodoh, aku hebat,” gumamnya dengan bibir tersenyum kecil. Si pria yang masih berada di atasnya kini membaringkan tubuh, menempelkan kulit basah mereka berdua. “Dia bermain denganku, tetapi masih menyebut nama pria lain,” decaknya dengan napas yang sama memburu. Karena lelah, ia memejamkan mata dengan sebelah tangan berada di atas kepala. Bibirnya tersenyum kecil membayangkan panasnya permainan mereka. “Gadis bodoh,” imbuhnya sekali lagi sebelum ia benar-benar tak tertidur karena kantuk. Di tempat yang lain, Nicholas tengah mengumpat karena mendapatkan telepon dari ibunya. “Kemana dia?” geram Nicholas mematikan ponselnya, berjalan ke arah kamar di mana masih ada Diana dengan wajah yang muram. “Kenapa masih saja memikirkan dia, Nich. Bukankah kau sudah memutus

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 3

    William mengangguk, tak ada yang bisa membantah kemauan neneknya. Mereka memasuki rumah mewah dengan interior yang begitu megah. Beberapa pelayan wanita berbaris sembari menundukkan kepala. Ini adalah hari yang sangat besar, kehadiran William adalah perayaan yang luar biasa. “Aku tidak bisa berlama-lama, Nek. Aku ada banyak pekerjaan.” William duduk di sebelah wanita cantik yang sudah tak lagi muda. “Nenek tidak peduli dengan pekerjaanmu. Ada Ethan yang bisa kamu minta, Willie.” Ethan yang namanya disebut lantas mendongak, ia menatap William yang berdecak mengabaikan. “Dia sudah banyak pekerjaan. Aku tidak mungkin membebani dirinya dengan pekerjaan lain,” celetuknya kasihan pada Ethan. “Lupakan itu. Nenek sudah mengurus kencan buta untukmu, malam nanti datanglah ke–” “Ini kencang buta yang ke-99 Nek. Apa tidak malu melihatku melakukan hal kekanakan ini?” William meraih cangkir teh miliknya lalu menyesapnya sedikit. “Aku menolak, aku tidak ingin melakukan apa yang Nenek

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 4

    Rose berdiri dengan canggung di hadapan pria asing yang masih diingatnya dengan benar. Ia menelan ludah kasar dan melangkah ke arahnya dengan kepala tertunduk. “Kau pasti sudah dijelaskan dengan baik oleh Ethan,” kata William. Rose mendongak, ia mengangguk dengan tangan saling meremas. Ia menyembunyikan rasa gugup yang melanda. “Hum, saya … saya akan bekerja dengan baik Pak.” William mengangguk. Ia melangkah lebih dahulu ke dalam gedung yang akan mengubah kehidupannya. Rose menghela napas panjang, pengkhianatan Nicholas dan cacian yang diberikan untuknya sebentar lagi akan terbalas. “Kau harus tunjukkan pada Nicholas jika kau pantas menjadi wanita karier Rose,” katanya penuh semangat. Ia melangkah dengan yakin setelah Ethan memintanya untuk masuk ke dalam. Sekali lagi, Rose membuang napas pelan. Sesampainya di dalam, berbagai prosedur telah dilakukan dengan baik. William bernapas lega ketika memegang berkas berharga di tangannya. “Selamat atas pernikahan Anda, Pak.” E

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 5

    Rose duduk dengan jantung berdebar. Di hadapan ada William menatap dirinya begitu tajam dan dingin. “Saya tidak tahu jika Anda adalah pemilik dari perusahaan itu,” katanya setelah sama-sama terdiam. Dengan susah payah, akhirnya William berhasil membawa Rose keluar dari rumah neneknya. Akan tetapi, dengan persyaratan keduanya harus tinggal di rumah yang sudah Matilda siapkan. “Apakah kau tidak ingin minta maaf?” tanya William. “Minta maaf?” Rose berusaha untuk tenang. “Kau tidak merasa bersalah atas apa yang telah terjadi?” Rose menelan ludah kasar, ia meremas tangannya dengan kuat. “Saya sudah menebus kesalahan saya dengan pernikahan ini, kan?” “Kau menganggapnya seperti itu?” tanya William, “bagaimana jika aku tidak mengizinkanmu bekerja di kantor?” “Tidak boleh!” Rose berdiri protes. “Kenapa?” William bersedekap. “Pak, saya setuju menikah dengan Anda karena tujuan pekerjaan. Jika saya tidak boleh bekerja, lalu untuk apa–” “Untuk menebus kesalahanmu. Kau telah m

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 6

    Rose mengerjap beberapa kali. Ia menelan ludah kasar ketika William menatap dirinya begitu dalam.“Pak, bisakah Anda lepaskan saya?” katanya mencoba tidak terdengar gugup. Tubuhnya sudah tertahan di dinding dengan kedua tangan berada di atas kepala.“Ulangi apa yang kau katakan tadi?” Suara William terdengar parau, terlihat begitu menggoda dengan hidung mancungnya.“Pak, saya harus ke rumah Nicholas, ibunya–”“Ingin bertemu ibunya atau kekasihmu itu?” Rose menelan ludah lagi, ia gugup bukan karena merasa bersalah, tetapi karena aroma parfum William yang begitu lembut.“Saya sudah katakan, dia bukan kekasih saya lagi,” jelasnya, “tolong beri saya waktu beberapa jam untuk melihatnya.”William melepas cekalan tangannya pada lengan wanita yang baru saja dinikahi. Mundur beberapa langkah dan mengangguk. “Pergilah! Kau bisa meminta supir untuk menemanimu.”Rose melebarkan senyumnya, ia mengusap tangannya yang dicekal William. “Saya akan kembali sebelum tengah malam.”"Pergilah sebelum aku

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11

Bab terbaru

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 6

    Rose mengerjap beberapa kali. Ia menelan ludah kasar ketika William menatap dirinya begitu dalam.“Pak, bisakah Anda lepaskan saya?” katanya mencoba tidak terdengar gugup. Tubuhnya sudah tertahan di dinding dengan kedua tangan berada di atas kepala.“Ulangi apa yang kau katakan tadi?” Suara William terdengar parau, terlihat begitu menggoda dengan hidung mancungnya.“Pak, saya harus ke rumah Nicholas, ibunya–”“Ingin bertemu ibunya atau kekasihmu itu?” Rose menelan ludah lagi, ia gugup bukan karena merasa bersalah, tetapi karena aroma parfum William yang begitu lembut.“Saya sudah katakan, dia bukan kekasih saya lagi,” jelasnya, “tolong beri saya waktu beberapa jam untuk melihatnya.”William melepas cekalan tangannya pada lengan wanita yang baru saja dinikahi. Mundur beberapa langkah dan mengangguk. “Pergilah! Kau bisa meminta supir untuk menemanimu.”Rose melebarkan senyumnya, ia mengusap tangannya yang dicekal William. “Saya akan kembali sebelum tengah malam.”"Pergilah sebelum aku

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 5

    Rose duduk dengan jantung berdebar. Di hadapan ada William menatap dirinya begitu tajam dan dingin. “Saya tidak tahu jika Anda adalah pemilik dari perusahaan itu,” katanya setelah sama-sama terdiam. Dengan susah payah, akhirnya William berhasil membawa Rose keluar dari rumah neneknya. Akan tetapi, dengan persyaratan keduanya harus tinggal di rumah yang sudah Matilda siapkan. “Apakah kau tidak ingin minta maaf?” tanya William. “Minta maaf?” Rose berusaha untuk tenang. “Kau tidak merasa bersalah atas apa yang telah terjadi?” Rose menelan ludah kasar, ia meremas tangannya dengan kuat. “Saya sudah menebus kesalahan saya dengan pernikahan ini, kan?” “Kau menganggapnya seperti itu?” tanya William, “bagaimana jika aku tidak mengizinkanmu bekerja di kantor?” “Tidak boleh!” Rose berdiri protes. “Kenapa?” William bersedekap. “Pak, saya setuju menikah dengan Anda karena tujuan pekerjaan. Jika saya tidak boleh bekerja, lalu untuk apa–” “Untuk menebus kesalahanmu. Kau telah m

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 4

    Rose berdiri dengan canggung di hadapan pria asing yang masih diingatnya dengan benar. Ia menelan ludah kasar dan melangkah ke arahnya dengan kepala tertunduk. “Kau pasti sudah dijelaskan dengan baik oleh Ethan,” kata William. Rose mendongak, ia mengangguk dengan tangan saling meremas. Ia menyembunyikan rasa gugup yang melanda. “Hum, saya … saya akan bekerja dengan baik Pak.” William mengangguk. Ia melangkah lebih dahulu ke dalam gedung yang akan mengubah kehidupannya. Rose menghela napas panjang, pengkhianatan Nicholas dan cacian yang diberikan untuknya sebentar lagi akan terbalas. “Kau harus tunjukkan pada Nicholas jika kau pantas menjadi wanita karier Rose,” katanya penuh semangat. Ia melangkah dengan yakin setelah Ethan memintanya untuk masuk ke dalam. Sekali lagi, Rose membuang napas pelan. Sesampainya di dalam, berbagai prosedur telah dilakukan dengan baik. William bernapas lega ketika memegang berkas berharga di tangannya. “Selamat atas pernikahan Anda, Pak.” E

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 3

    William mengangguk, tak ada yang bisa membantah kemauan neneknya. Mereka memasuki rumah mewah dengan interior yang begitu megah. Beberapa pelayan wanita berbaris sembari menundukkan kepala. Ini adalah hari yang sangat besar, kehadiran William adalah perayaan yang luar biasa. “Aku tidak bisa berlama-lama, Nek. Aku ada banyak pekerjaan.” William duduk di sebelah wanita cantik yang sudah tak lagi muda. “Nenek tidak peduli dengan pekerjaanmu. Ada Ethan yang bisa kamu minta, Willie.” Ethan yang namanya disebut lantas mendongak, ia menatap William yang berdecak mengabaikan. “Dia sudah banyak pekerjaan. Aku tidak mungkin membebani dirinya dengan pekerjaan lain,” celetuknya kasihan pada Ethan. “Lupakan itu. Nenek sudah mengurus kencan buta untukmu, malam nanti datanglah ke–” “Ini kencang buta yang ke-99 Nek. Apa tidak malu melihatku melakukan hal kekanakan ini?” William meraih cangkir teh miliknya lalu menyesapnya sedikit. “Aku menolak, aku tidak ingin melakukan apa yang Nenek

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 2

    “Ah …,” lenguhan lembut terdengar begitu indah. Tubuh yang masih dipenuhi dengan keringat terbaring dengan napas memburu. Matanya terpejam dengan bibir sedikit terbuka. “Nicholas, aku sudah katakan, aku bukan wanita bodoh, aku hebat,” gumamnya dengan bibir tersenyum kecil. Si pria yang masih berada di atasnya kini membaringkan tubuh, menempelkan kulit basah mereka berdua. “Dia bermain denganku, tetapi masih menyebut nama pria lain,” decaknya dengan napas yang sama memburu. Karena lelah, ia memejamkan mata dengan sebelah tangan berada di atas kepala. Bibirnya tersenyum kecil membayangkan panasnya permainan mereka. “Gadis bodoh,” imbuhnya sekali lagi sebelum ia benar-benar tak tertidur karena kantuk. Di tempat yang lain, Nicholas tengah mengumpat karena mendapatkan telepon dari ibunya. “Kemana dia?” geram Nicholas mematikan ponselnya, berjalan ke arah kamar di mana masih ada Diana dengan wajah yang muram. “Kenapa masih saja memikirkan dia, Nich. Bukankah kau sudah memutus

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 1

    Suara benda terjatuh berhasil mengacaukan semuanya. Di depan pintu kamar, seorang gadis dengan gaun putih berdiri dengan tubuh terlihat bergetar. Di bawahnya, terlihat paper bag dengan sesuatu yang terlihat seperti kue tumpah mengotori lantai marmer. “Nic-nicholas, apa yang kau lakukan dan siapa dia?" Rose berjalan mendekat dengan langkah lemah, air matanya sudah berada di ujung mata. “Siapa dia? Apa yang kamu lakukan dengannya, Nich?” Rose kembali bertanya dengan tatapan nanar kecewa. Dengan napas yang terengah, Rose mencoba menelisik suasana kamar, pakaian sudah tercecer di mana-mana. Bahkan ia berhasil melihat sesuatu di atas nakas. Benda yang seharusnya tidak Nicholas sentuh. “Katakan? Apa yang kau lakukan dengannya, Nicholas?” pekiknya dengan napas terengah, “tidak ingatkah kau jika hari ini adalah anniversary hubungan kita?” Nicholas mencoba turun dari ranjang, meraih baju kaos yang tergeletak di bawah kaki mereka. Sementara itu, wanita yang berada bersamanya hanya meng

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status