Share

Bab 2

last update Last Updated: 2025-01-13 22:10:36

“Ah …,” lenguhan lembut terdengar begitu indah. Tubuh yang masih dipenuhi dengan keringat terbaring dengan napas memburu. Matanya terpejam dengan bibir sedikit terbuka.

“Nicholas, aku sudah katakan, aku bukan wanita bodoh, aku hebat,” gumamnya dengan bibir tersenyum kecil.

Si pria yang masih berada di atasnya kini membaringkan tubuh, menempelkan kulit basah mereka berdua.

“Dia bermain denganku, tetapi masih menyebut nama pria lain,” decaknya dengan napas yang sama memburu.

Karena lelah, ia memejamkan mata dengan sebelah tangan berada di atas kepala. Bibirnya tersenyum kecil membayangkan panasnya permainan mereka.

“Gadis bodoh,” imbuhnya sekali lagi sebelum ia benar-benar tak tertidur karena kantuk.

Di tempat yang lain, Nicholas tengah mengumpat karena mendapatkan telepon dari ibunya.

“Kemana dia?” geram Nicholas mematikan ponselnya, berjalan ke arah kamar di mana masih ada Diana dengan wajah yang muram.

“Kenapa masih saja memikirkan dia, Nich. Bukankah kau sudah memutuskan hubungan kalian?” Diana berdiri dan memeluk Nicholas dari belakang.

Mendengus kasar, Nicholas melepas pegangan tangan Diana pada tubuhnya, kemudian membawa si wanita berdiri berhadapan.

“Ibuku, kau tahu sendiri bagaimana dia sangat menyukai Rose,” jawabnya.

Diana membelai wajah kekasihnya. “Apa urusanmu? Kau yang menentukan kehidupanmu Nich. Ibumu boleh saja menyukainya, tetapi kau yang berhak memilih.”

Nicholas mengangguk, ia meraih tangan lembut Diana dan mengecupnya lembut. “Kau benar, Sayang. Ah, lebih baik kita lanjutkan saja apa yang tertunda.”

Diana mengangguk, ia mengalungkan tangannya pada leher Nicholas, mengecup pelan telinga Nicholas untuk memberikan rangsangan.

Tak lama, apa yang mereka berdua nantikan akhirnya terjadi, Diana yang menyukai setiap sentuhan dari Nicholas pun tak malu mendesah dengan kuatnya.

“Oh, kau memang luar biasa Diana, sangat hebat,” geram Nicholas tak mampu menahan rasa nikmat yang tak terkalahkan.

Andai saja, Rose mau memberikan apa yang dia inginkan, hubungan mereka pasti berjalan lancar, tak peduli wanita itu hanya pengasuh ibunya. Akan tetapi, Nicholas menyerah, Rose mempertahankan dirinya dengan kuat.

__________

Hari berganti lebih cepat, malam panjang yang penuh dengan gairah kini telah berganti. Di dalam sebuah kamar mewah, seorang gadis terbangun lebih awal. Rose merenggang tangan ke atas.

Rose tersentak ketika tangannya tak sengaja menyentuh sesuatu seperti rambut. Ia menelan ludah kasar setelah menyadari jika dirinya berada di tempat asing.

‘Di mana aku?’ batinnya menahan napas, bahkan kedua tangannya masih terngiang ke atas. Saat ia mengerjakan tubuhnya, rasa nyeri yang teramat begitu terasa.

Rose semakin membeku, ia menoleh dengan pelan untuk mengetahui apa yang terjadi. Napasnya tercekat ketika mendapati pria asing sudah tidur di sebelahnya.

‘Apa yang terjadi?” batinnya lagi, ia membuka selimut dengan pelan untuk memastikan apa yang dipikirkannya.

‘Ya Tuhan, apa yang aku lakukan? Apa pria ini yang memulai?” tanyanya pada dirinya sendiri.

‘Aku hanya minum sedikit, mengapa begitu sulit mengingat apa yang terjadi?’ batinnya mencoba mengingat, ‘apakah aku menyewa lelaki panggilan?’

Rose ingin histeris, tetapi tersadar jika itu akan membahayakan dirinya. Perlahan ia menurunkan kaki dan meraih gaun miliknya yang tercecer.

“Rose, apa yang telah kau lakukan?” umpatnya pada diri sendiri, ia menoleh dan menatap wajah pria di atas ranjang.

“Dia sangat tampan, kenapa harus menjadi lelaki panggilan jika segampang itu,” gumamnya memikirkan kemungkinan dia memanggil pria panggilan.

Rose memukul kepalanya keras, kemudian mendengus kesal dan berbalik dengan langkah yang tertatih. “Aku harus pergi, aku tidak memiliki uang sedikit pun untuk membayarnya.”

Perlahan pria yang tadi berbaring membuka mata, menatap punggung wanita yang semakin menjauh dari kamarnya.

“Dia menganggapku apa?” decaknya menahan emosi.

Dia adalah William Hawthorne—CEO dari perusahaan ternama bernama William Hawthorne Ventures, pria dengan begitu sulit disentuh oleh siapa pun.

“Halo Ethan, tolong cari tahu siapa wanita yang semalam bersamaku,” pintanya pada asisten pribadinya.

Setelah mendapatkan kesanggupan, William beranjak dari posisi tidur dan berjalan ke arah kamar mandi tanpa ragu.

“Aku tidak akan melepaskanmu,” gumamnya mengingat apa yang Rose pikirkan tentang dirinya.

Tak berselang lama, William keluar dari kamar mandi dengan penampilan yang jauh lebih segar. Ia melirik ke arah nakas, di mana ponselnya kembali berdering.

“Kalian sudah menemukannya?” tanyanya pada Ethan yang kembali menghubungi.

“[Kami sudah menemukannya, Pak. Saya akan mengirim foto yang saya dapatkan untuk Anda,]” katanya dengan nada lebih serius.

“Hum, setelah itu, pantau terus, jangan biarkan dia melarikan diri setelah apa yang dia lakukan padaku.”

William mematikan ponselnya dan kembali berdecak tatkala menemukan panggilan lain masuk ke dalam.

Tak menunggu lama, pria dengan tinggi badan 185 cm tersebut melangkah dengan gagahnya keluar dari apartemen mewah miliknya.

Di bawah, sudah menunggu Ethan dengan gaya yang tak kalah dominannya. Pria dengan setelan jas berwarna hitam serta kaca mata yang selalu melekat di wajahnya.

“Nenek Anda sudah menunggu cukup lama, Pak,” lapor Ethan yang sementara mengemudi.

“Hum, nenek menelpon setelah panggilan berakhir,” jawabnya memalingkan wajah ke arah luar. Kembali mengingat setiap desahan Rose.

“Jadi siapa wanita itu?” tanya William masih dengan kenangan panas mereka semalam.

“Rose Kingsley, Pak. Dia yakin piatu dan tinggal di kontrakan yang terpencil,” jelas Ethan mengutarakan apa yang diketahuinya.

“Lalu, bagaimana dia bisa ke klub, dia bekerja di sana?” William menegakkan tubuhnya, menatap Ethan yang mengemudikan mobil dengan epik.

“Yang kami ketahui, Rose menjadi pengasuh dari seorang wanita tua di pusat kota, Pak,” kata Ethan, “wanita itu menginginkan Rose menjadi menantunya.”

Kening William terlihat mengkerut halus, pria yang tak pernah peduli dengan seorang gadis kini tiba-tiba merasa ada yang salah dengan dirinya.

“Bisa kau jelaskan dengan benar?”

Ethan mengangguk, ia menjelaskan apa saja yang diketahui oleh orang-orang yang bayarnya, bagaimana Rose dan anak dari majikannya terlihat sering bersama.

“Jadi, gadis itu telah memiliki kekasih?”

Ethan mengangguk ragu. “Maafkan saya Pak. Saya hanya mendapatkan beberapa foto dirinya. Setelah ini, saya akan mencari tahu lebih banyak.”

William tidak menjawab, ia kembali memalingkan wajahnya ke arah jendela. Tak lama, ia kembali bersuara, “Apakah nenek sudah menemukan wanita baru?”

Ethan kembali mengangguk. “Karena itulah, saya merasa jika nenek Anda tengah mempersiapkan sesuatu yang besar.”

Ia membuang napas panjang, William memejamkan mata, mempersiapkan diri bertemu dengan orang yang paling disayang.

“Selamat datang, Nak.” Wanita dengan penampilan modis dan wajah yang sangat ramah melangkah ke arah pria muda yang baru saja turun dari mobil.

William tersenyum lembut menyambut pelukan sang nenek. “Nenek memiliki banyak kejutan untukmu, Willie.”

William mengangguk. “Tolong maafkan aku Nek, tapi–”

"Tidak ada tapi--"

Related chapters

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 3

    William mengangguk, tak ada yang bisa membantah kemauan neneknya. Mereka memasuki rumah mewah dengan interior yang begitu megah. Beberapa pelayan wanita berbaris sembari menundukkan kepala. Ini adalah hari yang sangat besar, kehadiran William adalah perayaan yang luar biasa. “Aku tidak bisa berlama-lama, Nek. Aku ada banyak pekerjaan.” William duduk di sebelah wanita cantik yang sudah tak lagi muda. “Nenek tidak peduli dengan pekerjaanmu. Ada Ethan yang bisa kamu minta, Willie.” Ethan yang namanya disebut lantas mendongak, ia menatap William yang berdecak mengabaikan. “Dia sudah banyak pekerjaan. Aku tidak mungkin membebani dirinya dengan pekerjaan lain,” celetuknya kasihan pada Ethan. “Lupakan itu. Nenek sudah mengurus kencan buta untukmu, malam nanti datanglah ke–” “Ini kencang buta yang ke-99 Nek. Apa tidak malu melihatku melakukan hal kekanakan ini?” William meraih cangkir teh miliknya lalu menyesapnya sedikit. “Aku menolak, aku tidak ingin melakukan apa yang Nenek

    Last Updated : 2025-01-14
  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 4

    Rose berdiri dengan canggung di hadapan pria asing yang masih diingatnya dengan benar. Ia menelan ludah kasar dan melangkah ke arahnya dengan kepala tertunduk. “Kau pasti sudah dijelaskan dengan baik oleh Ethan,” kata William. Rose mendongak, ia mengangguk dengan tangan saling meremas. Ia menyembunyikan rasa gugup yang melanda. “Hum, saya … saya akan bekerja dengan baik Pak.” William mengangguk. Ia melangkah lebih dahulu ke dalam gedung yang akan mengubah kehidupannya. Rose menghela napas panjang, pengkhianatan Nicholas dan cacian yang diberikan untuknya sebentar lagi akan terbalas. “Kau harus tunjukkan pada Nicholas jika kau pantas menjadi wanita karier Rose,” katanya penuh semangat. Ia melangkah dengan yakin setelah Ethan memintanya untuk masuk ke dalam. Sekali lagi, Rose membuang napas pelan. Sesampainya di dalam, berbagai prosedur telah dilakukan dengan baik. William bernapas lega ketika memegang berkas berharga di tangannya. “Selamat atas pernikahan Anda, Pak.” E

    Last Updated : 2025-01-15
  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 5

    Rose duduk dengan jantung berdebar. Di hadapan ada William menatap dirinya begitu tajam dan dingin. “Saya tidak tahu jika Anda adalah pemilik dari perusahaan itu,” katanya setelah sama-sama terdiam. Dengan susah payah, akhirnya William berhasil membawa Rose keluar dari rumah neneknya. Akan tetapi, dengan persyaratan keduanya harus tinggal di rumah yang sudah Matilda siapkan. “Apakah kau tidak ingin minta maaf?” tanya William. “Minta maaf?” Rose berusaha untuk tenang. “Kau tidak merasa bersalah atas apa yang telah terjadi?” Rose menelan ludah kasar, ia meremas tangannya dengan kuat. “Saya sudah menebus kesalahan saya dengan pernikahan ini, kan?” “Kau menganggapnya seperti itu?” tanya William, “bagaimana jika aku tidak mengizinkanmu bekerja di kantor?” “Tidak boleh!” Rose berdiri protes. “Kenapa?” William bersedekap. “Pak, saya setuju menikah dengan Anda karena tujuan pekerjaan. Jika saya tidak boleh bekerja, lalu untuk apa–” “Untuk menebus kesalahanmu. Kau telah m

    Last Updated : 2025-01-15
  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 6

    Rose mengerjap beberapa kali. Ia menelan ludah kasar ketika William menatap dirinya begitu dalam.“Pak, bisakah Anda lepaskan saya?” katanya mencoba tidak terdengar gugup. Tubuhnya sudah tertahan di dinding dengan kedua tangan berada di atas kepala.“Ulangi apa yang kau katakan tadi?” Suara William terdengar parau, terlihat begitu menggoda dengan hidung mancungnya.“Pak, saya harus ke rumah Nicholas, ibunya–”“Ingin bertemu ibunya atau kekasihmu itu?” Rose menelan ludah lagi, ia gugup bukan karena merasa bersalah, tetapi karena aroma parfum William yang begitu lembut.“Saya sudah katakan, dia bukan kekasih saya lagi,” jelasnya, “tolong beri saya waktu beberapa jam untuk melihatnya.”William melepas cekalan tangannya pada lengan wanita yang baru saja dinikahi. Mundur beberapa langkah dan mengangguk. “Pergilah! Kau bisa meminta supir untuk menemanimu.”Rose melebarkan senyumnya, ia mengusap tangannya yang dicekal William. “Saya akan kembali sebelum tengah malam.”"Pergilah sebelum aku

    Last Updated : 2025-02-11
  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 1

    Suara benda terjatuh berhasil mengacaukan semuanya. Di depan pintu kamar, seorang gadis dengan gaun putih berdiri dengan tubuh terlihat bergetar. Di bawahnya, terlihat paper bag dengan sesuatu yang terlihat seperti kue tumpah mengotori lantai marmer. “Nic-nicholas, apa yang kau lakukan dan siapa dia?" Rose berjalan mendekat dengan langkah lemah, air matanya sudah berada di ujung mata. “Siapa dia? Apa yang kamu lakukan dengannya, Nich?” Rose kembali bertanya dengan tatapan nanar kecewa. Dengan napas yang terengah, Rose mencoba menelisik suasana kamar, pakaian sudah tercecer di mana-mana. Bahkan ia berhasil melihat sesuatu di atas nakas. Benda yang seharusnya tidak Nicholas sentuh. “Katakan? Apa yang kau lakukan dengannya, Nicholas?” pekiknya dengan napas terengah, “tidak ingatkah kau jika hari ini adalah anniversary hubungan kita?” Nicholas mencoba turun dari ranjang, meraih baju kaos yang tergeletak di bawah kaki mereka. Sementara itu, wanita yang berada bersamanya hanya meng

    Last Updated : 2025-01-11

Latest chapter

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 6

    Rose mengerjap beberapa kali. Ia menelan ludah kasar ketika William menatap dirinya begitu dalam.“Pak, bisakah Anda lepaskan saya?” katanya mencoba tidak terdengar gugup. Tubuhnya sudah tertahan di dinding dengan kedua tangan berada di atas kepala.“Ulangi apa yang kau katakan tadi?” Suara William terdengar parau, terlihat begitu menggoda dengan hidung mancungnya.“Pak, saya harus ke rumah Nicholas, ibunya–”“Ingin bertemu ibunya atau kekasihmu itu?” Rose menelan ludah lagi, ia gugup bukan karena merasa bersalah, tetapi karena aroma parfum William yang begitu lembut.“Saya sudah katakan, dia bukan kekasih saya lagi,” jelasnya, “tolong beri saya waktu beberapa jam untuk melihatnya.”William melepas cekalan tangannya pada lengan wanita yang baru saja dinikahi. Mundur beberapa langkah dan mengangguk. “Pergilah! Kau bisa meminta supir untuk menemanimu.”Rose melebarkan senyumnya, ia mengusap tangannya yang dicekal William. “Saya akan kembali sebelum tengah malam.”"Pergilah sebelum aku

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 5

    Rose duduk dengan jantung berdebar. Di hadapan ada William menatap dirinya begitu tajam dan dingin. “Saya tidak tahu jika Anda adalah pemilik dari perusahaan itu,” katanya setelah sama-sama terdiam. Dengan susah payah, akhirnya William berhasil membawa Rose keluar dari rumah neneknya. Akan tetapi, dengan persyaratan keduanya harus tinggal di rumah yang sudah Matilda siapkan. “Apakah kau tidak ingin minta maaf?” tanya William. “Minta maaf?” Rose berusaha untuk tenang. “Kau tidak merasa bersalah atas apa yang telah terjadi?” Rose menelan ludah kasar, ia meremas tangannya dengan kuat. “Saya sudah menebus kesalahan saya dengan pernikahan ini, kan?” “Kau menganggapnya seperti itu?” tanya William, “bagaimana jika aku tidak mengizinkanmu bekerja di kantor?” “Tidak boleh!” Rose berdiri protes. “Kenapa?” William bersedekap. “Pak, saya setuju menikah dengan Anda karena tujuan pekerjaan. Jika saya tidak boleh bekerja, lalu untuk apa–” “Untuk menebus kesalahanmu. Kau telah m

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 4

    Rose berdiri dengan canggung di hadapan pria asing yang masih diingatnya dengan benar. Ia menelan ludah kasar dan melangkah ke arahnya dengan kepala tertunduk. “Kau pasti sudah dijelaskan dengan baik oleh Ethan,” kata William. Rose mendongak, ia mengangguk dengan tangan saling meremas. Ia menyembunyikan rasa gugup yang melanda. “Hum, saya … saya akan bekerja dengan baik Pak.” William mengangguk. Ia melangkah lebih dahulu ke dalam gedung yang akan mengubah kehidupannya. Rose menghela napas panjang, pengkhianatan Nicholas dan cacian yang diberikan untuknya sebentar lagi akan terbalas. “Kau harus tunjukkan pada Nicholas jika kau pantas menjadi wanita karier Rose,” katanya penuh semangat. Ia melangkah dengan yakin setelah Ethan memintanya untuk masuk ke dalam. Sekali lagi, Rose membuang napas pelan. Sesampainya di dalam, berbagai prosedur telah dilakukan dengan baik. William bernapas lega ketika memegang berkas berharga di tangannya. “Selamat atas pernikahan Anda, Pak.” E

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 3

    William mengangguk, tak ada yang bisa membantah kemauan neneknya. Mereka memasuki rumah mewah dengan interior yang begitu megah. Beberapa pelayan wanita berbaris sembari menundukkan kepala. Ini adalah hari yang sangat besar, kehadiran William adalah perayaan yang luar biasa. “Aku tidak bisa berlama-lama, Nek. Aku ada banyak pekerjaan.” William duduk di sebelah wanita cantik yang sudah tak lagi muda. “Nenek tidak peduli dengan pekerjaanmu. Ada Ethan yang bisa kamu minta, Willie.” Ethan yang namanya disebut lantas mendongak, ia menatap William yang berdecak mengabaikan. “Dia sudah banyak pekerjaan. Aku tidak mungkin membebani dirinya dengan pekerjaan lain,” celetuknya kasihan pada Ethan. “Lupakan itu. Nenek sudah mengurus kencan buta untukmu, malam nanti datanglah ke–” “Ini kencang buta yang ke-99 Nek. Apa tidak malu melihatku melakukan hal kekanakan ini?” William meraih cangkir teh miliknya lalu menyesapnya sedikit. “Aku menolak, aku tidak ingin melakukan apa yang Nenek

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 2

    “Ah …,” lenguhan lembut terdengar begitu indah. Tubuh yang masih dipenuhi dengan keringat terbaring dengan napas memburu. Matanya terpejam dengan bibir sedikit terbuka. “Nicholas, aku sudah katakan, aku bukan wanita bodoh, aku hebat,” gumamnya dengan bibir tersenyum kecil. Si pria yang masih berada di atasnya kini membaringkan tubuh, menempelkan kulit basah mereka berdua. “Dia bermain denganku, tetapi masih menyebut nama pria lain,” decaknya dengan napas yang sama memburu. Karena lelah, ia memejamkan mata dengan sebelah tangan berada di atas kepala. Bibirnya tersenyum kecil membayangkan panasnya permainan mereka. “Gadis bodoh,” imbuhnya sekali lagi sebelum ia benar-benar tak tertidur karena kantuk. Di tempat yang lain, Nicholas tengah mengumpat karena mendapatkan telepon dari ibunya. “Kemana dia?” geram Nicholas mematikan ponselnya, berjalan ke arah kamar di mana masih ada Diana dengan wajah yang muram. “Kenapa masih saja memikirkan dia, Nich. Bukankah kau sudah memutus

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 1

    Suara benda terjatuh berhasil mengacaukan semuanya. Di depan pintu kamar, seorang gadis dengan gaun putih berdiri dengan tubuh terlihat bergetar. Di bawahnya, terlihat paper bag dengan sesuatu yang terlihat seperti kue tumpah mengotori lantai marmer. “Nic-nicholas, apa yang kau lakukan dan siapa dia?" Rose berjalan mendekat dengan langkah lemah, air matanya sudah berada di ujung mata. “Siapa dia? Apa yang kamu lakukan dengannya, Nich?” Rose kembali bertanya dengan tatapan nanar kecewa. Dengan napas yang terengah, Rose mencoba menelisik suasana kamar, pakaian sudah tercecer di mana-mana. Bahkan ia berhasil melihat sesuatu di atas nakas. Benda yang seharusnya tidak Nicholas sentuh. “Katakan? Apa yang kau lakukan dengannya, Nicholas?” pekiknya dengan napas terengah, “tidak ingatkah kau jika hari ini adalah anniversary hubungan kita?” Nicholas mencoba turun dari ranjang, meraih baju kaos yang tergeletak di bawah kaki mereka. Sementara itu, wanita yang berada bersamanya hanya meng

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status