Share

Bab 43

Penulis: Ayesha Razeeta
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-01 20:30:50

Rose menuruni anak tangga dengan tergesa, ia langsung ke arah ruang kerja William. Senyumnya ragu-ragu, bingung harus menjelaskan apa pada suaminya.

Di depan pintu ruangan, ia berdiri cukup lama, mengolah kata-kata agar terdengar lebih masuk akal.

“Ayo, Rose!” serunya pada diri sendiri. Rose melangkah masuk dengan kepala tertunduk, berharap William menyambutnya dengan senyuman.

Langkahnya terhenti di tengah ruangan, ketika menyadari jika William tidak tercium di ruangan ini.

“William, kau tidak di dalam?” tanya Rose tidak yakin. Ia menoleh ke belakang berharap jika William tiba-tiba masuk dan menyambut dirinya.

Hening.

Ruangan ini terasa lebih dingin ketika sang pemilik tidak berada di dalamnya.

“Di mana dia?” gumam Rose mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Gak ada tanda-tanda bahwa William memasuki ruangan meski itu semalam.

Tidak ingin berlama-lama, ia keluar dari ruangan dan langsung ke halaman belakang tempat yang kemungkinan William berada dengan peliharaan mereka.

“Selamat
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 44

    “Baiklah, kau kembali saja.” Ethan memijat pangkal hidung, merasa khawatir pada Rose yang kemungkinan pergi ke tempat yang tak disukai oleh William.Asisten William itu berjalan ke arah yang lebih sepi, meriah ponselnya dan menelpon seseorang dengan segera.“Halo, cari tahu kemana Bu Rose pergi,” perintah Ethan langsung pada seseorang di balik layar, ia tidak bisa membuang waktu lebih lama. “Periksa ke rumah mantan kekasihnya, aku curiga dia–”“Siapa yang kau telepon, Ethan?” Suara William mengejutkan Ethan yang tengah menelpon di balik ruangan.“Pak, Anda sudah kembali.” Ethan segera mematikan ponselnya dan dengan cepat mengubah ekspresi wajahnya.William melangkah mendekati asistennya, pria itu menatap Ethan dalam-dalam. “Siapa yang pergi ke rumah mantannya, Ethan?”“Pak, Anda dari mana?” tanya Ethan balik, ia menatap William dengan penampilan yang berantakan.William berdecak, “Kanaya sakit, aku datang menjenguknya dan ketiduran di sana,” aku William, “katakan, siapa yang datang k

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-02
  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 45

    Di kediaman William, pria itu turun dengan tergesa ke lantai bawah karena tak biasanya Rose tidak menyiapkan pakaian kerjanya seperti biasa.“Di mana istriku?” tanyanya pada pelayan yang berada di ruang makan. Ia duduk dan menyesal teh miliknya yang masih hangat.Si pelayan menoleh dengan gugup. Ia tersenyum lembut sebelum menjawab. “Ibu keluar beberapa menit sebelum Anda kembali, Pak. Kemungkinan akan kembali malam hari."Sebelum bokongnya benar-benar menempel pada kursi, William terlihat mengerut kening. “Malam hari? Kenapa tidak memberitahuku lebih awal?”Si pelayan menelan ludah kasar, ia ingin menjelaskan, tetapi William lebih cepat meninggalkan ruang makan dan berjalan ke ruang kerjanya. Di ruang tengah, ia bertemu dengan Ethan yang terlihat menegang.“Katakan apa yang kau ketahui?”Ethan mencoba untuk tersenyum, “Saya tidak tahu apa-apa Pak.”“Cari dia dan bawa kembali!” pinta William tidak ingin tahu.“Pak, tapi kita ada pertemuan satu jam lagi. Bagaimana jika–”William memija

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-03
  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 46

    Setelah memeriksa kesehatan Margaret, Rose mencari keberadaan Diana seperti yang Margaret inginkan. Akan tetapi, wanita yang akan menjadi istri Nicholas itu entah pergi ke mana.“Maaf Ibu, tapi sepertinya Diana sudah kembali,” lapor Rose merasa menyesal.“Bagaimana bisa dia meninggalkan kita dengan mobil putraku?” geram Margaret tak habis pikir.Rose melirik pada pria suruhan William yang hanya diam tak bergerak sejak tadi, “Ibu ikut saja dengan kami, aku akan antarkan ini kembali.”Margaret melirik pada pria tersebut, wajah datar dengan tubuh besar yang menakutkan, “Ibu bisa pulang dengan taksi saja, Rose.”“Tidak perlu, Ibu,” tolak Rose, “aku akan antarkan Ini sampai rumah, tapi sebelum itu, kita makan dulu, ya.”Margaret menggeleng cepat. “Tidak perlu Nak. Ibu tidak mau menjadi beban untukmu.”“Eh, tidak seperti itu, Bu. Ayo, aku juga sangat lapar,” ajak Rose dengan senyum hangat.Mereka meninggalkan rumah sakit saling bergandengan, tak melihat jika di sudut ruangan ada seseorang b

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-04
  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 47

    Setibanya di kantor, William turun dengan sang istri di sebelahnya. Semua mata kembali tertuju pada wanita yang pernah bekerja sehari di kantor, semakin cantik dengan aura yang begitu terang.Edwin yang malam itu juga syok hanya mematung di sebelah Nicholas yang mengepalkan tangan.“Pantas saja, Bu Rose sangat cantik, dia istri pak William,” bisik Edwin seolah tak menerima kenyataan ini.Nicholas mencoba untuk memamerkan senyum ketika keduanya berjalan ke arah mereka.“Selamat siang Pak.” Nicholas membungkuk kecil sebagai penghormatan, “selamat siang, Bu Rose.”William mengangguk. “Setelah makan siang, masuk ke ruanganku.”Nicholas tersenyum tipis. Ia kembali menganggukkan kepala tanda hormatnya, membiarkan William dan Rose melewatinya begitu saja.“Aku masih tidak mengangka ini,” kata Edwin, tatatapan masih tetap lurus pada Rose yang begitu anggun.“Wanginya saja masih bisa tercium, pak William sangat beruntung.”Nicholas mengepalkan tangan tatkala tak sengaja melihat tangan William

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-06
  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 48

    “Maafkan aku,” kata Kanaya dengan wajah menyesal, “aku buatkan makanan cobalah!” William membuang napas pelan, ia menatap rantang yang ada di atas meja, “Bukankah kau masih sakit? Kenapa–” “Aku sudah sembuh, lihatlah sudah bisa memasak dan datang untukmu.” William menoleh ke arah pintu di mana Rose yang baru keluar dengan senyum tipis di bibirnya. Melihat itu, Kanaya pun berbalik dan mendesah kecewa. “Aku kira hanya kau saja yang di sini,” ungkap Kanaya merasa kesal. Rose berjalan ke arah keduanya, kemudian memilih duduk di sebelah William dengan tenang. “Hai Kanaya.” “Tidak bisakah kau tidak mengekor pada William?” ketus Kanaya. Rose menoleh pada suaminya, kemudian menatap Kanaya dalam kembali, “Maafkan aku, tapi salahnya di mana?” William tersenyum tipis, meraih tangan Rose dan mengecupnya. “Benar, tidak ada yang salah.” Mendengus kesal, Kanaya dengan cepat mengubah ekspresi wajahnya menjadi ceria. Ia membuka rantang bawaannya dan membukanya di hadapan keduanya. “

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08
  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 49

    Rose segera menggeleng cepat dengan jantung yang mulai tak karuan. “Tidak ada hal seperti itu, Willie. Aku hanya lelah saja.”William menyipitkan mata, kemudian dengan segera mengangguk. “Baiklah, aku percaya padamu.”Rose berada lega, ia melirik Nicholas yang berada di sebelah William, pria itu juga melirik ke arahnya dengan tatapan yang sulit dibaca.“Silakan Pak Nicholas,” panggil William karena pria itu tidak bergerak dari tempatnya, “kita satu lift bersama.”Tanpa ragu, Nicholas melangkahkan kaki masuk ke dalam, menatap Rose dengan tatapan sinis. Ia berdiri tidak jauh dari keduanya dengan tangan mengepal kuat.“Kau ingin makan apa setelah ini?” tanya William pada Rose, tak peduli di sana ada Nicholas dengan segala kecemasannya.“Aku makan yang sudah disediakan saja,” jawab Rose seadanya.“Kenapa jawabanmu seperti itu?” selidik William, “kau baik-baik saja kan?”William membuang napas pelan, ia menatap Rose yang langsung menampilkan senyum ke arahnya. “Katakan, apa yang mengganggu

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-12
  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 50

    “Terima kasih,” kata Rose menerima susu dengan campuran peanut butter serta pisang madu.“Jika Anda membutuhkan yang lain, silakan pencet tombol seperti biasa Bu,” kata si pelayan dengan hormat.“Hum, terima kasih. Kau istirahatlah.”Si pelayan berbalik dan meninggalkan kamar dengan langkah terburu, diam-diam ia tersenyum kecil ketika susu buatannya diminum di depan mata.“Aku berharap di rumah ini ada penghuni baru,” katanya dengan suara seperti berbisik.Bersamaan dengan itu, Walliam sudah tiba di kediaman Matilda dengan Langkah yang tergesa. Ia merasa ada yang tidak beres dengan neneknya karena tak biasanya Matilda memanggilnya tanpa perantara asistennya.“Di mana nenekku?” tanyanya pada pria yang telah lama bekerja dengan Matilda. Pria yang paling setia di antara pekerja mereka yang lain.“Beliau ada di dalam,” katanya dengan sopan.William mengangguk kecil, kemudian tersenyum tipis pada pria yang masih setia berdiri di depan pintu, “Istirahatlah Paman, aku yang akan mengingatkan

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-13
  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 51

    William tersenyum tipis seraya meraih tangan Rose, membantu sang istri duduk Kembali pada kursinya. “Ada seseorang yang menemukan berkas awal yang aku buat. Aku merasa dia sengaja ingin membuat kita berjarak.”Rose menatap serius pada William, jika dilihat dengan benar, mereka berdua hanya membentuk hubungan yang rapuh. Tidak ada cinta melandaskan pernikah mereka selain kerja sama yang menguntungkan. Akan tetapi, hingga saat ini, ia pun tidak mendapatkan apa yang dia inginkan. Bekerja di kantor seperti yang ia inginkan.“Lalu, kau jawab apa?” tanya Rose serius.“Tidak ada. Memang aku harus jawab apa?” jawab Willian seraya bertanya.Rose tersenyum getir, ia mengangguk dengan jantung berdebar tak beraturan. “Jika nenek bertanya padaku, harus aku jawab apa?”“Jawab saja seperti yang kau inginkan,” kata William, “karena aku sudah menjawab apa yang seharusnya aku jawab.”Rose Kembali mendesah pelan, “Aku takut. Nenek akan tahu jika malam itu karena kebodohanku,” balas Rose dengan nada berg

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-14

Bab terbaru

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 65

    “Dari mana saja kau?”Rose berhenti di depan pintu, ia mendongak dan mendapati William sudah berdiri di tengah tangga dengan tatapan dingin ke arahnya. Di sebelah sana, ada Matilda dan Kanaya duduk dengan santai menikmati adegan suami istri yang belakangan terjadi kesenjangan. Rose membuang napas dan melangkah ragu. Ia merasa bersalah karena kembali terlambat, tetapi ia bisa pastikan bahwa dia tidak bersalah sepenuhnya.“Aku mencari buku,” jawab Rose jujur, ia bahkan menunjukkan barang belanjaannya yang begitu banyak.“Wah, kau habiskan banyak uang William dengan barang yang tidak penting,” timpal Kanaya dengan sinis.“Aku tidak menggunaan uang William. Ini semua kudapatkan dari sisa tabunganku,” balas Rose membalas tatapan Kanaya.“Kau ingin katakan jika William tidak memberikan uang padamu? kata Kanaya, ia berdiri. “kau keterlaluan.”Mendesah lelah, Rose menatap William yang masih berdiri mematung ke arahnya, “Maafkan aku karena pulang terlambat. Supir yang--”“Kau ingin menyalahka

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 64

    Matilda meminta Kanaya membawanya ke dalam kamar. Ia merasa pusing mendadak setelah meninggikan suara. Diam-diam Kanya merasa senang, ia yakin sebentar lagi, William akan mengusir Rose karena menyebabkan nenek mereka sampai seperti ini.Sementara Rose, ia tetap tinggal di ruang keluarga, menatap Matilda yang semakin menjauh bersama Kanaya, “Bagaimana nenek bisa mengetahuinya,” resahnya, ia ketakutannya terjadi ketika menyadari ada yang mencoba mengambil gambarnya kala itu.“Aku harus bagaimana sekarang. Bagaimana jika William tahu dan dia semakin marah padaku,” katanya semakin merasa gelisah.Tidak ingin terlalu larut dalam kesedihan, Rose kembali ke kamar atas untuk meraih tas dan ponselnya. Ia sudah memiliki janji dengan seseorang yang tidak bisa diabaikan.Langkahnya pelan menuruni tangga, ia sedikit nyeri ketika mengingat adegan film yang menayangkan seseorang terjatuh di tangga sampai terguling. Ia memegang perutnya untuk menjaga diri. Sampai di lantai bawah, dua pelayan yang bia

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 63

    William menoleh sekilas. “Mungkin kembali malam, Nek.”Matilda mengangguk, ia kembali fokus pada Rose yang terlihat canggung dengan mata yang sembab. Ia mengerutkan kening. “Ada apa dengan matamu?”Rose mengusap wajahnya seraya tersenyum tipis. “Semalam tidur terlambat, mungkin karena hal itu.”“Kau tidak berbohong padaku?” Matilda membenarkan duduknya semakin anggun.“Tidak mungkin aku berani berbohong, Nek.”Matilda membuang napas perlahan, kemudian menatap kedatangan Kanaya yang terlihat canggung. Wanita cantik itu tidak melihat ke arah Rose sama sekali.“Nenek, apa aku bisa duduk di sini. Di luar aku merasa kesepian,” kata Kanaya dengan suara lembut.“Duduklah, aku ini manja sekali,” balas Matilda tersenyum lembut. Melihat itu, Rose merasa cemburu. Semenjak surat perjanjian itu, Matilda memang terasa lebih berbeda, lebih menjaga jarak darinya.Fokus dengan tatapan kosong Rose, Matilda segera menyadarkan wanita baik di sebelahnya. Ia menepuk pelan paha Rose untuk membuatnya kembali

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 62

    William terdiam di tempatnya, ia bahkan tidak bisa menggerakkan kaki sekedar untuk menenangkan sang istri yang sudah berlalu dengan kemarahan.“Ya ampun, William,” ujarnya frustasi, “kenapa dia tidak bisa mencerna kata-kataku dengan baik.”William mengusap wajah kasar, kemudian keluar dari kamar mandi dan merenung di dalam kamar miliknya. Sementera itu, di lantai atas. Rose tengah menangis seraya memasukkan ponsel ke dalam tas miliknya. Kata-kata William terlalu menyakitkan baginya. Pria itu dengan tanpa perasaan langsung berkata kasar padanya.“Sudah diingatkan sejak awal, tapi kau memang keras kepala Rose,” ucapnya sambil sesegukan.Ia menatap pintu kamar yang masih tertutup rapat. Hati kecilnya masih berharap William luluh seperti kemarin dan meminta maaf padanya, tetapi sampai beberapa menit menunggu, tidak ada seorang pun yang membuka pintu.Rose menatap ke arah nakas, memperhatikan tanggal dengan mata sebabnya. Ia berdiri dan segera beranjak ke kamar mandi dengan tubuh yang lem

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 61

    “Tentu saja, kau meragukan kemampuanku dan aku tersinggung.”Rose memutar mata malas, ia mengambil pisau dan memotong roti dengan tidak sabar. “Ini sangat enak dari wangi ya.”William mengangguk. “Tentu saja, sudah aku katakan, aku berbakat dalam apa pun.”Satu potong kecil masuk ke dalam mulut. Rose menatap William dengan tatapan curiga, “Ini enak.”William menjentikkan jari dengan semangat. “Sudah tidak diragukan lagi bukan, ini enak Nyonya.”Rose terkekeh kembali, “Terima kasih, kau pasti sudah berjuang dengan sangat keras untuk roti yang enak ini.” William menarik kursi untuk istrinya, membantu Rose untuk duduk dengan ayam sembari menikmati roti panggang yang masih panas. “Ah, aku melupakan sesuatu,” kata William segera beranjak dari posisinya.Dengan mulut yang masih terisi dengan roti hangat, Rose kembali dikejutkan dengan apa yang ada di tangan William saat ini. Dua gelas minuman yang keduanya sangat ia sukai.“Willie, kau yang membuat ini semua?” Rose meraih gelas susu yang

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 60

    Di gedung tinggi yang menjulang kokoh, pria dengan kemeja abu-abu mengusap wajah dengan kasar. Ia membuang napas berulang kali setiap kali mengingat sang istri dan ibunya yang tidak bisa akur. Pintu ruangan terbuka setelah diketuk. Nicholas menyambut tamunya dengan senyum tipis.“Apakah saya mengganggu Anda?” Edwin masuk dan menatap wajah Nicholas yang terlihat kusut, “apa ada masalah serius?”Nicholas mempersilakan Edwin duduk, “Duduklah! Saya merasa tatapan Anda semakin terlihat aneh.”Edwin terkekeh, ia semakin menggeser duduknya lebih dekat. “Aku datang ingin mengucapkan selamat atas pernikahan Anda Pak.”Nicholas mengerutkan kening, bingung karena Edwin bisa tahu sebelum ia menyebarkannya sendiri. Sekarang ia tahu, kenapa karyawan lainnya menatapnya seraya berbisik sejak kedatangannya.“Saya dan anak-anak yang lain sudah sepakat untuk merayakan ini, Pak,” sambung Edwin dengan wajah cerah, “sepulang kerja nanti, kita semua makan bersama dan Anda yang traktir.”Nicholas sampai terb

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 59

    William dengan tergesa turun dari lantai atas setelah membersihkan diri. Sudah hampir setengah jam, tetapi Ethan belum juga menelpon dan memberinya kabar tentang keberadaan Rose.“Pak sarapan Anda,” kata pelayan mengingatkan.William berbalik, ia menatap dingin pada pelayan wanita yang diminta untuk memenuhi kebutuhan Rose selama ini. “Apa kau tidak bisa mencegahnya untuk tidak pergi?”“Maafkan saya Pak,” katanya seraya menunduk.William membuang napas panjang, ia kembali meneruskan langkahnya karena ada acara penting yang tidak bisa ditinggalkan. Ia juga yakin jika Ethan sudah siap menunggunya di tempat tujuan.“Aku akan memaafkanmu jika itu bukan rumah ibu Nicholas, Rose. Tapi, jika itu rumah wanita itu, aku berjanji akan mengirim mereka semakin jauh dari tempat ini.”William meminta supir membawanya ke tempat yang telah dijanjikan. Urusan Rose biar anak buah Ethan yang mencarinya hingga ketemu.Di tempat yang berbeda, Rose yang sudah sampai beberapa menit yang lalu, terlihat menikm

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 58

    “Kau yakin?” tanya William dengan wajah mengetat.Dokter dengan usia separuh dari usia neneknya itu mengangguk. “Jika kau tidak percaya, lebih baik bawa dia langsung ke rumah sakit. Aku khawatir pada kondisinya.”William mengusap wajah kasar, ia tidak mengira jika rasa khawatirnya semakin membuatnya sesak napas. Ia berdiri, menatap dokter keluarganya yang ikut berdiri mengikuti dirinya.“Aku akan kirim tagihannya,” kata William berjalan lebih dahulu ke lantai atas.“Apa apa dengannya, kenapa wajahnya tidak terlihat senang,” kata sang dokter kebingungan. Ia meraih tas miliknya kemudian berjalan keluar dengan langkah yang pasti.Sementaa itu, di lantai atas. William yang baru saja membuka pintu di kejutkan oleh Rose yang baru saja kedua dari kamar mandi. Wanita itu menatapnya bingung.“Ada apa?” tanya Rose berjalan dengan handuk kecil di tangannya.“Bagaimana keadaanmu?” William berjalan ke arah sang istri yang masih terlihat pucat. Ia masih bingung, kenapa Rose bisa hamil sedangkan di

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 57

    “Apa katamu?”Diana terbelalak dengan ucapan Nicholas yang begitu mengejutkan, “Kita akan menjadi orang tua. Anak kita akan lahir dan kau bilang aku tidak waras?”“Aku tidak mau tahu, kita harus mencari rumah dan menyiapkan semua kebutuhan anak kita,” putus Diana sepihak.Nicholas membuang napas kasar, melirik perut Diana yang makin terlihat, sementara ia masih terganggu dengan ucapan Tiana beberapa saat yang lalu, “Biarkan aku bicarakan ini pada ibu dulu, dia sudah tua dan—”“Terserah kau saja, tapi aku tidak ingin ibu serumah dengan kita.”Nicholas menoleh cepat. “Apa kau bilang?”Membuang napas frustasi, Diana membalas tatapan Nicholas, “Ibu tidak menyukaiku, aku khawatir kehamilanku terganggu karena kami saling bersitegang.”“Kau tidak berusaha dengan baik, Diana. Ibu sangat baik jika kau bisa merebut hatinya seperti Rose,” kata Nicholas tanpa sadar.“Rose?” ulang Diana geram, “kita baru saja menikah dan kau bisa menyebut Namanya di hadapanku?”Tersadara dengan kata-katanya, Nicho

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status