Share

Bab 45

last update Last Updated: 2025-04-03 16:11:41

Di kediaman William, pria itu turun dengan tergesa ke lantai bawah karena tak biasanya Rose tidak menyiapkan pakaian kerjanya seperti biasa.

“Di mana istriku?” tanyanya pada pelayan yang berada di ruang makan. Ia duduk dan menyesal teh miliknya yang masih hangat.

Si pelayan menoleh dengan gugup. Ia tersenyum lembut sebelum menjawab. “Ibu keluar beberapa menit sebelum Anda kembali, Pak. Kemungkinan akan kembali malam hari."

Sebelum bokongnya benar-benar menempel pada kursi, William terlihat mengerut kening. “Malam hari? Kenapa tidak memberitahuku lebih awal?”

Si pelayan menelan ludah kasar, ia ingin menjelaskan, tetapi William lebih cepat meninggalkan ruang makan dan berjalan ke ruang kerjanya. Di ruang tengah, ia bertemu dengan Ethan yang terlihat menegang.

“Katakan apa yang kau ketahui?”

Ethan mencoba untuk tersenyum, “Saya tidak tahu apa-apa Pak.”

“Cari dia dan bawa kembali!” pinta William tidak ingin tahu.

“Pak, tapi kita ada pertemuan satu jam lagi. Bagaimana jika–”

William memija
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 46

    Setelah memeriksa kesehatan Margaret, Rose mencari keberadaan Diana seperti yang Margaret inginkan. Akan tetapi, wanita yang akan menjadi istri Nicholas itu entah pergi ke mana.“Maaf Ibu, tapi sepertinya Diana sudah kembali,” lapor Rose merasa menyesal.“Bagaimana bisa dia meninggalkan kita dengan mobil putraku?” geram Margaret tak habis pikir.Rose melirik pada pria suruhan William yang hanya diam tak bergerak sejak tadi, “Ibu ikut saja dengan kami, aku akan antarkan ini kembali.”Margaret melirik pada pria tersebut, wajah datar dengan tubuh besar yang menakutkan, “Ibu bisa pulang dengan taksi saja, Rose.”“Tidak perlu, Ibu,” tolak Rose, “aku akan antarkan Ini sampai rumah, tapi sebelum itu, kita makan dulu, ya.”Margaret menggeleng cepat. “Tidak perlu Nak. Ibu tidak mau menjadi beban untukmu.”“Eh, tidak seperti itu, Bu. Ayo, aku juga sangat lapar,” ajak Rose dengan senyum hangat.Mereka meninggalkan rumah sakit saling bergandengan, tak melihat jika di sudut ruangan ada seseorang b

    Last Updated : 2025-04-04
  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 47

    Setibanya di kantor, William turun dengan sang istri di sebelahnya. Semua mata kembali tertuju pada wanita yang pernah bekerja sehari di kantor, semakin cantik dengan aura yang begitu terang.Edwin yang malam itu juga syok hanya mematung di sebelah Nicholas yang mengepalkan tangan.“Pantas saja, Bu Rose sangat cantik, dia istri pak William,” bisik Edwin seolah tak menerima kenyataan ini.Nicholas mencoba untuk memamerkan senyum ketika keduanya berjalan ke arah mereka.“Selamat siang Pak.” Nicholas membungkuk kecil sebagai penghormatan, “selamat siang, Bu Rose.”William mengangguk. “Setelah makan siang, masuk ke ruanganku.”Nicholas tersenyum tipis. Ia kembali menganggukkan kepala tanda hormatnya, membiarkan William dan Rose melewatinya begitu saja.“Aku masih tidak mengangka ini,” kata Edwin, tatatapan masih tetap lurus pada Rose yang begitu anggun.“Wanginya saja masih bisa tercium, pak William sangat beruntung.”Nicholas mengepalkan tangan tatkala tak sengaja melihat tangan William

    Last Updated : 2025-04-06
  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 48

    “Maafkan aku,” kata Kanaya dengan wajah menyesal, “aku buatkan makanan cobalah!” William membuang napas pelan, ia menatap rantang yang ada di atas meja, “Bukankah kau masih sakit? Kenapa–” “Aku sudah sembuh, lihatlah sudah bisa memasak dan datang untukmu.” William menoleh ke arah pintu di mana Rose yang baru keluar dengan senyum tipis di bibirnya. Melihat itu, Kanaya pun berbalik dan mendesah kecewa. “Aku kira hanya kau saja yang di sini,” ungkap Kanaya merasa kesal. Rose berjalan ke arah keduanya, kemudian memilih duduk di sebelah William dengan tenang. “Hai Kanaya.” “Tidak bisakah kau tidak mengekor pada William?” ketus Kanaya. Rose menoleh pada suaminya, kemudian menatap Kanaya dalam kembali, “Maafkan aku, tapi salahnya di mana?” William tersenyum tipis, meraih tangan Rose dan mengecupnya. “Benar, tidak ada yang salah.” Mendengus kesal, Kanaya dengan cepat mengubah ekspresi wajahnya menjadi ceria. Ia membuka rantang bawaannya dan membukanya di hadapan keduanya. “

    Last Updated : 2025-04-08
  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 49

    Rose segera menggeleng cepat dengan jantung yang mulai tak karuan. “Tidak ada hal seperti itu, Willie. Aku hanya lelah saja.”William menyipitkan mata, kemudian dengan segera mengangguk. “Baiklah, aku percaya padamu.”Rose berada lega, ia melirik Nicholas yang berada di sebelah William, pria itu juga melirik ke arahnya dengan tatapan yang sulit dibaca.“Silakan Pak Nicholas,” panggil William karena pria itu tidak bergerak dari tempatnya, “kita satu lift bersama.”Tanpa ragu, Nicholas melangkahkan kaki masuk ke dalam, menatap Rose dengan tatapan sinis. Ia berdiri tidak jauh dari keduanya dengan tangan mengepal kuat.“Kau ingin makan apa setelah ini?” tanya William pada Rose, tak peduli di sana ada Nicholas dengan segala kecemasannya.“Aku makan yang sudah disediakan saja,” jawab Rose seadanya.“Kenapa jawabanmu seperti itu?” selidik William, “kau baik-baik saja kan?”William membuang napas pelan, ia menatap Rose yang langsung menampilkan senyum ke arahnya. “Katakan, apa yang mengganggu

    Last Updated : 2025-04-12
  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 50

    “Terima kasih,” kata Rose menerima susu dengan campuran peanut butter serta pisang madu.“Jika Anda membutuhkan yang lain, silakan pencet tombol seperti biasa Bu,” kata si pelayan dengan hormat.“Hum, terima kasih. Kau istirahatlah.”Si pelayan berbalik dan meninggalkan kamar dengan langkah terburu, diam-diam ia tersenyum kecil ketika susu buatannya diminum di depan mata.“Aku berharap di rumah ini ada penghuni baru,” katanya dengan suara seperti berbisik.Bersamaan dengan itu, Walliam sudah tiba di kediaman Matilda dengan Langkah yang tergesa. Ia merasa ada yang tidak beres dengan neneknya karena tak biasanya Matilda memanggilnya tanpa perantara asistennya.“Di mana nenekku?” tanyanya pada pria yang telah lama bekerja dengan Matilda. Pria yang paling setia di antara pekerja mereka yang lain.“Beliau ada di dalam,” katanya dengan sopan.William mengangguk kecil, kemudian tersenyum tipis pada pria yang masih setia berdiri di depan pintu, “Istirahatlah Paman, aku yang akan mengingatkan

    Last Updated : 2025-04-13
  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 51

    William tersenyum tipis seraya meraih tangan Rose, membantu sang istri duduk Kembali pada kursinya. “Ada seseorang yang menemukan berkas awal yang aku buat. Aku merasa dia sengaja ingin membuat kita berjarak.”Rose menatap serius pada William, jika dilihat dengan benar, mereka berdua hanya membentuk hubungan yang rapuh. Tidak ada cinta melandaskan pernikah mereka selain kerja sama yang menguntungkan. Akan tetapi, hingga saat ini, ia pun tidak mendapatkan apa yang dia inginkan. Bekerja di kantor seperti yang ia inginkan.“Lalu, kau jawab apa?” tanya Rose serius.“Tidak ada. Memang aku harus jawab apa?” jawab Willian seraya bertanya.Rose tersenyum getir, ia mengangguk dengan jantung berdebar tak beraturan. “Jika nenek bertanya padaku, harus aku jawab apa?”“Jawab saja seperti yang kau inginkan,” kata William, “karena aku sudah menjawab apa yang seharusnya aku jawab.”Rose Kembali mendesah pelan, “Aku takut. Nenek akan tahu jika malam itu karena kebodohanku,” balas Rose dengan nada berg

    Last Updated : 2025-04-14
  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 52

    Matilda mengerutkan kening, “Aku hanya ingin melindungi cucuku,” katanya setelah lama terdiam, “bisa saja kan kau mengatur banyak rencana untuknya.”Rose menggeleng. "Apakah aku terlihat sangat jahat, Nek?"Belum menjawab, terdengar ketukan kecil beberapa kali dari arah luar. Rose dan Matilda menoleh ke arah pintu yang terbuka. Pria itu melangkah dengan tatapan lurus ke arah istrinya yang terlihat begitu tegang. Sementara Matilda, ia membenarkan duduknya seraya melirik tatapan keduanya yang tak putus.“Maaf karena aku terlambat,” kata William mengecup kepala Rose di hadapan sang nenek. Rose mengerjap cepat dengan wajah memerah, ia melirik pada Matilda yang menatap mereka berdua tanpa ekspresi apa pun.“Kalian sedang membahas apa?” tanya William berpura-pura, “Bagaimana keadaanmu Nek, maaf karena aku baru bisa membawa Rose untukmu.”Matilda mendesah pada cucunya, “Kau sudah memutuskan?” William tersenyum tipis, ia meraih tangan Rose lembut. “Aku ingin tetap Bersama dengan istriku, a

    Last Updated : 2025-04-15
  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 53

    Di rumah sakit swasta. Rose melangkah dengan tergesa, tak lupa dengan penutup wajah yang harus dipakai setiap kali ia keluar. Bukan keinginannya, tetapi beberapa minggu yang lalu, ketika ia keluar ke supermarket. Orang-orang berdesakan hanya untuk menangkap gambar dan mengabadikan dalam ponsel mereka.“Ibu, kau di sini?” Rose menghentikan langkah ketika tak sengaja bertabrakan dengan Margaret hingga penutup wajahnya hampir saja tersingkap.“Rose, ada apa dengan wajahmu, kenapa memakai benda itu?” tanya Margaret bingung.Rose membenarkan dengan cepat kain penutup wajahnya, kemudian membawa Margaret ke tempat yang lebih sepi. Wanita itu, berbicara dengan napas terengah karena takut ada yang menyadari keberadaannya.“Aku baik-baik saja,” katanya, “Ibu periksa lagi?” tanya Rose melihat kondisi ibu Nicholas.Margaret belum menjawab, tetapi pria lain sudah berjalan mendekat ke arah mereka berdua. Margaret tersenyum, ia meminta Rose berbalik dan melihat siapa yang ada Bersama mereka.“Rose,

    Last Updated : 2025-04-16

Latest chapter

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 69

    “Tentu saja,” jawabnya bergurau.William berdecak, ia memeluk semakin erat. “Baiklah, jika kau memang bisa menahannya, seharusnya aku juga bisa.”Terdengar helaan napas yang panjang, Rose tersenyum tipis dengan tatapan sendu ke arah foto pernikahan mereka, mengingat Matilda begitu ingin dirinya melepaskan William setelah diketahui bahwa dia yang menjebaknya.“Nenek … sepertinya sudah tidak menyukaiku lagi,” katanya lirih.“Tidak perlu dipikirkan,” kata William, “nenek hanya khawatir kau kembali pada Nicholas.”Teringat dengan kejadian siang tadi, Rose mendongak dengan tatapan penuh tanda tanya. “Willie, aku ingin menanyakan sesuatu padamu, tapi tolong jangan salah paham.”“Katakan saja,” ujar William, ia membenarkan selimut istrinya.“Nicholas, apa kau memecatnya?”William terdiam, ia mengamati wajah istrinya, menatap mata yang diyakini hanya melihatnya saja, “Ya,” jawabnya singkat.“Kenapa?” tanya Rose lagi, “bukanlah kau yang menariknya, lalu kenapa sekarang”“Bisakah kita tidak pe

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 68

    Margaret mengusap wajahnya lelah setelah mendengarkan penuturan Nicholas. Sebagai orang tua, ia jelas sedih dan juga kecewa karena Rose yang sudah dianggap anak tega melakukan hal ini pada Nicholas.“Bukan salah Rose,” kata Nicholas, “aku yakin dia tidak tahu apa pun tentang ini.”Diana mendengus, “Kau masih membelanya? Apa kau mulai menyesali pernikahan kita?”“Diamlah, Diana,” ujar Nicholas dingin, “ini semua tidak akan terjadi jika kau tidak ke kantor dan membuat keributan”Margaret menatap ke arah tempat duduk Diana yang langsung membuang muka, “Apa yang terjadi?”Nicholas berdecak, “Diana datang dan membuat keributan di kantor. Entah apa yang membuatnya kehilangan kendali hingga pak William akhirnya memintaku untuk istirahat di rumah.”Margaret berdiri dari duduknya. Ia berjalan ke arah Diana yang terlihat khawatir dengan tatapan ibu mertuanya. “Kau memfitnah Rose, tetapi yang sebenarnya terjadi adalah kau dalangnya.”“Ibu …,” ucap Diana lirih, ia ngeri dengan tatapan Margaret ya

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 67

    Diana menatap ke arah perut Rose yang terlihat dijaga dengan baik. Ia menyeringai dan dengan cepat ingin mendorong perut Rose. Akan tetapi, sebelum tangannya berhasil menyentuh, para penjaga berhasil menahannya dan menjauhkannya.“Lepaskan aku!” pekik Diana lagi.Rose menelan ludah kasar, ia begitu khawatir melihat Diana apalagi dengan kondisi perut yang besar. Ia melepas pelayan yang memegangnya dan mencoba mendekat.“Diana, tenangkan dirimu. Lihat kau sedang hamil tua dan--”“Jangan banyak bicara. Kau wanita jahat,” maki Diana lagi, “kau sengaja kan meminta suamimu untuk memecat Nicholas tanpa kesalahan apa pun.”“Apa maksudmu. Ayo tenangkan dirimu dulu.”“Jangan pura-pura baik,” tukas Diana dengan napas terengah, “kau sengaja kan meminta pada suamimu agar memecat Nicholas, kau ingin balas dendam padaku, kan?” pekik Diana.Rose menggeleng karena memang dia tidak tahu apa pun soal pemecatan Nicholas. “Diana, tenang dulu. Aku sungguh tidak tahu soal ini.”Berdecih dengan tatapan marah

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 66

    Di ruang kerja William. Matilda masih setia duduk di tempatnya, tidak berisik sama sekali dengan pekerjaan cucunya yang ia ketahui begitu banyak. Wanita setengah abad itu, diam-diam memuji sang cucu karena begitu pekerja keras seperti ayahnya---putra Matilda.“Kau tidak memutuskan apa pun?” tanya Matilda setelah lama memilih diam.William mengangkat wajah, melepas kacamata dan tersenyum ke arah sang nenek. “Aku pikir Nenekku yang cantik jelita ini telah kembali ke kamar.”Suasana kembali hangat dengan kekehan kecil Matilda. Wanita yang merawat William kecil hingga menjadi pria hebat itu menepuk sisi sebelahnya agar William duduk di dekatnya. “Kau sudah semakin mirip dengan ayahmu,” tukas Matilda tersenyum hangat, “tapi, aku tidak suka karena kau lebih mengikuti sifat ibumu yang keras kepala dan sedikit bodoh.”William berdehem, “Aku tersinggung dengan kata-katamu, Nek,” ujarnya, “jika aku bodoh, bukankah mustahil membesarkan perusahaan sebesar itu?”Membuang napas pelan, Matilda mena

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 65

    “Dari mana saja kau?”Rose berhenti di depan pintu, ia mendongak dan mendapati William sudah berdiri di tengah tangga dengan tatapan dingin ke arahnya. Di sebelah sana, ada Matilda dan Kanaya duduk dengan santai menikmati adegan suami istri yang belakangan terjadi kesenjangan. Rose membuang napas dan melangkah ragu. Ia merasa bersalah karena kembali terlambat, tetapi ia bisa pastikan bahwa dia tidak bersalah sepenuhnya.“Aku mencari buku,” jawab Rose jujur, ia bahkan menunjukkan barang belanjaannya yang begitu banyak.“Wah, kau habiskan banyak uang William dengan barang yang tidak penting,” timpal Kanaya dengan sinis.“Aku tidak menggunaan uang William. Ini semua kudapatkan dari sisa tabunganku,” balas Rose membalas tatapan Kanaya.“Kau ingin katakan jika William tidak memberikan uang padamu? kata Kanaya, ia berdiri. “kau keterlaluan.”Mendesah lelah, Rose menatap William yang masih berdiri mematung ke arahnya, “Maafkan aku karena pulang terlambat. Supir yang--”“Kau ingin menyalahka

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 64

    Matilda meminta Kanaya membawanya ke dalam kamar. Ia merasa pusing mendadak setelah meninggikan suara. Diam-diam Kanya merasa senang, ia yakin sebentar lagi, William akan mengusir Rose karena menyebabkan nenek mereka sampai seperti ini.Sementara Rose, ia tetap tinggal di ruang keluarga, menatap Matilda yang semakin menjauh bersama Kanaya, “Bagaimana nenek bisa mengetahuinya,” resahnya, ia ketakutannya terjadi ketika menyadari ada yang mencoba mengambil gambarnya kala itu.“Aku harus bagaimana sekarang. Bagaimana jika William tahu dan dia semakin marah padaku,” katanya semakin merasa gelisah.Tidak ingin terlalu larut dalam kesedihan, Rose kembali ke kamar atas untuk meraih tas dan ponselnya. Ia sudah memiliki janji dengan seseorang yang tidak bisa diabaikan.Langkahnya pelan menuruni tangga, ia sedikit nyeri ketika mengingat adegan film yang menayangkan seseorang terjatuh di tangga sampai terguling. Ia memegang perutnya untuk menjaga diri. Sampai di lantai bawah, dua pelayan yang bia

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 63

    William menoleh sekilas. “Mungkin kembali malam, Nek.”Matilda mengangguk, ia kembali fokus pada Rose yang terlihat canggung dengan mata yang sembab. Ia mengerutkan kening. “Ada apa dengan matamu?”Rose mengusap wajahnya seraya tersenyum tipis. “Semalam tidur terlambat, mungkin karena hal itu.”“Kau tidak berbohong padaku?” Matilda membenarkan duduknya semakin anggun.“Tidak mungkin aku berani berbohong, Nek.”Matilda membuang napas perlahan, kemudian menatap kedatangan Kanaya yang terlihat canggung. Wanita cantik itu tidak melihat ke arah Rose sama sekali.“Nenek, apa aku bisa duduk di sini. Di luar aku merasa kesepian,” kata Kanaya dengan suara lembut.“Duduklah, aku ini manja sekali,” balas Matilda tersenyum lembut. Melihat itu, Rose merasa cemburu. Semenjak surat perjanjian itu, Matilda memang terasa lebih berbeda, lebih menjaga jarak darinya.Fokus dengan tatapan kosong Rose, Matilda segera menyadarkan wanita baik di sebelahnya. Ia menepuk pelan paha Rose untuk membuatnya kembali

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 62

    William terdiam di tempatnya, ia bahkan tidak bisa menggerakkan kaki sekedar untuk menenangkan sang istri yang sudah berlalu dengan kemarahan.“Ya ampun, William,” ujarnya frustasi, “kenapa dia tidak bisa mencerna kata-kataku dengan baik.”William mengusap wajah kasar, kemudian keluar dari kamar mandi dan merenung di dalam kamar miliknya. Sementera itu, di lantai atas. Rose tengah menangis seraya memasukkan ponsel ke dalam tas miliknya. Kata-kata William terlalu menyakitkan baginya. Pria itu dengan tanpa perasaan langsung berkata kasar padanya.“Sudah diingatkan sejak awal, tapi kau memang keras kepala Rose,” ucapnya sambil sesegukan.Ia menatap pintu kamar yang masih tertutup rapat. Hati kecilnya masih berharap William luluh seperti kemarin dan meminta maaf padanya, tetapi sampai beberapa menit menunggu, tidak ada seorang pun yang membuka pintu.Rose menatap ke arah nakas, memperhatikan tanggal dengan mata sebabnya. Ia berdiri dan segera beranjak ke kamar mandi dengan tubuh yang lem

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 61

    “Tentu saja, kau meragukan kemampuanku dan aku tersinggung.”Rose memutar mata malas, ia mengambil pisau dan memotong roti dengan tidak sabar. “Ini sangat enak dari wangi ya.”William mengangguk. “Tentu saja, sudah aku katakan, aku berbakat dalam apa pun.”Satu potong kecil masuk ke dalam mulut. Rose menatap William dengan tatapan curiga, “Ini enak.”William menjentikkan jari dengan semangat. “Sudah tidak diragukan lagi bukan, ini enak Nyonya.”Rose terkekeh kembali, “Terima kasih, kau pasti sudah berjuang dengan sangat keras untuk roti yang enak ini.” William menarik kursi untuk istrinya, membantu Rose untuk duduk dengan ayam sembari menikmati roti panggang yang masih panas. “Ah, aku melupakan sesuatu,” kata William segera beranjak dari posisinya.Dengan mulut yang masih terisi dengan roti hangat, Rose kembali dikejutkan dengan apa yang ada di tangan William saat ini. Dua gelas minuman yang keduanya sangat ia sukai.“Willie, kau yang membuat ini semua?” Rose meraih gelas susu yang

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status