Share

Bab 9

Penulis: Ayesha Razeeta
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-14 00:14:22

Masih di dalam ruang kerja dengan warna hitam yang mendominasi. Ethan masih menatap serius pada pria tampan di hadapannya.

“Singkirkan isi kepalamu itu, Ethan,” tukas William mendengus, “aku melakukan semua ini karena tidak ingin nenek mencurigaiku.”

Entan mengangguk, ia menyandarkan tubuhnya pada badan sofa seraya menatap William dengan tatapan selidik. “Jika benar, tidak ada masalahnya juga Pak. Anda dan bu Rose sudah sah menjadi suami istri."

“Ethan, jaga sikapmu. Aku adalah bosmu, bersikap sopanlah!” seru William dengan napas terengah. Aroma tubuh Rose begitu memabukkan.

Ia menggosok leher dengan pelan, kemauan sesekali terlihat menatap pintu dengan gelisah.

“Pak, naiklah ke kamar Anda, saya akan selesaikan ini sendiri,” kata Ethan mulai menyadari jika bosnya tengah menahan sesuatu.

“Tidak perlu. Untuk apa naik, ini adalah tanggung jawabku juga,” tolak Willian serasa berdecak.

“Ya mungkin saja–”

William spontan berdiri, ia berdehem beberapa kali untuk menghilangkan rasa gugup dala
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 10

    Pagi telah bersambut, Rose terbangun dengan tubuh terasa remuk redam. Pertempuran semalam menguras semua tenaganya. Ia merentangkan tangan ke atas dengan ringisan kecil dari bibirnya yang kecil.“Oh tubuhku rasanya sakit semua,” desahnya dengan mata masih tertutup.Sesaat ia terdiam dengan tangan masih berada di atas kepala. Wajahnya langsung memerah saat mengingat kembali kejadian semalam. Sentuhan serta gerakan intens William begitu mendebarkan.Rose membuka mata, ia menatap sebelah sisinya, wangi William bahkan masih tercium begitu kuat.“Oh, andai saja pernikahan ini berlandaskan cinta. Aku sudah pasti menjadi wanita paling bahagia,” ucapnya dengan getir, “tapi kenyataannya aku bahkan merelakan diriku demi pekerjaan.”Rose bangkit dari tidurnya, duduk dengan wajah lesu. Ia mengedarkan pandangan ke segala arah. Kamar besar, lemari kaca yang indah dengan segala macam keindahan di dalamnya.Seluruh gajinya bahkan tidak akan mampu membeli satu lampu tidur di kamar William."Sempurna.

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-15
  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 11

    Rose melangkah cepat. Ia memasuki koridor rumah sakit dengan wajah tegang. Beberapa menit yang lalu, ia harus membujuk William agar mengizinkan dirinya ke rumah sakit. Tak mudah, tetapi untungnya ia mendapatkannya.Ia berdiri di depan pintu kamar rawat Margaret. Namun sebelum ia masuk tak lupa dirinya berdoa.“Rose, ayo!” ujarnya menyemangati diri sendiri.Pintu didorong dengan pelan, Rose menatap sekeliling dan mendapati Margaret seorang diri. Wanita itu langsung memasang wajah sumringah ketika melihat kehadirannya.“Ibu, kau sendiri?” Rose melangkah ke arah ranjang, memeluk wanita yang dirawatnya selama beberapa tahun terakhir.“Dengan siapa lagi? Bukankah selama ini, hanya kau yang bersamaku,” jawabnya seraya tersenyum hangat.Menghela napas pelan, Rose duduk di kursi dekat ranjang. Mengusap lengan keriput yang terlihat kurus.“Maaf karena terlambat datang, Ibu,” katanya, “di mana Nico?”Tersenyum lemah, Margaret menggeleng dengan mata yang berkaca-kaca. “Dia memutuskan kembali ke

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-16
  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 12

    “Kenapa terkejut?” Diana melebarkan senyumnya, “kau iri karena sebentar lagi, aku menjadi istrinya? Manager Nicholas dan Diana yang cantik,” katanya seraya tertawa menang.“Kau yakin di akan menikahimu?” tanya Rose dengan tatapan tak kalah mengejek.“Tentu saja,” balas Diana, “kau akan menjadi tamu undangan spesial kami. Tunggu saja, ya.”“Aku bahkan tidak tertarik.” Rose melanjutkan langkahnya dengan terburu-buru, mengetahui jika Diana hamil, cukup melukai hatinya. Sebuah fakta jika Nicholas dan Diana memang telah lama berhubungan di belakang.“Dia pasti terluka,” desah Diana menatap punggung Rose yang semakin menjauh.Sementara itu, di dalam mobil. Rose berulang kali membuang napas panjang, ada sesuatu yang menjanggal dalam benaknya.“Mereka telah lama bersama,” katanya dengan lirih, “tetapi aku baru saja mengetahui kebenaran itu.”“Nico, kau …,” ucap Rose ingin menangis.“Untuk apa aku menunggu terlalu lama saat itu, dia … dia jelas telah memberi banyak tanda jika sudah tak mencint

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-17
  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 13

    “Ini kamarku?” Rose meletakkan tas kecil miliknya di atas sofa, kemauan melangkah maju menatap takjub pada kamar mereka.“Kamar kita!” seru William melepas jas miliknya dan duduk sembari membuka kancing baju.Rose menoleh pelan, ia menelan ludah kasar dengan pemandangan di hadapannya. William membuka baju hingga terpampang otot perut yang alot.“Ini kamar kita,” tegas William sekali lagi. Ia melangkah maju dengan tatapan lurus pada sang istri. “Pak …,” ucap Rose tergagap.“Aku lelah, bagaimana jika kita mandi berdua,” tawar William dengan seringai kecil di bibirnya.“Ti-tidak Pak. Saya bisa sendiri,” tolak Rose tergagap, tingginya yang hanya sepundak William membuatnya mendongak.“Tapi aku tidak bisa sendiri,” balas William menatap lurus istrinya.“Tidak bisa? Lalu bagaimana Anda mandi sebelumnya?” Rose bergeser sedikit demi sedikit. Namun, dengan cepat, William menahan tangannya.“Mau kemana?” tanya William menelengkan kepalanya.“Saya–”William menoleh tatkala pintu kamar mereka te

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-18
  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 14

    Wajah Rose memerah, permainan semalam masih membekas dengan jelas dalam benaknya. Ia berdehem mencoba menenangkan diri agar tidak gugup.“Ada apa?” William melepas kacamata miliknya, kemudian meminta Rose duduk di hadapannya.“Duduk. Kita sarapan bersama,” katanya, “aku ada pertemuan sampai siang kau bisa menunggu di kamar sebelum aku kembali.”“Boleh aku keluar? Jika di kamar aku pasti bosan,” balas Rose, ia sudah sejauh ini keluar dari rumah tidak mungkin hanya di kamar.“Kau tahu jalan kembali?” “Tentu saja. Aku penghafal yang baik Pak,” jawabnya, “boleh ya.”William terdiam sesaat. Ia menimbang apakah Rose boleh keluar sendiri atau tidak. Yang ia ketahui, kota ini terlalu besar, terlalu sulit mendapati gadis kecil ini jika hilang.“Usia saya 22 tahun. Tidak mungkin hilang,” katanya menebak isi kepala suaminya.“Baiklah,” pria William, ia mengeluarkan sesuatu dari dalam kantong jas miliknya.“Jangan lepaskan cincin ini,” katanya seraya menyematkan di jari manis sang istri, “jika k

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-20
  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 15

    William mengancing kemeja miliknya seraya tersenyum puas. Ia menatap Rose dari pantulan cermin. Wanitanya masih tertidur dengan pulas dengan wajah lelah yang menggemaskan.Dering ponselnya mengejutkan Rose yang akhirnya membuka mata dengan perlahan. Ia membuka mata dengan perlahan dengan tatapan lurus pada William yang juga menatapnya.“Kau sudah bangun?” tanya William berjalan ke arahnya. Wangi William begitu memabukkan.“Anda sudah mandi?”“Ya. Kau ingin kita mandi berdua?” goda William menyeringai.Rose mengerucutkan bibir, ia mengeratkan selimutnya dan menggeleng pelan. “Tidak. Aku bisa melakukan semuanya sendiri.”Terkekeh kecil, William mengusap rambut sang istri lembut. “Aku mungkin kembali terlambat. Kau bisa keluar jika ingin tapi, ingat ya, jangan sampai hilang.”Rose mengangguk pelan, ia merasa di sayang selama bersama William. Mereka tak saling kenal sebelumnya, tetapi perhatian William membuatnya seperti wanita yang berharga.“Pak, bisa saya pinjam beberapa rupiah? Saya t

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-21
  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 16

    Rose mencoba menengahi, tetapi Nicholas masih tetap kekeh untuk mengetahui siapa pria asing yang memanggil Rose begitu sopan.“Kau pria yang malam itu? Kau kekasih bayarannya?” tanya Nicholas selidik.“Nicholas, jaga bicaramu!” sentak Rose kesal.Ia menoleh pada mantan kekasihnya, “Apakah dia lelaki yang malam itu menjemputmu di rumah? Dia yang memberikan semua perhiasan padamu, Rose?”Rose mencoba tenang, mencoba tidak terpancing dengan mata melotot Nicholas, “Bukan urusanmu. Bukankah kita sudah tidak ada hubungan?”“Oh my God, Rose,” kata Nicholas dengan wajah terkejut, “dibandingkan dia, aku jauh lebih kaya. Kau–”“Setidaknya dia jauh lebih baik darimu, Nico. Pergilah, kau merusak hari bahagiaku,” usir Rose dengan nada rendah.“Kau berani padaku, Rose?”Membuang napas pelan, Rose menoleh. Ia menatap Nicholas yang wajahnya sudah merah dengan mata melotot. “Tidak ada yang harus kita bicarakan. Aku tidak mengikutimu, itu yang benar,” kata Rose, “aku akan kunjungi ibu setelah kembali d

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-23
  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 17

    Nathaniel terkekeh, tetapi ia masih berpikir jika wanita yang ditemuinya masih sendiri.Mereka berdua terlihat akrab satu sama lain, Nathaniel yang memang mudah bergaul dengan siapa pun. Ia selalu bisa mencairkan suasana yang sempat dingin.“Ah, sudahlah. Ini sangat memalukan karena membicarakan wanita yang bahkan saya tidak tahu apakah sudah menjadi milik orang atau masih sendiri,” kata Nathaniel merasa menyesal.“Hum, lebih baik kita bicarakan tentang pekerjaan kita yang lebih pasti saja,” balas William pada akhirnya."Anda benar, Pak. Sekali lagi, terima kasih atas pernikahan Anda. Saya dan keluarga turut bahagia mendengarkan berita baik ini," katanya dengan setulus hati."Terima kasih Pak Nathaniel. Saya pun berdoa semoga Anda menemukan belahan jiwa Anda secepatnya.""Ya. saya masih tetap berharap, wanita tadi belum menjadi milik siapa pun. Jika itu terjadi, saya akan langsung menikahinya dan mengundang Anda secara langsung."William tertawa ramah, setelahnya kembali serius dengan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-24

Bab terbaru

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 65

    “Dari mana saja kau?”Rose berhenti di depan pintu, ia mendongak dan mendapati William sudah berdiri di tengah tangga dengan tatapan dingin ke arahnya. Di sebelah sana, ada Matilda dan Kanaya duduk dengan santai menikmati adegan suami istri yang belakangan terjadi kesenjangan. Rose membuang napas dan melangkah ragu. Ia merasa bersalah karena kembali terlambat, tetapi ia bisa pastikan bahwa dia tidak bersalah sepenuhnya.“Aku mencari buku,” jawab Rose jujur, ia bahkan menunjukkan barang belanjaannya yang begitu banyak.“Wah, kau habiskan banyak uang William dengan barang yang tidak penting,” timpal Kanaya dengan sinis.“Aku tidak menggunaan uang William. Ini semua kudapatkan dari sisa tabunganku,” balas Rose membalas tatapan Kanaya.“Kau ingin katakan jika William tidak memberikan uang padamu? kata Kanaya, ia berdiri. “kau keterlaluan.”Mendesah lelah, Rose menatap William yang masih berdiri mematung ke arahnya, “Maafkan aku karena pulang terlambat. Supir yang--”“Kau ingin menyalahka

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 64

    Matilda meminta Kanaya membawanya ke dalam kamar. Ia merasa pusing mendadak setelah meninggikan suara. Diam-diam Kanya merasa senang, ia yakin sebentar lagi, William akan mengusir Rose karena menyebabkan nenek mereka sampai seperti ini.Sementara Rose, ia tetap tinggal di ruang keluarga, menatap Matilda yang semakin menjauh bersama Kanaya, “Bagaimana nenek bisa mengetahuinya,” resahnya, ia ketakutannya terjadi ketika menyadari ada yang mencoba mengambil gambarnya kala itu.“Aku harus bagaimana sekarang. Bagaimana jika William tahu dan dia semakin marah padaku,” katanya semakin merasa gelisah.Tidak ingin terlalu larut dalam kesedihan, Rose kembali ke kamar atas untuk meraih tas dan ponselnya. Ia sudah memiliki janji dengan seseorang yang tidak bisa diabaikan.Langkahnya pelan menuruni tangga, ia sedikit nyeri ketika mengingat adegan film yang menayangkan seseorang terjatuh di tangga sampai terguling. Ia memegang perutnya untuk menjaga diri. Sampai di lantai bawah, dua pelayan yang bia

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 63

    William menoleh sekilas. “Mungkin kembali malam, Nek.”Matilda mengangguk, ia kembali fokus pada Rose yang terlihat canggung dengan mata yang sembab. Ia mengerutkan kening. “Ada apa dengan matamu?”Rose mengusap wajahnya seraya tersenyum tipis. “Semalam tidur terlambat, mungkin karena hal itu.”“Kau tidak berbohong padaku?” Matilda membenarkan duduknya semakin anggun.“Tidak mungkin aku berani berbohong, Nek.”Matilda membuang napas perlahan, kemudian menatap kedatangan Kanaya yang terlihat canggung. Wanita cantik itu tidak melihat ke arah Rose sama sekali.“Nenek, apa aku bisa duduk di sini. Di luar aku merasa kesepian,” kata Kanaya dengan suara lembut.“Duduklah, aku ini manja sekali,” balas Matilda tersenyum lembut. Melihat itu, Rose merasa cemburu. Semenjak surat perjanjian itu, Matilda memang terasa lebih berbeda, lebih menjaga jarak darinya.Fokus dengan tatapan kosong Rose, Matilda segera menyadarkan wanita baik di sebelahnya. Ia menepuk pelan paha Rose untuk membuatnya kembali

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 62

    William terdiam di tempatnya, ia bahkan tidak bisa menggerakkan kaki sekedar untuk menenangkan sang istri yang sudah berlalu dengan kemarahan.“Ya ampun, William,” ujarnya frustasi, “kenapa dia tidak bisa mencerna kata-kataku dengan baik.”William mengusap wajah kasar, kemudian keluar dari kamar mandi dan merenung di dalam kamar miliknya. Sementera itu, di lantai atas. Rose tengah menangis seraya memasukkan ponsel ke dalam tas miliknya. Kata-kata William terlalu menyakitkan baginya. Pria itu dengan tanpa perasaan langsung berkata kasar padanya.“Sudah diingatkan sejak awal, tapi kau memang keras kepala Rose,” ucapnya sambil sesegukan.Ia menatap pintu kamar yang masih tertutup rapat. Hati kecilnya masih berharap William luluh seperti kemarin dan meminta maaf padanya, tetapi sampai beberapa menit menunggu, tidak ada seorang pun yang membuka pintu.Rose menatap ke arah nakas, memperhatikan tanggal dengan mata sebabnya. Ia berdiri dan segera beranjak ke kamar mandi dengan tubuh yang lem

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 61

    “Tentu saja, kau meragukan kemampuanku dan aku tersinggung.”Rose memutar mata malas, ia mengambil pisau dan memotong roti dengan tidak sabar. “Ini sangat enak dari wangi ya.”William mengangguk. “Tentu saja, sudah aku katakan, aku berbakat dalam apa pun.”Satu potong kecil masuk ke dalam mulut. Rose menatap William dengan tatapan curiga, “Ini enak.”William menjentikkan jari dengan semangat. “Sudah tidak diragukan lagi bukan, ini enak Nyonya.”Rose terkekeh kembali, “Terima kasih, kau pasti sudah berjuang dengan sangat keras untuk roti yang enak ini.” William menarik kursi untuk istrinya, membantu Rose untuk duduk dengan ayam sembari menikmati roti panggang yang masih panas. “Ah, aku melupakan sesuatu,” kata William segera beranjak dari posisinya.Dengan mulut yang masih terisi dengan roti hangat, Rose kembali dikejutkan dengan apa yang ada di tangan William saat ini. Dua gelas minuman yang keduanya sangat ia sukai.“Willie, kau yang membuat ini semua?” Rose meraih gelas susu yang

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 60

    Di gedung tinggi yang menjulang kokoh, pria dengan kemeja abu-abu mengusap wajah dengan kasar. Ia membuang napas berulang kali setiap kali mengingat sang istri dan ibunya yang tidak bisa akur. Pintu ruangan terbuka setelah diketuk. Nicholas menyambut tamunya dengan senyum tipis.“Apakah saya mengganggu Anda?” Edwin masuk dan menatap wajah Nicholas yang terlihat kusut, “apa ada masalah serius?”Nicholas mempersilakan Edwin duduk, “Duduklah! Saya merasa tatapan Anda semakin terlihat aneh.”Edwin terkekeh, ia semakin menggeser duduknya lebih dekat. “Aku datang ingin mengucapkan selamat atas pernikahan Anda Pak.”Nicholas mengerutkan kening, bingung karena Edwin bisa tahu sebelum ia menyebarkannya sendiri. Sekarang ia tahu, kenapa karyawan lainnya menatapnya seraya berbisik sejak kedatangannya.“Saya dan anak-anak yang lain sudah sepakat untuk merayakan ini, Pak,” sambung Edwin dengan wajah cerah, “sepulang kerja nanti, kita semua makan bersama dan Anda yang traktir.”Nicholas sampai terb

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 59

    William dengan tergesa turun dari lantai atas setelah membersihkan diri. Sudah hampir setengah jam, tetapi Ethan belum juga menelpon dan memberinya kabar tentang keberadaan Rose.“Pak sarapan Anda,” kata pelayan mengingatkan.William berbalik, ia menatap dingin pada pelayan wanita yang diminta untuk memenuhi kebutuhan Rose selama ini. “Apa kau tidak bisa mencegahnya untuk tidak pergi?”“Maafkan saya Pak,” katanya seraya menunduk.William membuang napas panjang, ia kembali meneruskan langkahnya karena ada acara penting yang tidak bisa ditinggalkan. Ia juga yakin jika Ethan sudah siap menunggunya di tempat tujuan.“Aku akan memaafkanmu jika itu bukan rumah ibu Nicholas, Rose. Tapi, jika itu rumah wanita itu, aku berjanji akan mengirim mereka semakin jauh dari tempat ini.”William meminta supir membawanya ke tempat yang telah dijanjikan. Urusan Rose biar anak buah Ethan yang mencarinya hingga ketemu.Di tempat yang berbeda, Rose yang sudah sampai beberapa menit yang lalu, terlihat menikm

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 58

    “Kau yakin?” tanya William dengan wajah mengetat.Dokter dengan usia separuh dari usia neneknya itu mengangguk. “Jika kau tidak percaya, lebih baik bawa dia langsung ke rumah sakit. Aku khawatir pada kondisinya.”William mengusap wajah kasar, ia tidak mengira jika rasa khawatirnya semakin membuatnya sesak napas. Ia berdiri, menatap dokter keluarganya yang ikut berdiri mengikuti dirinya.“Aku akan kirim tagihannya,” kata William berjalan lebih dahulu ke lantai atas.“Apa apa dengannya, kenapa wajahnya tidak terlihat senang,” kata sang dokter kebingungan. Ia meraih tas miliknya kemudian berjalan keluar dengan langkah yang pasti.Sementaa itu, di lantai atas. William yang baru saja membuka pintu di kejutkan oleh Rose yang baru saja kedua dari kamar mandi. Wanita itu menatapnya bingung.“Ada apa?” tanya Rose berjalan dengan handuk kecil di tangannya.“Bagaimana keadaanmu?” William berjalan ke arah sang istri yang masih terlihat pucat. Ia masih bingung, kenapa Rose bisa hamil sedangkan di

  • Terjerat Cinta Ceo Posesif    Bab 57

    “Apa katamu?”Diana terbelalak dengan ucapan Nicholas yang begitu mengejutkan, “Kita akan menjadi orang tua. Anak kita akan lahir dan kau bilang aku tidak waras?”“Aku tidak mau tahu, kita harus mencari rumah dan menyiapkan semua kebutuhan anak kita,” putus Diana sepihak.Nicholas membuang napas kasar, melirik perut Diana yang makin terlihat, sementara ia masih terganggu dengan ucapan Tiana beberapa saat yang lalu, “Biarkan aku bicarakan ini pada ibu dulu, dia sudah tua dan—”“Terserah kau saja, tapi aku tidak ingin ibu serumah dengan kita.”Nicholas menoleh cepat. “Apa kau bilang?”Membuang napas frustasi, Diana membalas tatapan Nicholas, “Ibu tidak menyukaiku, aku khawatir kehamilanku terganggu karena kami saling bersitegang.”“Kau tidak berusaha dengan baik, Diana. Ibu sangat baik jika kau bisa merebut hatinya seperti Rose,” kata Nicholas tanpa sadar.“Rose?” ulang Diana geram, “kita baru saja menikah dan kau bisa menyebut Namanya di hadapanku?”Tersadara dengan kata-katanya, Nicho

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status