Share

Cinta Mengubah Segalanya

Karena ibuku pingsan kami gagal atau lebih jelasnya tertunda pergi beli mobil, aku ambil minyak kayu putih, oleskan ke hidung ibu. Akhirnya Ibuku siuman juga.

"Aduh, Ayu, ayu, yang kau pikirnya beli mobil itu kayak beli sepatu," kata Ibu seraya memegang kepalanya.

"Bang Torkis yang mau beli mobil, aku cuma menemani, Mak," jawabku.

"Ya, udah, pergilah, hati-hati," kata ibuku kemudian, aku tahu apa kira-kira yang Ibu pikirkan, mungkin dia mengira kami hanya bercanda atau apa.

Becak motor pun dipanggil, kami naik berdua, Bang Torkis tidak mau duduk di sampingku, dia justru duduk di belakang Abang betor. Tempat duduk becak memang sempit, jika duduk berdua akan dempet, apakah Bang Torkis sesopan itu, tidak mau duduk berdampingan sebelum sah?

Becak bukannya ke pasar, akan tetapi ke sebuah rumah yang agak jauh di pinggir kota. Rumah yang cukup besar.

"Kita mau ngapain kemari?" tanyaku curiga.

"Mau ngambil duitnya," jawab Bang Torkis seraya membayar ongkos becak.

"Ngambil duit di rumah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status