Share

Canda Bang Parlin

Setelah semua tanda tangan, Bu Notaris itu akhirnya melanjutkan perjalanan menuju pantai barat. Tinggal Wak Haji yang terbengong-bengong. Niatnya benar-benar kandas. Entah kenapa aku senang, ya, Allah, apakah senang melihat orang susah itu sudah menjangkitiku.

Aku malah tertawa saat spanduk yang dipasang Wak Haji diganti. Sekarang tulisannya sudah begini :

"Tanah Wakaf pekuburan muslim Haji Syaifuddin Lubis,"

Wak haji sepertinya tidak rela, tanahnya jadi pekuburan. Dia masih berusaha mempengaruhi warga supaya dibatalkan jadi pekuburan. Akan tetapi semua warga tetap lebih setuju tanah itu jadi kuburan'. Kuburan di desa kami memang kondisinya sudah sempit sekali, konon tanah wakaf itu sudah ada sejak jaman dahulu.

Wak Haji akhirnya resmi pindah ke desa lain, masih satu kecamatan. Dia pindahkan hartanya semua ke desa itu. Akan tetapi Wak Haji masih sering datang ke desa kami, seperti sore itu, dia datang ke rumah, saat itu Bang Parlin juga sedang di rumah. Wak Haji' datang bersama a
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (20)
goodnovel comment avatar
carsun18106
perasaan nia sbg istri sama sekali ngga pernah dianggap
goodnovel comment avatar
carsun18106
nia udh jelas2 sakit hati dgn candaan bang parlin, bukannya sadar, yg diinget malem jumat? hellaw
goodnovel comment avatar
carsun18106
bener lho ini
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status