Share

185. Marah

“Cepat, Pak! Saya mau segera sampai rumah!” titah Qizha pada supir taksi. Qizha benar- benar sudah tak sabar ingin segera sampai rumah dan menemui Habiba.

Qizha ingin mengatakan semuanya tentang Qansha. Bahwa adik iparnya itu ternyata masih hidup.

Habiba tak perlu merasa sedih berkepanjangan atas kepergian Qanhsa, karena sebenarnya Qansha tidaklah pergi. Kasian Habiba bila harus merasa sedih berkepanjangan. Mertuanya itu adalah orang baik.

Lagi pula, kenapa Qasam juga tidak mau berterus terang atas masalah ini? dia malah ikutan berkomplot dengan Qansha untuk menyembunyikan keberadaan adiknya itu. sungguh terlalu!

Tiba- tiba mobil berhenti mendadak, membuat tubuh Qizha otomatis terdorong maju.

“Ada apa, Pak?” tanya Qizha ingin marah, namun urung. Qizha sedang panik dan kesal, malah dibikin makin kesal saat hidung bangirnya hampir menyentuh kursi depannya. Untung saja ia gesit berpegangan.

“Ada mobil melintang di depan, Mbak,” sahut supir cemas. “Itu mobil kenapa berhenti men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Elok Fatimah
kasian qizha. qasam jg knp ga jujur dr awalnttp ja qansha dsmbunyikn
goodnovel comment avatar
Tini Wartini
Ada alasan yg blm saarnya d ungkapkan
goodnovel comment avatar
inggrid LARUSITA Nganjuk
jujur aja qasam biar qizha bs memahaminya kalau kmu gk bilang . terus smpai kpan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status