Ketika dua insan yang tak saling mengenal dipertemukan, dan menjadi awal dari sebuah kebahagiaan. Secara perlahan cinta mulai tumbuh dalam diri mereka, seperti akar yang terus menjalar, seperti air yang terus mengalir. Mereka tau, pernikahan bukanlah sesuatu yang mudah. Tapi mereka yakin, jika mereka bersama maka semua akan baik-baik saja. Ada cerita disetiap detiknya, entah itu cinta atau bahkan luka. Kehidupan tak selamanya sesuai kehendak mereka, karena semua yang terjadi sudah menjadi kehendak Tuhannya alam semesta. Apakah mereka mampu bertahan dalam ikrar pernikahan? Atau mereka justru akan dihancurkan oleh cincin pernikahan? Happy Reading.
Lihat lebih banyakSetelah kejadian tadi, Kris dan Liora pergi begitu saja ke ruangan pribadi Kris. Para karyawan yang lain pun kembali ke pekerjaan masing-masing. Sedangkan Bianca, dia pergi dengan rasa kesal dan marah yang dia bawa.Di sinilah Kris dan Liora berada, di sofa panjang yang terletak di sudut ruangan. Masih dengan posisi sama-sama diam tak bersuara. Liora masih memikirkan kejadian tadi yang membuat hatinya seakan teriris tipis. Sedangkan Kris, dia terus memandang istrinya dengan rasa bersalah."Liora, aku minta maaf atas kejadian yang menimpa dirimu tadi" lirih Kris meminta maaf. Perlahan Liora mulai mengangkat kepalanya, menunjukkan wajah cantiknya yang membuat Kris sedikit lega."Tadi itu bukan salahmu, seharusnya aku lebih berhati-hati saat berjalan, seharusnya aku juga tidak kesini tanpa sepengetahuan darimu" ucap Liora lirih."Husstt, ini juga bukan salahmu Liora, jangan menyalahkan dirimu sendiri, dan perusahaan ini juga milikmu, jadi kamu berhak datang
Bianca tidak percaya dengan apa yang di dengarnya. Lelaki yang dia kagumi sejak SMA telah menikah dengan perempuan lain. Apakah dia akan merelakan Kris dan mencari laki-laki lain? Atau dia akan tetap kekeh berjuang mendapatkan Kris dengan caranya?"Kamu jangan bercanda Kris. Mana mungkin kamu menikah dengan perempuan lain, kamu kan hanya mencintai diriku selama ini" ucap Bianca tak percaya."Cihh, sembarangan saja kamu. Dengar ya, dari dulu aku itu tidak pernah menyukai dirimu apalagi mencintaimu, kamu saja yang tidak pernah mengerti, pakai bilang pacar segala. Nggak tau malu kamu?" ucap Kris menohok. Dia sudah muak dengan tingkah Bianca yang tidak pernah berubah."Kok kamu kasar gitu sih sama aku, nanti nyesel loh" ucap Bianca manja."Aku nggak akan pernah nyesel. Sudahlah, sebaiknya kamu pergi saja dari sini, kamu sangat menggangu!" ucap Kris dengan nada sedikit mengusir."Ngga
Hari ini adalah hari kedua pernikahan Kris dan Liora. Tidak ada yang berbeda dari keduanya, mereka tetap seperti biasanya, hanya saja saat ini status mereka adalah sepasang suami istri.Liora tampak sedang memasak untuk sarapan, dia bangun lebih dulu dari Kris. Sedangkan Kris masih di dalam kamar, bersiap untuk pergi ke kantor.Setelah semua makanan siap, Liora berniat untuk memanggil Kris yang masih ada di kamar. Dia kemudian berjalan menuju kamar. Sesampainya di kamar, dia mendapati Kris yang sedang bersiap. Sepertinya Kris sedang kesulitan memasang dasi."Apa kamu butuh bantuan?" tanya Liora yang sudah ada di depan Kris.Kris yang menyadari adanya Liora pun sedikit tersentak, pasalnya Liora masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu."Ah tidak, aku tidak butuh bantuan saat ini" jawab Kris berbohong. Dia malu untuk mengatakan bahwa dia tidak bisa memasang dasi itu dengan benar."B
Sesampainya di kamar Kris, mereka berdua terlihat canggung. Mereka masih sama-sama duduk di ujung kasur, tidak ada yang berniat membuka suara."Apa yang harus aku lakukan?" fikir mereka dalam hati. Rasa canggung terus menghantui mereka."Ekhem" dehem Kris yang membuat Liora menengok ke arahnya."Apa kamu butuh sesuatu?" tanya Liora spontan."Emm, tolong ambilkan aku air minum itu" perintah Kris sambil menunjuk ke arah meja di samping tempat tidur mereka.Liora langsung beranjak dari duduknya, berniat mengambilkan segelas air untuk laki-laki yang sekarang sudah menjadi suaminya."Ini" ucap Liora sambil menyerahkan segelas air itu. Kris langsung meminumnya."Terimakasih" ucap Kris yang mendapat anggukan dari Liora."Sebaiknya kamu mandi dulu, tidak mungkin kan kamu akan memakai gaun itu terus?" ucap Kris menyarankan."hm iya" ucap Lio
Hari ini adalah hari spesial bagi keluarga Kris dan Liora. Hari ini, semuanya akan berubah, mulai dari hari-hari mereka hingga status mereka. Kehidupan yang sebenarnya akan dimulai, kehidupan dimana ujian yang sebenarnya datang, dan kehidupan dimana dua insan akan terikat oleh ikrar pernikahan.Kris dan Liora sedang bersiap, mereka ada di kamar yang terpisah. Wajah Liora sedang di olesi make up, di bantu oleh Rena dan perancang rias yang sudah ditugaskan oleh Rena."Apa sudah selesai?" tanya Liora yang merasakan tidak ada lagi gerakan alat make up di wajahnya."Sudah, berbaliklah nak, kami semua ingin melihat kecantikanmu" ucap salah satu penata rias, karena yang di tugaskan oleh Rena ada 2 orang.Dengan perlahan, Liora berdiri dan membalikkan tubuhnya. Menampakkan body goals nya dengan gaun putih yang menempel pas di kulitnya. Olesan make up yang tidak terlalu tebal membuatnya semakin anggun dan cantik. Benar-benar
Pernyataan Kris membuat Fahri dan Rena tersenyum bahagia. Mereka sudah tidak sabar melihat Kris dan Liora menikah. Tetapi di sisi lain, Rey justru telah hilang harapan. Hatinya seakan hancur, wanita yang dia cintai akan menikah dengan laki-laki lain yang merupakan sahabatnya sendiri. Apa dia harus mengikhlaskan Liora? Atau tetap berjuang mendapatkan malaikat di hatinya itu?"Alhamdulillah, mama senang dengernya" ucap Rena dengan senyum lebar. Kris dan Liora hanya tersenyum menanggapi.Rey memberanikan diri untuk melangkah ke arah mereka, dengan hati yang hancur, senyum yang di paksakan dan air mata yang di tahan agar tidak keluar."Hai om, tante" sapa Rey dengan senyum yang di paksakan."Loh ada Rey, sudah dari tadi Rey?" tanya Fahri yang menyadari ada Rey disitu."Baru aja om. Rey kesini pengen silaturahmi aja, sekalian ketemu sama om dan tante, katanya besok om sama tante balik ke Los Angeles ya?"
Kris dan Liora kaget bukan main, keduanya saling pandang, bergulat dengan fikiran masing-masing."Menikah? dengan Kris?" fikir Liora dalam hati."Menikah? dengan asistenku?" fikir Kris dalam hati.Secepat mungkin mereka memutuskan kontak mata, keduanya jadi salah tingkah."Kalian ini kenapa? kok kaget gitu sih. Seharusnya kalian itu senang dengan pernikahan ini, menunda nunda pernikahan itu tidak baik lo" ucap Rena menatap kedua insan di depannya."Ma, apa secepat itu?" tanya Kris ragu."Ini yang terbaik untuk kalian berdua, mama yakin kok kalau kalian bisa jadi keluarga kecil yang bahagia. Dan mama juga yakin kalau Liora nggak mau ngecewain ibu Liora kan?" ucap Rena meyakinkan mereka.Setelah mendengar ucapan Rena, Kris dan Liora kembali merenung. Mereka memikirkan hal yang sama.*Apa ini yang terbaik?*Apa kami bisa bahagia setelah menikah nanti?
Setelah Fahri dan Rena pergi, Kris berusaha untuk menenangkan Liora."Liora, lihat aku" ucap Kris lembut. Liora yang dipanggil pun menoleh ke arah Kris. Mata mereka saling bertemu, membuat jantung mereka berdebar lebih kencang."Berhentilah menangis, kamu ikhlaskan kepergian tante Dian, jika tante Dian melihatmu seperti ini, maka dia akan sedih, begitu juga dengan ayahmu. Kamu mengerti kan?" ucap Kris lembut, seperti seorang ayah yang sedang menenangkan anaknya."Tapii, aku sendiri, aku tidak punya siapa-siapa lagi di dunia ini" lirih Liora yang sudah mulai berhenti menangis."Siapa bilang kamu sendiri? Aku dan orang tuaku akan ada bersamamu, jadi jangan pernah merasa sendiri lagi, oke?" ucap Kris meyakinkan. Liora yang mendengar ucapan Kris pun mengangguk."Baiklah, sekarang kita keluar dulu, biarkan warga yang mengurus ibumu" ajak Kris sambil mengulurkan tangannya, Liora hanya bisa menuruti Kris,
Liora sedang menyiapkan makanan untuk Dian, karena tadi Dian bilang kepalanya mendadak pusing."Ibu makan dulu ya biar cepat sembuh" ucap Liora sambil duduk di samping Dian."Nak, jika ibu pergi kamu jaga diri baik-baik ya" ucap Dian yang membuat jantung Liora seakan berhenti."Ibu, jangan berkata seperti itu, Liora yakin ibu akan baik-baik saja, ini hanya sakit kepala biasa Bu" ucap Liora sambil meyakinkan Dian."Terserah kamu saja. Bisa ibu minta tolong?" tanya Dian dengan suara yang mulai lemah."Boleh Bu, ibu boleh minta apa saja ke, selagi Liora bisa pasti Liora lakukan" jawab Liora sambil tersenyum ke arah Dian.Jujur saja, melihat Dian dalam keadaan seperti ini, Liora seakan tidak kuat, tetapi demi ibunya, dia harus terlihat kuat."Tolong kamu suruh Kris dan Keluarganya kesini" ucap Dian sambil tersenyum."Tapi untuk apa Bu?" tanya Liora.
Di pagi yang cerah, ada seorang gadis yang sedang berjalan membawa sebuah tas kecil yang bertengger di pundaknya.Dia Liora, gadis cantik dan lugu yang baru saja lulus dari masa putih abu-abu. Masalah ekonomi membuatnya harus bekerja. Di sinilah dia sekarang, di sebuah toko perhiasan yang tidak terlalu besar."Permisi mba, saya dengar di sini sedang membuka lowongan pekerjaan, apa benar?" tanya Liora sopan."Benar mba, silahkan duduk terlebih dahulu, akan saya panggilkan Bu Mirna selaku pemilik toko" jawab sang penjaga toko."Iya mba, terima kasih" ucap Liora sambil duduk di kursi panjang yang ada di pojok ruangan.Setelah menunggu beberapa menit, seorang wanita paruh baya datang."Jadi kamu yang ingin melamar pekerjaan di sini?" tanya Bu Mirna."Iya Bu, saya Liora" jawab Liora ramah."Bisa tunjukan identitas kamu?" ucap Bu Mirna.k
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen