Share

Seven

Author: Liliss354
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Sesampainya di Kantor, banyak pasang mata yang melihat kagum ke arah Kris. Pasalnya, selain memiliki pesona bak Dewa Yunani, dia juga pintar dalam memimpin perusahaan. Bahkan perusahaan nya itu masuk dalam kategori 10 perusahaan terbesar di Indonesia. Perfect bukan?

"Selamat pagi pak, klien sudah menunggu bapak di ruang rapat" ucap pak Dion, sekretaris kepercayaan Kris.

"Saya segera ke sana, bawakan berkas-berkas yang harus di urus" ucap Kris tegas. Sedangkan Dion langsung mengerjakan perintah bos nya.

"Sesuai perintah bapak, permisi pak" jawab pak Dion sopan, dia kemudian melangkah pergi.

"Tunggu pak" panggil Kris. Pak Dion yang di panggil pun menoleh ke belakang tempat Kris berada.

"Ada lagi yang bisa saya bantu pak?" tanya pak Dion.

"Tidak, saya hanya tidak ingin di panggil bapak, panggil Kris saja, bapak lebih tua dari saya" ucap Kris sopan.

Memang benar bahwa pak Dion lebih tua dari Kris, karena pak Dion sudah bekerja sejak perusahaan masih di pegang oleh Fahri. Bisa di bilang bahwa pak Dion adalah karyawan tetap sekaligus orang terpercaya perusahaan.

"Baiklah pak, eh Kris" ucap pak Dion canggung.

"Nah begitu lebih baik. Kalau begitu saya ke atas dulu" pamit Kris yang mendapat anggukan dari pak Dion. Setelah itu, dia langsung pergi ke atas dimana rapat di adakan.

Setelah kurang lebih 2 jam, rapat pun selesai. Para klien pun merasa puas dengan kerja sama yang ditawarkan.

"Senang bekerja sama dengan anda" ucap salah satu klien dengan senyum di wajahnya.

"Saya juga senang bisa menjalin kerja sama ini, saya harap kedepannya akan lebih baik" ucap Kris ramah.

Satu persatu klien yang datang pun pergi, hanya ada Kris di ruangan itu. Tiba-tiba muncul di fikirkannya tentang Liora.

"Kenapa aku jadi memikirkannya sih, lagipula biarkan saja dia bersama Rey, dia kan bukan siapa-siapa di hidupku" ucap Kris pada dirinya sendiri.

Kris pun melanjutkan pekerjaan di kantornya, ada banyak berkas yang harus dia tanda tangani. Sangking fokusnya dengan berkas-berkas di hadapannya, dia bahkan tidak tau kalau jam sudah menunjukkan pukul 16.00.

"What!! ternyata sudah sore, pantas saja mataku mulai lelah karena terlalu lama memandangi berkas-berkas ini" ucap Kris yang mulai membereskan berkas itu, dia pun bergegas pulang ke rumah.

Saat sedang di perjalanan pulang, Kris tidak sengaja melihat Liora yang sedang memakan Ice cream di sebuah kedai. Tapi tunggu, setelah Kris memperhatikan baik-baik, ternyata Liora tidak sendirian, dia bersama laki-laki di sampingnya.

Karena penasaran, Kris turun dari mobil menghampiri Liora dan laki-laki itu.bTernyata laki-laki yang sedang bersama Liora adalah Rey, sahabat Kris sendiri. Melihat itu mood Kris mendadak kacau.

"Jadi mereka bertemu lagi, kenapa bisa kebetulan gini sih, atau mungkin mereka sudah pacaran? Arrgghh kenapa aku jadi sibuk memikirkan mereka sih, lebih baik aku pergi saja" gerutu Kris pada dirinya sendiri.

Tidak cukup dengan kejadian kemarin di taman, hari ini dia kembali di suguhi pemandangan yang membuatnya menjadi kesal. Entah kenapa jika melihat mereka berdua, lebih tepatnya jika melihat Liora bersama laki-laki lain, mood Kris seketika hancur. Dia terus saja merutuki dirinya.

_Kedai ice cream_

"Terimakasih karena telah membantuku melawan perampok tadi, jika kamu tidak datang mungkin semua barangku sudah di bawa perampok botak itu" ucap Liora sambil tersenyum ke arah Rey.

Ternyata alasan mereka bisa bersama itu karena Rey sempat menolong Liora saat dia hampir di rampok oleh lelaki botak. Dan sebagai balasan, Liora mengajak Rey untuk makan ice cream bersama. Ternyata Kris salah faham.

"Sama-sama. Lain kali jika kamu butuh bantuan, kabari aku saja oke" jawab Rey sambil membalas senyum Liora.

"Oke. Kalau begitu aku pergi dulu, see you" ucap Liora sambil melangkah pergi menjauhi Rey.

"Manis" gumam Rey yang masih terbayang akan senyum manis Liora.

Sepertinya dia sudah mulai menyukai Liora. Bagaimana dengan Kris? Apa dia sudah sadar dengan perasaan yang dia miliki untuk Liora?

_Di rumah Liora_

"Assalamualaikum Bu" ucap Liora memberi salam.

"Waalaikummussalam nak, sudah pulang ya" jawab Dian dari dapur.

Sepertinya Dian sedang menyiapkan sesuatu. Karena penasaran, Liora pun mendekat ke arah Dian.

"Sedang buat apa Bu? Sepertinya spesial" tanya Liora.

"Owh ini ibu buat kue, tolong kamu antarkan ke rumah Rena ya, sebagai tanda silaturahmi" ucap Dian sambil menghias kue itu dengan kacang almond.

"Memangnya harus begitu ya Bu?" tanya Liora.

"Iya, meskipun sudah lama tidak bertemu tetap harus silaturahmi. Nah sudah selesai, sekarang akmu antar ya" ucap Dian sambil tersenyum lebar.

"Baiklah Bu, aku pergi dulu" pamit Liora kemudian pergi membawa kue buatan ibunya.

"Kenapa hidupku selalu berkaitan dengan orang aneh itu sih, padahal tadi sudah senang karena dia tidak menyuruhku ke rumahnya, eh malah ibu yang memintaku ke sana, tau ah" gerutu Liora kesal.

Sejak bertemu dengan Kris, seakan hidupnya berubah, hanya ada kesialan dalam hidupnya. Sesampainya di rumah Kris, Liora langsung mengetuk pintu.

Tok tok tok.

"Sebentar!" teriak Rena dari dalam. Dia pun langsung keluar dan melihat siapa yang berkunjung ke rumahnya.

"Eh Liora sayang, silahkan masuk" ucap Rena kemudian mengajak Liora masuk.

"Liora cari Kris ya? Sebentar ya tante panggil Kris nya dulu" ucap Rena ramah.

"Eh bukan tante, Liora kesini mau ngasih ini ke tante, dari ibu Liora" ucap Liora kemudian menyerahkan kue itu ke Rena.

"Loh ada acara apa sayang? Kok repot-repot bikinin kue sih, tante jadi nggak enak nih" tanya Rena.

"Sebenarnya kue itu ibu bikinin khusus buat tante, sebagai tanda silaturahmi. Ibu Liora adalah teman SMA tante dulunya" jelas Liora.

"Benarkah? Siapa nama ibu Liora?" tanya Rena antusias.

"Nama ibu Liora Dian tante" jawab Liora lagi.

"Dian ya, sebentar tante ingat-ingat dulu" ucap Rena sambil mengingat masa-masa SMA nya.

Tidak lama kemudian, Rena sudah ingat dengan teman SMA nya itu, yang tak lain adalah ibu Liora.

"Iya, tante ingat. Dian yang dulu suka main sama tante, ternyata itu ibu kamu?" tanya Rena semangat.

"Iya tante, Liora juga baru tau kemarin" ucap Liora sambil tersenyum.

"Titip salam buat Dian yah, bilangin makasih juga buat kue nya" ucap Rena.

"Iya tante" ucap Liora.

"Biar tante panggilkan Kris dulu ya, tante mau beresin kamar dulu".

"Iya tante" jawab Liora. Kemudian Rena pergi ke kamar Kris.

"Eh, kenapa aku iya in sih, buat apa ketemu sama Kris? Arghh salah fokus tadi" gerutu Liora pada dirinya sendiri.

Tidaknlam kemudian, Krisbsudah ada di depan Liora dengan tampang datarvdan cuek.

"Mau ngapain ke sini?" tanya Kris datar.

"Nganter kue" jawab Liora tak kalah cuek.

"Udah kan? Kenapa masih di sini?" tanya Kris lagi.

"Ish nyebelin banget sih jadi orang, lagian ini juga bentar lagi pergi" ucap Liora kesal. Kemudian dia berdiri, berniat pergi dari rumah Kris.

"Karena dia di sini, apa aku tanya soal tadi aja yah, bodo lah mau di bilang aneh juga" ucap Kris dalam hati.

Liora semakin menjauh dari posisi Kris, tetapi dengan cepat Kris menghentikan langkah Liora.

"Tunggu!" ucap Kris keras.

"Kenapa lagi sih? Tadi nyuruh pergi sekarang suruh berhenti" ucap Liora sebal.

"Buset dah, galak amat sih jadi cewe. Kamu baru boleh pergi kalau udah jawab pertanyaan dari aku, dan harus kamu jawab sejujur jujurnya" ucap Kris dengan senyum tipis.

"Yaudah buruan" ucap Liora malas.

"Kamu sama Rey pacaran? Eh maksudnya, kamu sama Rey ada hubungan apa?" tanya Kris yang berusaha untuk tetap cuek, padahal rasa penasaran di dalam dirinya terus menggebu.

"Ngapain nanya gitu? Cemburu yaa?" tanya Liora sambil senyum-senyum sendiri.

"Apaan sih, udah deh tinggal jawab apa susahnya sih" ucap Kris kesal. Jantungnya seakan berdebar lebih kencang.

"Es batu mana bisa di ajak bercanda ya" ucap Liora pelan.

"Aku sama Rey hanya sebatas teman, tidak lebih" jawab Liora santai. Kris yang mendengar itu pun langsung tersenyum lebar.

"Baiklah kamu boleh pergi" ucap Kris kembali datar.

"Manusia menyebalkan, kenapa aku harus dipertemukan dengan dia sih, huhh" oceh Liora sambil menjauh pergi.

"Hei aku masih bisa mendengarmu ya, jangan bicara aneh-aneh kamu!" ucap Kris tegas.

"Biarkan saja, biar semua orang tau kamu itu manusia aneh haha" ucap Liora sambil berlari.

"Arghh, kenapa jantungku seperti sedang maraton sih, wanita itu benar-benar membuatku gila" gerutu Kris pada dirinya sendiri. Dia pun berlari menuju kamarnya dengan perasaan yang masih belum bisa dia ketahui namanya.

                        

Related chapters

  • Story of Kris & Liora   Eight

    Liora sedang menyiapkan makanan untuk Dian, karena tadi Dian bilang kepalanya mendadak pusing."Ibu makan dulu ya biar cepat sembuh" ucap Liora sambil duduk di samping Dian."Nak, jika ibu pergi kamu jaga diri baik-baik ya" ucap Dian yang membuat jantung Liora seakan berhenti."Ibu, jangan berkata seperti itu, Liora yakin ibu akan baik-baik saja, ini hanya sakit kepala biasa Bu" ucap Liora sambil meyakinkan Dian."Terserah kamu saja. Bisa ibu minta tolong?" tanya Dian dengan suara yang mulai lemah."Boleh Bu, ibu boleh minta apa saja ke, selagi Liora bisa pasti Liora lakukan" jawab Liora sambil tersenyum ke arah Dian.Jujur saja, melihat Dian dalam keadaan seperti ini, Liora seakan tidak kuat, tetapi demi ibunya, dia harus terlihat kuat."Tolong kamu suruh Kris dan Keluarganya kesini" ucap Dian sambil tersenyum."Tapi untuk apa Bu?" tanya Liora.

  • Story of Kris & Liora   Nine

    Setelah Fahri dan Rena pergi, Kris berusaha untuk menenangkan Liora."Liora, lihat aku" ucap Kris lembut. Liora yang dipanggil pun menoleh ke arah Kris. Mata mereka saling bertemu, membuat jantung mereka berdebar lebih kencang."Berhentilah menangis, kamu ikhlaskan kepergian tante Dian, jika tante Dian melihatmu seperti ini, maka dia akan sedih, begitu juga dengan ayahmu. Kamu mengerti kan?" ucap Kris lembut, seperti seorang ayah yang sedang menenangkan anaknya."Tapii, aku sendiri, aku tidak punya siapa-siapa lagi di dunia ini" lirih Liora yang sudah mulai berhenti menangis."Siapa bilang kamu sendiri? Aku dan orang tuaku akan ada bersamamu, jadi jangan pernah merasa sendiri lagi, oke?" ucap Kris meyakinkan. Liora yang mendengar ucapan Kris pun mengangguk."Baiklah, sekarang kita keluar dulu, biarkan warga yang mengurus ibumu" ajak Kris sambil mengulurkan tangannya, Liora hanya bisa menuruti Kris,

  • Story of Kris & Liora   Ten

    Kris dan Liora kaget bukan main, keduanya saling pandang, bergulat dengan fikiran masing-masing."Menikah? dengan Kris?" fikir Liora dalam hati."Menikah? dengan asistenku?" fikir Kris dalam hati.Secepat mungkin mereka memutuskan kontak mata, keduanya jadi salah tingkah."Kalian ini kenapa? kok kaget gitu sih. Seharusnya kalian itu senang dengan pernikahan ini, menunda nunda pernikahan itu tidak baik lo" ucap Rena menatap kedua insan di depannya."Ma, apa secepat itu?" tanya Kris ragu."Ini yang terbaik untuk kalian berdua, mama yakin kok kalau kalian bisa jadi keluarga kecil yang bahagia. Dan mama juga yakin kalau Liora nggak mau ngecewain ibu Liora kan?" ucap Rena meyakinkan mereka.Setelah mendengar ucapan Rena, Kris dan Liora kembali merenung. Mereka memikirkan hal yang sama.*Apa ini yang terbaik?*Apa kami bisa bahagia setelah menikah nanti?

  • Story of Kris & Liora   Eleven

    Pernyataan Kris membuat Fahri dan Rena tersenyum bahagia. Mereka sudah tidak sabar melihat Kris dan Liora menikah. Tetapi di sisi lain, Rey justru telah hilang harapan. Hatinya seakan hancur, wanita yang dia cintai akan menikah dengan laki-laki lain yang merupakan sahabatnya sendiri. Apa dia harus mengikhlaskan Liora? Atau tetap berjuang mendapatkan malaikat di hatinya itu?"Alhamdulillah, mama senang dengernya" ucap Rena dengan senyum lebar. Kris dan Liora hanya tersenyum menanggapi.Rey memberanikan diri untuk melangkah ke arah mereka, dengan hati yang hancur, senyum yang di paksakan dan air mata yang di tahan agar tidak keluar."Hai om, tante" sapa Rey dengan senyum yang di paksakan."Loh ada Rey, sudah dari tadi Rey?" tanya Fahri yang menyadari ada Rey disitu."Baru aja om. Rey kesini pengen silaturahmi aja, sekalian ketemu sama om dan tante, katanya besok om sama tante balik ke Los Angeles ya?"

  • Story of Kris & Liora   Twelve

    Hari ini adalah hari spesial bagi keluarga Kris dan Liora. Hari ini, semuanya akan berubah, mulai dari hari-hari mereka hingga status mereka. Kehidupan yang sebenarnya akan dimulai, kehidupan dimana ujian yang sebenarnya datang, dan kehidupan dimana dua insan akan terikat oleh ikrar pernikahan.Kris dan Liora sedang bersiap, mereka ada di kamar yang terpisah. Wajah Liora sedang di olesi make up, di bantu oleh Rena dan perancang rias yang sudah ditugaskan oleh Rena."Apa sudah selesai?" tanya Liora yang merasakan tidak ada lagi gerakan alat make up di wajahnya."Sudah, berbaliklah nak, kami semua ingin melihat kecantikanmu" ucap salah satu penata rias, karena yang di tugaskan oleh Rena ada 2 orang.Dengan perlahan, Liora berdiri dan membalikkan tubuhnya. Menampakkan body goals nya dengan gaun putih yang menempel pas di kulitnya. Olesan make up yang tidak terlalu tebal membuatnya semakin anggun dan cantik. Benar-benar

  • Story of Kris & Liora   Thirteen

    Sesampainya di kamar Kris, mereka berdua terlihat canggung. Mereka masih sama-sama duduk di ujung kasur, tidak ada yang berniat membuka suara."Apa yang harus aku lakukan?" fikir mereka dalam hati. Rasa canggung terus menghantui mereka."Ekhem" dehem Kris yang membuat Liora menengok ke arahnya."Apa kamu butuh sesuatu?" tanya Liora spontan."Emm, tolong ambilkan aku air minum itu" perintah Kris sambil menunjuk ke arah meja di samping tempat tidur mereka.Liora langsung beranjak dari duduknya, berniat mengambilkan segelas air untuk laki-laki yang sekarang sudah menjadi suaminya."Ini" ucap Liora sambil menyerahkan segelas air itu. Kris langsung meminumnya."Terimakasih" ucap Kris yang mendapat anggukan dari Liora."Sebaiknya kamu mandi dulu, tidak mungkin kan kamu akan memakai gaun itu terus?" ucap Kris menyarankan."hm iya" ucap Lio

  • Story of Kris & Liora   Fourteen

    Hari ini adalah hari kedua pernikahan Kris dan Liora. Tidak ada yang berbeda dari keduanya, mereka tetap seperti biasanya, hanya saja saat ini status mereka adalah sepasang suami istri.Liora tampak sedang memasak untuk sarapan, dia bangun lebih dulu dari Kris. Sedangkan Kris masih di dalam kamar, bersiap untuk pergi ke kantor.Setelah semua makanan siap, Liora berniat untuk memanggil Kris yang masih ada di kamar. Dia kemudian berjalan menuju kamar. Sesampainya di kamar, dia mendapati Kris yang sedang bersiap. Sepertinya Kris sedang kesulitan memasang dasi."Apa kamu butuh bantuan?" tanya Liora yang sudah ada di depan Kris.Kris yang menyadari adanya Liora pun sedikit tersentak, pasalnya Liora masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu."Ah tidak, aku tidak butuh bantuan saat ini" jawab Kris berbohong. Dia malu untuk mengatakan bahwa dia tidak bisa memasang dasi itu dengan benar."B

  • Story of Kris & Liora   Fiveteen

    Bianca tidak percaya dengan apa yang di dengarnya. Lelaki yang dia kagumi sejak SMA telah menikah dengan perempuan lain. Apakah dia akan merelakan Kris dan mencari laki-laki lain? Atau dia akan tetap kekeh berjuang mendapatkan Kris dengan caranya?"Kamu jangan bercanda Kris. Mana mungkin kamu menikah dengan perempuan lain, kamu kan hanya mencintai diriku selama ini" ucap Bianca tak percaya."Cihh, sembarangan saja kamu. Dengar ya, dari dulu aku itu tidak pernah menyukai dirimu apalagi mencintaimu, kamu saja yang tidak pernah mengerti, pakai bilang pacar segala. Nggak tau malu kamu?" ucap Kris menohok. Dia sudah muak dengan tingkah Bianca yang tidak pernah berubah."Kok kamu kasar gitu sih sama aku, nanti nyesel loh" ucap Bianca manja."Aku nggak akan pernah nyesel. Sudahlah, sebaiknya kamu pergi saja dari sini, kamu sangat menggangu!" ucap Kris dengan nada sedikit mengusir."Ngga

Latest chapter

  • Story of Kris & Liora   Sixteen

    Setelah kejadian tadi, Kris dan Liora pergi begitu saja ke ruangan pribadi Kris. Para karyawan yang lain pun kembali ke pekerjaan masing-masing. Sedangkan Bianca, dia pergi dengan rasa kesal dan marah yang dia bawa.Di sinilah Kris dan Liora berada, di sofa panjang yang terletak di sudut ruangan. Masih dengan posisi sama-sama diam tak bersuara. Liora masih memikirkan kejadian tadi yang membuat hatinya seakan teriris tipis. Sedangkan Kris, dia terus memandang istrinya dengan rasa bersalah."Liora, aku minta maaf atas kejadian yang menimpa dirimu tadi" lirih Kris meminta maaf. Perlahan Liora mulai mengangkat kepalanya, menunjukkan wajah cantiknya yang membuat Kris sedikit lega."Tadi itu bukan salahmu, seharusnya aku lebih berhati-hati saat berjalan, seharusnya aku juga tidak kesini tanpa sepengetahuan darimu" ucap Liora lirih."Husstt, ini juga bukan salahmu Liora, jangan menyalahkan dirimu sendiri, dan perusahaan ini juga milikmu, jadi kamu berhak datang

  • Story of Kris & Liora   Fiveteen

    Bianca tidak percaya dengan apa yang di dengarnya. Lelaki yang dia kagumi sejak SMA telah menikah dengan perempuan lain. Apakah dia akan merelakan Kris dan mencari laki-laki lain? Atau dia akan tetap kekeh berjuang mendapatkan Kris dengan caranya?"Kamu jangan bercanda Kris. Mana mungkin kamu menikah dengan perempuan lain, kamu kan hanya mencintai diriku selama ini" ucap Bianca tak percaya."Cihh, sembarangan saja kamu. Dengar ya, dari dulu aku itu tidak pernah menyukai dirimu apalagi mencintaimu, kamu saja yang tidak pernah mengerti, pakai bilang pacar segala. Nggak tau malu kamu?" ucap Kris menohok. Dia sudah muak dengan tingkah Bianca yang tidak pernah berubah."Kok kamu kasar gitu sih sama aku, nanti nyesel loh" ucap Bianca manja."Aku nggak akan pernah nyesel. Sudahlah, sebaiknya kamu pergi saja dari sini, kamu sangat menggangu!" ucap Kris dengan nada sedikit mengusir."Ngga

  • Story of Kris & Liora   Fourteen

    Hari ini adalah hari kedua pernikahan Kris dan Liora. Tidak ada yang berbeda dari keduanya, mereka tetap seperti biasanya, hanya saja saat ini status mereka adalah sepasang suami istri.Liora tampak sedang memasak untuk sarapan, dia bangun lebih dulu dari Kris. Sedangkan Kris masih di dalam kamar, bersiap untuk pergi ke kantor.Setelah semua makanan siap, Liora berniat untuk memanggil Kris yang masih ada di kamar. Dia kemudian berjalan menuju kamar. Sesampainya di kamar, dia mendapati Kris yang sedang bersiap. Sepertinya Kris sedang kesulitan memasang dasi."Apa kamu butuh bantuan?" tanya Liora yang sudah ada di depan Kris.Kris yang menyadari adanya Liora pun sedikit tersentak, pasalnya Liora masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu."Ah tidak, aku tidak butuh bantuan saat ini" jawab Kris berbohong. Dia malu untuk mengatakan bahwa dia tidak bisa memasang dasi itu dengan benar."B

  • Story of Kris & Liora   Thirteen

    Sesampainya di kamar Kris, mereka berdua terlihat canggung. Mereka masih sama-sama duduk di ujung kasur, tidak ada yang berniat membuka suara."Apa yang harus aku lakukan?" fikir mereka dalam hati. Rasa canggung terus menghantui mereka."Ekhem" dehem Kris yang membuat Liora menengok ke arahnya."Apa kamu butuh sesuatu?" tanya Liora spontan."Emm, tolong ambilkan aku air minum itu" perintah Kris sambil menunjuk ke arah meja di samping tempat tidur mereka.Liora langsung beranjak dari duduknya, berniat mengambilkan segelas air untuk laki-laki yang sekarang sudah menjadi suaminya."Ini" ucap Liora sambil menyerahkan segelas air itu. Kris langsung meminumnya."Terimakasih" ucap Kris yang mendapat anggukan dari Liora."Sebaiknya kamu mandi dulu, tidak mungkin kan kamu akan memakai gaun itu terus?" ucap Kris menyarankan."hm iya" ucap Lio

  • Story of Kris & Liora   Twelve

    Hari ini adalah hari spesial bagi keluarga Kris dan Liora. Hari ini, semuanya akan berubah, mulai dari hari-hari mereka hingga status mereka. Kehidupan yang sebenarnya akan dimulai, kehidupan dimana ujian yang sebenarnya datang, dan kehidupan dimana dua insan akan terikat oleh ikrar pernikahan.Kris dan Liora sedang bersiap, mereka ada di kamar yang terpisah. Wajah Liora sedang di olesi make up, di bantu oleh Rena dan perancang rias yang sudah ditugaskan oleh Rena."Apa sudah selesai?" tanya Liora yang merasakan tidak ada lagi gerakan alat make up di wajahnya."Sudah, berbaliklah nak, kami semua ingin melihat kecantikanmu" ucap salah satu penata rias, karena yang di tugaskan oleh Rena ada 2 orang.Dengan perlahan, Liora berdiri dan membalikkan tubuhnya. Menampakkan body goals nya dengan gaun putih yang menempel pas di kulitnya. Olesan make up yang tidak terlalu tebal membuatnya semakin anggun dan cantik. Benar-benar

  • Story of Kris & Liora   Eleven

    Pernyataan Kris membuat Fahri dan Rena tersenyum bahagia. Mereka sudah tidak sabar melihat Kris dan Liora menikah. Tetapi di sisi lain, Rey justru telah hilang harapan. Hatinya seakan hancur, wanita yang dia cintai akan menikah dengan laki-laki lain yang merupakan sahabatnya sendiri. Apa dia harus mengikhlaskan Liora? Atau tetap berjuang mendapatkan malaikat di hatinya itu?"Alhamdulillah, mama senang dengernya" ucap Rena dengan senyum lebar. Kris dan Liora hanya tersenyum menanggapi.Rey memberanikan diri untuk melangkah ke arah mereka, dengan hati yang hancur, senyum yang di paksakan dan air mata yang di tahan agar tidak keluar."Hai om, tante" sapa Rey dengan senyum yang di paksakan."Loh ada Rey, sudah dari tadi Rey?" tanya Fahri yang menyadari ada Rey disitu."Baru aja om. Rey kesini pengen silaturahmi aja, sekalian ketemu sama om dan tante, katanya besok om sama tante balik ke Los Angeles ya?"

  • Story of Kris & Liora   Ten

    Kris dan Liora kaget bukan main, keduanya saling pandang, bergulat dengan fikiran masing-masing."Menikah? dengan Kris?" fikir Liora dalam hati."Menikah? dengan asistenku?" fikir Kris dalam hati.Secepat mungkin mereka memutuskan kontak mata, keduanya jadi salah tingkah."Kalian ini kenapa? kok kaget gitu sih. Seharusnya kalian itu senang dengan pernikahan ini, menunda nunda pernikahan itu tidak baik lo" ucap Rena menatap kedua insan di depannya."Ma, apa secepat itu?" tanya Kris ragu."Ini yang terbaik untuk kalian berdua, mama yakin kok kalau kalian bisa jadi keluarga kecil yang bahagia. Dan mama juga yakin kalau Liora nggak mau ngecewain ibu Liora kan?" ucap Rena meyakinkan mereka.Setelah mendengar ucapan Rena, Kris dan Liora kembali merenung. Mereka memikirkan hal yang sama.*Apa ini yang terbaik?*Apa kami bisa bahagia setelah menikah nanti?

  • Story of Kris & Liora   Nine

    Setelah Fahri dan Rena pergi, Kris berusaha untuk menenangkan Liora."Liora, lihat aku" ucap Kris lembut. Liora yang dipanggil pun menoleh ke arah Kris. Mata mereka saling bertemu, membuat jantung mereka berdebar lebih kencang."Berhentilah menangis, kamu ikhlaskan kepergian tante Dian, jika tante Dian melihatmu seperti ini, maka dia akan sedih, begitu juga dengan ayahmu. Kamu mengerti kan?" ucap Kris lembut, seperti seorang ayah yang sedang menenangkan anaknya."Tapii, aku sendiri, aku tidak punya siapa-siapa lagi di dunia ini" lirih Liora yang sudah mulai berhenti menangis."Siapa bilang kamu sendiri? Aku dan orang tuaku akan ada bersamamu, jadi jangan pernah merasa sendiri lagi, oke?" ucap Kris meyakinkan. Liora yang mendengar ucapan Kris pun mengangguk."Baiklah, sekarang kita keluar dulu, biarkan warga yang mengurus ibumu" ajak Kris sambil mengulurkan tangannya, Liora hanya bisa menuruti Kris,

  • Story of Kris & Liora   Eight

    Liora sedang menyiapkan makanan untuk Dian, karena tadi Dian bilang kepalanya mendadak pusing."Ibu makan dulu ya biar cepat sembuh" ucap Liora sambil duduk di samping Dian."Nak, jika ibu pergi kamu jaga diri baik-baik ya" ucap Dian yang membuat jantung Liora seakan berhenti."Ibu, jangan berkata seperti itu, Liora yakin ibu akan baik-baik saja, ini hanya sakit kepala biasa Bu" ucap Liora sambil meyakinkan Dian."Terserah kamu saja. Bisa ibu minta tolong?" tanya Dian dengan suara yang mulai lemah."Boleh Bu, ibu boleh minta apa saja ke, selagi Liora bisa pasti Liora lakukan" jawab Liora sambil tersenyum ke arah Dian.Jujur saja, melihat Dian dalam keadaan seperti ini, Liora seakan tidak kuat, tetapi demi ibunya, dia harus terlihat kuat."Tolong kamu suruh Kris dan Keluarganya kesini" ucap Dian sambil tersenyum."Tapi untuk apa Bu?" tanya Liora.

DMCA.com Protection Status